Christan meletakkan zeniya diatas kasurnya, berjalan menuju kulkas, mencari segelas susu.
Zeniya mengeluhkan kondisi ekonomi nya, dia sangat mabuk, dia tak menyadari apa yang dia ucapkan.
Christan mendengar kan dengan antusias semua keluhan zeniya.
" ini minum... Sadarlah dan pulang lah"ucap Christan memberikan segelas susu itu, Zeniya menatap mata Christan.
"Apa yang harus aku lakukan agar kau senang? " tanya Zeniya, Christan terdiam dan meletakkan susu itu diatas meja.
"Kau yakin akan melakukan apa yang kuinginkan? " tanya Christan tersenyum sembari mendekatkan wajahnya ke wajah zeniya.
Zeniya mengangguk, "kalau begitu.. Kiss me" ucap Christan, zeniya terdiam, Christan tersenyum.
"Sudah kukatakan kau tidak mungkin mau.. Sudah lah lupakan.. Minum ini dan pulang lah" ucap Christan tersenyum.
"Aku mau melakukan nya... Tapi.. Aku tidak tau bagaimana cara memulainya... Karena aku tidak pernah melihat ada perempuan yang menciun duluan.. " ucap Zeniya.
"Kau ingin aku yang memulai duluan? " tanya Christan memperhatikan wajah zeniya.
Zeniya diam dan mengangguk.
"Hei Zeniya.... Aku tanya sekali lagi.. Apa kau yakin dengan hal ini?... Aku tidak ingin kau menyesalinya san melupakannya.. " ucap Christan melepas kancing jas nya.
Zeniya menatap Christan, mengangguk untuk kesekian kali nya.
"Baiklah.. Aku harap setelah kejadian ini... Kau tidak menghindari ku.. " ucap Christan mencium Zeniya.
Tanpa sadar Zeniya meneteskan air mata, dia tidak ingin melakukan hal ini.. Tapi keadaan lah yang memaksanya.
Christan mengusap air matanya, "kuharap kau tidak menyesali hal ini... Karena aku tidak akan berhenti di tengah-tengah dan tidak akan pernah melepaskan mu" ucap Christan.
Christan mencium bagian leher zeniya dengan ciuman yang membuat zeniya terangsang.
"Zeniya.. Kau berhasil.. Membuat ku tergila-gila" batin Christan.
Malam itu adalah malam yang sangat menyakitkan untuk zeniya.
YOU ARE READING
Yes.. you are only mine
Actionovalia zeniya, seorang gadis yatim piatu , dan memiliki 2 orang adik laki-laki kembar yang duduk dikelas 3 SD, karena ekonomi yang sangat memprihatinkan zeniya terpaksa bekerja dengan 2 pekerjaan yang gajinya tidak seberapa, seorang teman menawariny...
