2 • Gelang Silver Entah Milik Siapa

1.1K 109 0
                                    

Hermione membuka lemari dan mengambil jubahnya, memakainya dan segera bersiap. Hari ini akan ada kelas rune bersama Slytherin, Hermione mendengus jengah memikirkan tentang asrama ular tersebut.

Hermione tau, sejak mereka membentuk Laskar Dumbledore, Umbridge juga membentuk timnya sendiri. Tim penyelidik yang isinya kebanyakan anak-anak dari asrama Slytherin.

Terutama Malfoy dan komplotannya. Musang platina itu begitu berambisi untuk menjebak Harry dan ikut menyeret ia dan Ron serta teman-temannya dalam hukuman Umbride.

Sudah cukup mereka harus menghadapi Malfoy selama 4 tahun kebelakang, sekarang dengan adanya Umbridge, segalanya makin menyebalkan. Malfoy dan Umbridge, benar-benar perpaduan yang cocok untuk membuat orang naik darah.

Hermione menatap dirinya, melalui pantulan cermin. Menghela nafas berat melihat rambut coklatnya yang megar.
Dengan susah payah, ia mengumpulkan rambutnya, mengikatnya dan mengelungnya. Membiarkan sisa anak rambut membingkai wajahnya.

Menarik nafas dalam, Hermione berharap, kali ini dia bisa menjalani hari sekolah yang tenang. Tolong jauhkan Umbride apalagi Malfoy dari radarnya, setidaknya setelah kelas rune dengan Slytherin selesai, atau mari berharap semoga Malfoy tidak masuk hari ini.

"Kau mengelung rambutmu hari ini? Itu bagus."

Hermione menoleh, melihat Lavender memasuki kamar dan mengomentari rambutnya. Hermione tersenyum pada gadis Brown tersebut. Jarang-jarang ada yang memuji rambutnya.

"Mau ke kelas bersama?" Hermione bertanya.

Lavender mengambil buku dari atas nakasnya. Mengangguk sambil tersenyum mengiyakan. Keduanya pun berjalan bersama menuju kelas rune kuno.

Profesor Bathsheda Babbling sudah berada di kelas. Beberapa anak Gryffindor dan Slytherin juga sudah duduk di meja mereka. Masing-masing memisahkan diri, duduk hanya dengan teman satu asrama. Hermione sempat melihat Malfoy duduk bersama Zabini di kursi paling belalang. Dia berlalu mengebaikannya.

Hermione duduk bersama Lavender tepat di bangku di depan Harry dan Ron. Dia melihat Prof. Babbling yang tengah sibuk memeriksa parkemen. Mereka menunggu beberapa saat sampai jam pelajaran ahkirnya dimulai dan pintu kelas ditutup setelah anak terahkir masuk.

"Oke anak-anak. Aku sudah menyiapkan manuskrip dari dongeng-dongeng lama. Kalian akan menerjemahkan aksara rune ini menjadi aksara inggris. Ini akan sangat mudah jika kalian berhasil menerjemahkan setengahnya dan mengenali dongeng tersebut."

Berlembar-lembar parkemen terbang dan meluncur ke masing-masing meja mereka. Hermione segera mengangkat parkemennya, sedikit mengenali beberapa kata pada baris pertama, tapi alisnya segera mengerut dalam saat melihat kata dibaris berikutnya.

"Kalian bisa mengerjakannya mulai dari sekarang, batas pengumpulannya adalah minggu depan..."

"Coba liat punyamu, Harry." Ron merembut parkemen Harry, wajahnya mendekat dan matanya membelakak seolah mencoba memindai aksara rune dari parkemen milik Harry dan Parkemen miliknya.

"...dan setiap orang, mendapatkan dongeng yang berbeda..." Profesor Babbling melirik Ron yang segera menegapkan diri dan mengembalikam parkemen Harry "mungkin akan ada dua orang yang mendapatkan dongeng yang sama."

Hermione bisa mendengar gumaman keluhan dari setiap anak. Gryffindor atau pun Slytherin.

Rune kuno memang bukan pelajaran yang mudah, bahkan anak secerdas Hermione Granger begitu sulit mempelajarinya.

"Mione, coba lihat punyamu."

Hermione menoleh ke belakang dan mengangkat parkemennya, menghela nafas pasrah memperlihatkan parkemennya pada Ron. Mendengar nafas berat pemuda itu, Hermione tau bahwa isi parkemen miliknya tidak sama dengan milik Ron.

Selama sisa jam pelajaran, semua anak tampak diam dan tenang, meski kadang-kadang terdengar gerutuan dan umpatan tidak disengaja. Mereka semua sibuk mengerjakan tugas rumit yang diberikan Profesor.

Saat kelas berahkir, Hermione baru bisa menerjemahkan 32 kata dan 7 simbol. Hermione mendapatkan lebih dari 100 kata dan 50 simbol. Jika hanya 100 kata, isinya pasti hanya setengah dari dongeng sebenarnya.

Hermione bangkit berdiri setelah membereskan peralatannya. Tapi kemudian sesuatu meluncur jatuh, menarik perhatian Lavender yang hendak beranjak pergi.

Gadis itu membungkuk, meraih benda yang rupanya adalah gelang silver yang Hermione temukan di ruang kebutuhan tadi malam.

"Gelangnya cantik, aku tidak tau kau suka aksesoris. Kenapa tidak dipakai?" Lavender memberikan gelang tersebut pada Hermione.

"Ini bukan--"

"Lav! Ayo!"

Lavender memberikan anggukan pada Pravati yang menunggunya di ambang pintu, sebelum menoleh kembali pada Hermione dan pamit pergi.

Hermione hanya bisa tersenyum tipis. Dia melihat gelang silver yang entah milik siapa ditangannya. Hermione baru sadar kalau dia tidak sengaja membawa gelang itu bersamanya.

"Hermione?"

Hermione memasukan gelang itu ke saku jubahnya, segera mendatangi Harry dan Ron dan pergi keluar dari kelas rune.

"Mr. Malfoy? Kelas sudah berahkir, lebih baik kau segera pergi ke kelas berikutnya," tegur Prof.Babbling ketika melihat satu-satunya murid yang tersisa.

Draco Malfoy adalah murid yang cukup cepat mempelajari rune, dia adalah murid yang giat, terkadang lupa waktu jika sudah serius.

Draco terkejut, menyadari hanya dirinya yang tinggal di kelas. Dia segera membereskan peralatannya dan lekas keluar. Prof.Babbling hanya bisa menghembuskan nafas berat.

Draco menemukan Blaise menunggunya di luar kelas. Pemuda Italia itu bersandar sok keren di dinding. Menoleh saat menyadari kehadiran Draco.

"Bagaimana? Terjemahannya sudah selesai?" Blaise menyindir dengan seringaian. Draco mendenguskan hidung dan berlalu melewati pemuda Zabini tersebut.

"Aku mendapatkan isi yang sama dengan Daphne, parkemenmu mungkin punya pasangan juga," ujar Blaise.

"Tidak perlu, aku sudah tau dongeng apa yang ku dapat," kata Draco dengan senyum bangga.

Blaise mengerutkan alisnya "dan apa itu?" Tanyanya penasaran.

"Aku tidak perlu memberitaumu, kan?" Draco mengangkat satu alisnya. Blaise segera menanggapi dengan memutar bola mata malas. Bicara dengan Draco memang menyebalkan.

Kelas berikutnya adalah Herbologi yang akan dihadiri bersama Hufflepuff. Draco dan Blaise harus pergi ke asrama lebih dulu untuk mengambil tanaman yang menjadi tugas mereka minggu lalu.

Mereka bertemu Pansy, Theo dan Daphne di pintu masuk asrama.

"Terpengaruh Rune lagi?" Ujar Theo sembari tersenyum geli. Draco mengabaikannya setelah memberikan delikan tajam padanya.

Pansy mencegat Draco saat ia dan Blaise hendak masuk ke dalam asrama "Nanti sore ada rapat prefek," kata Pansy memberi tau. Draco mengangguk singkat, melanjutkan langkahnya memasuki asrama.

To Be Continued

Jangan lupa vote dan komentarnya~

ʟᴏsᴛ ᴀɴᴅ ғᴏᴜɴᴅ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora