07 Mengakhiri

202 22 2
                                    

6 bulan sudah berlalu, waktu ternyata berjalan begitu cepat. Hari ini rencananya Hyunjin akan mengakhiri hubungannya dengan Minho. Dia hendak akan menemui Minho dan mengakhiri semuanya. Namun justru Minho menghampirinya lebih dulu sebelum Hyunjin. Tapi ada yang berbeda dengan pandangannya pada Hyunjin. Minho terlihat seperti kesal marah, bahkan matanya sudah seperti ingin mengeluarkan air mata, Hyunjin bisa saja menanyakan apa yang sudah terjadi dengan Minho, kenapa dia terlihat kesal dan marah, namun niatnya ia urungkan. Hyunjin hanya ingin segera mengakhiri semuanya. Dia tidak sanggup menyakiti Minho lebih dalam lagi.

"Hyunjin, aku ingun berbicara denganmu, ikut aku." Ucap Minho menarik tangan Hyunjin kasar menuju rooftop kampus.

Sesampainya di rooftop, Hyunjin menghempaskan tangannya yang sedang ditarik Minho tidak kalah kasar.

"Ck, apa sih lo, maen tarik tarik tabgan gue aja, sakit tahu..!!!" - Hyunjin.

"Ini apa?" Minho menunjukkan beberapa foto di hp nya, disana terlihat Hyunjin sedang berciuman dengan seorang wanita, beberapa foto lain juga menunjukkan Hyunjin tengah berjalan bersama seorang wanita dengan tangan yang Hyunjin sampaikan di pundak wanita tersebut, ada lagi foto yang menunjukkan dirinya tengah bergandengan tangan dengan seorang wanita. Dalam gambar tersebut terlihat Hyunjin yang tersenyum bahagia.

Sementara Hyunjin, dia tidak tahu siapa yang sudah mengirimkan foto foto itu pada Minho. Hyunjin ingin berterimakasih pada orang yang sudah mengirimkan foto tersebut pada Minho. Hyunjin jadi tidak perlu memikirkan alasan lain untuk memutuskan Minho.

"Bisa kau jelaskan apa semua ini?" - Minho.

"Menurut lo?" - Hyunjin

"Apa ini yang membuatmu selama beberapa bulan ini berubah?" - Minho

"Maybe?" - Hyunjin.

"Neon jjinjja we geureonya?. Seharusnya sejak awal aku tahu jika perasaanmu padaku berbeda dengan perasaanku padamu. Kau tidak benar benar menyukaiku saat itu, iya kan? Sejak awal memang sepertinya hanya diriku saja yang berjuang sendiri. Aku benar benar lelah. Bahkan sejak awal aku tidak pernah memahami sikapmu yang selalu saja berubah berubah. Kau ini orang yang seperti apa sebenarnya. Aku kekasihmu tapi memahami sikapmu saja aku tidak bisa. Kau sendiri juga yang seolah tidak mengijinkanku untuk mengetahui sikapmu yang sebenarnya. Aku bahkan menceritakan kecelakaan yang sempat menimpa diriku semasa kecil. Tapi kau? Kau bahkan tidak pernah ingin membagi rasa sakitmu padaku. Sebenarnya selama 6 bulan ini, kita ini apa? Apa aku benar kekasihmu?" - Minho.

"Kalau begitu kita akhiri semuanya." - Hyunjin.

"Itu bukanlah jawaban yang aku inginkan Hyunjin..!!! Tidak bisakah kau menjelaskan semuanya saja...!!!?. Aku hanya ingin mendengar penjelasanmu Hyunjin-ah." - Minho.

"Jika aku menjelaskan semuanya, apakah akan ada yang berbeda? Tidak akan ada yang berubah sekalipun aku menjelaskan semuanya." - Hyunjin

"Kalau begitu, biarkan aku bertanya 1 hal padamu. Pernahkan kau sedikit saja merasa berdebar karena diriku? Semua perlakuanku yang kuberikan padamu, perhatianku, pernahkan sedetik saja perasaanmu ikut merasakan apa yang kurasakan setiap kali kita menghabiskan waktu bersama?" - Minho

"Tidak ada. Sedetikpun aku tidak pernah merasakannya, maaf." - Hyunjin.

"Lalu, semua kebaikanmu, perhatianmu padaku saat itu? Apa semuanya palsu?" - Minho.

"Tidak. Itu benar benar nyata. Tapi saat itu aku melakukannya hanya karena aku menghormatimu sebagai seniorku. Anggap saja itu adalah sopan santunku pada seniorku. Terlebih saat itu statusmu adalah kekasihku. Benar bukan? Bukankah aku juga sudah pernah bilang aku akan memperlakukanmu dengan baik selama  kau menjadi kekasihku, tapi bukan berarti aku memiliki perasaan yang sama denganmu. Apakah jika seseorang ingin memberikan perhatian dan menunjukan kebaikannya pada orang lain harus didasari dengan perasaan? Siapapun bisa saja melakukannya, terlepas orang itu adalah kekasih atau bukan. Benarkan?" - Hyunjin.

"Neon jjinjja napeuneomiguna. Jjinjja seureginae." - Minho.

"Kupikir kau sudah tahu jika aku memang orang yang seperti itu. Gosip di kampus mengenai diriku juga banyak diumbar bukan? Hampir semua mahasiswa tahu aku ini orang yang seperti apa. Hanya kau yang tidak mengetahui rupanya?" - Hyunjin.

"Aku tahu. Hanya saja saat itu aku yakin kau bisa berubah menjadi pria yang jauh lebih baik. Ternyata aku bodoh." - Minho.

"Seonbae, bagaimana bisa orang merubah sikapnya menjadi lebih baik dengan cepat. Terlebih lagi saat itu kita tidak terlalu mengenal. Bagaimana bisa kau menilai seseorang begitu cepat." - Hyunjin.

"Baiklah, jika itu maumu. Kita akhiri semuanya sesuai keinginanmu. Dan terimakasih untuk kebahagiaan yang kau berikan selam 6 bulan ini." - Minho.

"Eoh, sama sama. Membahagiakan orang lain juga merupakan suatu kebaikan." - Hyunjin.

"Napeunneom". - Minho.

Minho pun pergi meninggalkan Hyunjin, setelah kepergian Minho, wajah dingin Hyunjin berubah menjadi wajah yang menampilkan tatapan penuh kesedihan. Minho memang merasakan kepedihan setelah Hyunjin memutuskannya, tapi disini Hyunjin jauh lebih sakit karena harus membohongi perasaanya sendiri. Sejak awal hubungannya dengan Minho dimulai dengan tidak baik, karena itu berakhir pun dengan cara tidak baik seperti ini. Menurutnya, Minho jauh lebih pantas mendapatkan pria lain yang jauh lebih baik dibanding dirinya, karena itu perpisahan ini juga merupakan keputusan yang terbaik bagi mereka berdua.

Beberapa jam setelah Hyunjin mengakhiri hubungannya dengan Minho, ketiga sahabatnya menghampirinya dan mulai angkat bicara.

"Cie.. akhirnya dapet juga mobil baru, kwkw. Selamat jin" Ucap Jisung.

"Ck, berisik lo. Heh Xia, lo inget kan perkataan lo waktu itu. Sesuai perjanjian, mana mobil baru gue? Jangan bilang lo belum beli" - Hyunjin

"Si anjing, emang belum beli lah, kan aturannya emang lo sendiri yang harus milih, gue mah tinggal ngasih duitnya aja." - Alexia.

"Kalo gitu abis selesai kelas kita ke sorum mobil. Bener ya gue bisa milih mobil yang paling gue pengenin, berapapun harganya lo kagak boleh protes." - Hyunjin.

"Iya bawel. Btw tadi lo keren, pedes banget omongan lo sumpah. Minho Seonbae pasti sakit hati tuh." - Alexia.

"Lo denger? Sampe mana lo denger?" - Hyunjin.

"Iya lah, kan buat mastiin lo beneran mutusin Minho Seonbae apa kagak. Cuma gue gak denger semuanya, pas Minho Seonbae pergi, gue juga ikut pergi, biasa nyokap nelepon" - Alexia.

Seenggaknya Alexia gak ngelihat muka Hyunjin yang berawal dari tatapan dingin berubah jadi sorot mata yang menampakkan kesedihan setelah dirinya memutuskan hubungannya dengan Minho.

Dan Hyunjin pun akhirnya bisa mendapatkan mobil sport baru impiannya. Walaupun harganya gak ngotak, tapi Hyunjin mah kalem aja orang duitnya juga bukan punya dia, kwkw.

"Enak juga nih mobil, gila sih mesinya mulus banget." - Hyunjin.

"Iya lah orang mobil baru." - Alexia.

"Makasih ya Xia, yokshi Xia jjang.."- Hyunjin.

"Tapi selama 50 tahun, tiap lo ulang tahun gak gue kasih hadiah ya, ini aja harga mobilnya seharga beli 5 mobil sport. Bisa aja lagi milihnya lo. Sekali milih dapetnya yang paling mahal." - Alexia.

"Gue mah gak pernah minta hadiah ulang tahun dari lo, lo ya aja yang inisiatif ngasih kado buat gue. Jangan 50 tahun, setiap tahun pun gpp gue gak dikasih kado juga, kwkw. Kalo mau ngado cukup kasih kado do'a aja, bisr gue gk kelamaan ngejomblo." - Hyunjin.

"Si anjir, bisa aja lo, kwkw". - Alexia.

Hyunjin ini bukanlah tipe orang yang pintar mengekspresikan perasaannya. Karena itu dia selalu terlihat sama saja. Bahkan ketika dia sedang bersedih pun dia tidak akan menunjukkannya pada orang lain termasuk sahabatnya sendiri. Cukup dia dan tuhan yang tahu. Hyunjin memang terlihat bahagia saat ini walaupun dia baru saja putus dengan kekasihnya, tapi bisa dijamin pas nyampe apartemennya bisa dipastikan Hyunjin kembali memasang sorot mata kesedihannya itu.

Berbicara soal apartemen Hyunjin, saat Hyunjin memutuskan Minho, dia langsung mendatangi apartemen Hyunjin dan dengan segera mengemas pakaiannya sampai tidak ada yang tersisa. Minho berencana akan kembali ke apartemennya sendiri. Tidak apa, kan memang sejak awal itu bukan apartemen miliknya, melainkan milik Hyunjin. Minho tahu diri.

Dominant Change : Hyunjin × MinhoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora