2

87 10 3
                                    

Hai jangan lupa vomentnya 😘






_______________________________________














3 tahun kemudian.











"Ibuuuuuu!" Jeritan pilu mengisi seluruh ruangan IGD itu.

Anak itu tertunduk meratapi kepergian ibunya untuk selamanya. Ayahnya hanya memeluk anaknya yang terisak dengan tatapan sendu. Beberapa perawat melepas selang oksigen dan infus yang masih terpasang di tubuh pasien.

Dan seorang malaikat maut berdiri di depan brankar dengan tatapan datar.

"Song Jin Yi, 54 tahun. Meninggal karena kecelakaan tabrak lari. 21 april 2022, 14.15 KST." Ucapnya begitu melihat arwah Song Jin Yi keluar dari tubuhnya.

"Bolehkah saya di sini sebentar, tuan malaikat? Saya ingin melihat anak saya untuk terakhir kalinya dari jarak dekat."

Malaikat maut itu pun mengangguk, "Tidak lebih dari 5 menit."

"BEN! TANGKAPPP!" Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari ujung lorong.

Ben, si malaikat maut yang sedang menunggu arwah Song Jin Yi pun menoleh melihat rekannya sedang mengejar arwah yang kabur.

Dengan sigap ia membantu menangkap arwah yang kabur itu. Mengikatnya dengan borgol api agar arwah itu tidak kabur lagi.

"Hah! Hah! Ma-kasih! Hauhh! Gilahh!" Ucapnya sambil mengatur napasnya yang tersengal.

"Lain kali hati-hati, Will." Ben memperingati rekannya dengan nada datar. "Repot urusannya kalo sampe hilang."

"Iya, iya ga lagi! Yaudah mana sini arwahnya."

Ben menyerahkan arwah kabur tadi, lalu segera menyelesaikan tugasnya dengan arwah Song Jin yi yang tadi sempat ia abaikan.

"Ayo, sudah waktunya."

.
.
.
.
.
.
🕴🕴🕴
.
.
.
.
.
.


Cafetaria RS Seoul.

"Haneul!" Panggil lelaki itu pada perempuan yang sedang menyesap kopinya.

"Oppa sini." Haneul memberi isyarat pada lelaki yang memanggilnya itu untuk mendekat.

"Kenapa kamu makan sendiri, heii..." lelaki itu mendekat sambil membawa nampan makannya.

"Lagi pengen aja."

"Gimana seminarnya?"

"Seru sih! Cuma males bikin jurnalnya itu looooh." Haneul mengerlingkan matanya.

Lelaki itu terkekeh.

"Oppa sendiri gimana operasinya dengan prof Hwang?"

"Lancar."

"Seriuss? Prof Hwang bukannya galak ya?"

"Oppa kan pinter! Mana berani beliau marah-marah sama anak emasnya ini."

"Eiiyyy.... kalo ga sombong bukan Heeseung oppa namanya!" Cibir Haneul sambil menyentil kening Heeseung.

"Sudah, cepat habiskan makananmu! Bukannya IGD sedang ramai ya?"

"Ah, benar!" Haneul memasukkan suapan terakhirnya lalu meminum kopinya dengan cepat. "Oppa, aku duluan!"

Haneul sedikit berlari membawa nampan kosongnya ke bagian sampah dan piring kotor dan segera berlalu meninggalkan cafetaria.

Heeseung hanya tersenyum sambil menatap punggung sempit Haneul yang semakin menjauh, gadis yang ia kagumi sejak kuliah di Fakultas Kedokteran.

Saat ini Heeseung menjadi dokter residen tahun ketiga di RS Seoul, sedangkan Haneul, ia masih seorang dokter magang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 02 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LIVE A LIFE AS A GRIM REAPER | SunghoonWhere stories live. Discover now