Mengantar pulang

47 25 46
                                    

"Buat apa?"

"Buat berteman, boleh?"

"Maaf, tapi kita baru kenal. Dan hal yang kamu minta tidak bisa saya kasih. Permisi."

Tak lama setelah Khanza meninggalkan Ael, Tania datang dengan tiga novel yang sudah ia peluk di tanganya.

"Siapa Kak?" tanya Tania

Ael berbalik badan, menghadap kepada Tania. Namun, bukannya menjawab pertanyaan Tania justru Ael mengajaknya pulang.

"Ayo balik."

"Dih! Masa balik sii katanya tadi yang lama, aku baru dapet tiga novel Kak," protes Tania

"Bodo amat pokoknya sekarang pulang, ayo." Ael menarik tangan Tania menuju kasir.

Setelah selesai membayar mata Ael menelusuri sekitar, berharap masih ada keberadaan Khanza.

"Nyari siapa sih, Kak?" tanya Tania

"Nggak, udah ayo balik."

"Aneh banget...."

*****


"Assalamualaikum," salam Khanza dari teras ndalem.

Dari jarak beberapa meter sudah terlihat ada tiga orang laki-laki yang sedang berbincang-bincang di teras rumahnya.

Abah Zubair, Gus Bilal, dan Gus Huda.

"Wa'alaikumussalam," jawab ketiganya kompak

Khanza menyalimi punggung tangan Abah Zubair dan Gus Bilal, sedangkan untuk Gus Huda Khanza hanya menyatukan telapak tanganya, bersalaman tanpa menyentuh.

"Dari mana, Dek?" tanya Bilal

"Dari Gramedia Bang, habis beli perlengkapan kuliah dan beberapa buku," jawab Khanza.

Gus Bilal menangguk paham dan hanya ber-oh ria saja.

"Yaudah kalau gitu, Khanza perimisi masuk dulu"

*****


Setelah mengerjakan ujian, Khanza dan Maya––Sahabat Khanza–– memutuskan untuk ke kantin.

"Za, lo tau nggak sii?" tanya Maya heboh

Khanza hanya menoleh sekilas kepada Maya, kemudian kembali menatap jalan di depanya.

"Di Fakultas sastra inggris ada anak baru, gwaaanteng bangett," ucap maya

"Katanya," lanjutnya.

"Baru katanya kan?" ucap Khanza

"Ya iya sii, tapi gue udah liat orangnya, emang beneran ganteng banget, Za." ujar Maya

Khanza hanya berdecak malas dan melanjutkan tujuan utamanya.

"Za." panggil Maya menepuk pundak Khanza.

"Itu," tunjuk Maya

Khanza menoleh kepada arah yang maya tunjuk. "Itu anak barunya, ganteng kan?"

Ael yang tengah duduk pada bangku ke empat dari belakang Khanza, menyapa Khanza dengan senyumnya.

Khanza menetralkan pandanganya dan kembali menghadap depan.

Kokk dia bisa di sini? batin Khanza

"Kan...  terpesona kan lo sama kegantenganya." ucap Maya

Dengan cepat Khanza menggeleng ."Nggak, biasa aja."

*****


"Assalamualaikum Bang, masih lama kah?"

"Kayaknya iya dek, kamu pulang naik taxi aja deh, ya."

TABUWhere stories live. Discover now