1

118 15 0
                                    









_______________________________________








Sunghoon sedang berdiri di pinggir jembatan Mapo yang dilntasi sungai Han. Tatapannya kosong seolah tak ada jiwa yang bersemayam di tubuhnya.

Sudah hampir setengah hari ia berada di sana. Bahkan matahari pun telah lelah bersinar.

Sunghoon menghela napas dan mengusap wajahnya dengan kasar. Ia mengambil ponselnya, menatap sekilas, lalu melemparkannya ke dalam sungai Han.

Tak apa, pikirnya. Toh hidupnya kini sudah hancur. Tidak akan ada lagi yang peduli dan mencarinya.

Ohh... mungkin ada. Polisi barangkali.

Ia menertawakan dirinya. Betapa bodohnya seorang Park Sunghoon. Sudah ditipu teman, ditipu pacar pula.

Sunghoon menundukkan kepalanya, mengingat-ingat kejadian baru-baru ini yang membuatnya seperti tertembak di kepala.

Dimulai dari kekasihnya yang mengaku hamil dengan sahabatnya, padahal mereka sebentar lagi menikah. Lalu penggelapan dana diperusahaannya, dimana dia dituduh sebagai dalangnya. Sampai pada orang tuanya yang meninggal setelah mengalami kecelakaan tak lama dari ia menerima panggilan dari kejaksaan atas kasus suap itu.

Yang ia butuhkan disaat terpuruknya itu adalah dukungan dari orang-orang terdekatnya. Tapi mereka malah meninggalkannya secara serentak.

Sunghoon menoleh ke samping. Di sana ia melihat patung perunggu dengan figur seorang lelaki memberi semangat pada temannya yang sedang bersedih.
Tertulis dibelakangnya 'Teman, pikirkanlah sekali lagi'.

Ia lalu tersenyum gamang. Bahkan seorang patung pun masih memiliki teman untuk menyemangatinya.

Sekali lagi Sunghoon menatap sungai Han yang tenang. Hatinya masih ragu, tapi raganya sudah ingin berada didekapan air.

Akhirnya, ia menutup matanya, menarik napasnya dalam-dalam, dan...



































BYUUURRR!




































Suara dentuman keras membuat sungai Han meriakan airnya.

Napasnya tercekat untuk beberapa saat. Rasa panik menguar di tubuhnya karena kekurangan oksigen. Kakinya meronta dengan kedua tangan memegang lehernya. Ia menangis, namun air matanya sudah bercampur dengan air sungai.

"Tuhan, aku belum ingin mati," lirihnya.

Tatapannya mulai nanar. Kesadarannya pun mulai hilang perlahan.

Darr! Darr! Darr! Duaaar!

Suara kembang api bergema di seluruh kota.

"Happy New Year!"

Sorak orang-orang yang berada di sekitar sungai Han dengan backsound lagu New Year's Day -- Taylor Swift.

🎶
Don't read the last page
But I stay when it's hard, or it's wrong, or we're making mistakes
I want your midnights
But I'll be cleaning up bottles with you on New Year's Day~
🎶

"Semoga kehidupanku lebih baik dikehidupanku yang berikutnya..." bathinnya sebelum ia benar- benar kehilangan kesadarannya.




.
.
.
.
.
.
🕴🕴🕴
.
.
.
.
.
.
.







LIVE A LIFE AS A GRIM REAPER | SunghoonWhere stories live. Discover now