0.4 𝙆𝙊𝙏𝘼𝙆 𝘽𝙀𝙆𝘼𝙇

137 81 89
                                    

                                Hai haii!!
           Kembali lagi dengan cerita raa,
   Sebelum membaca di persilahkan dulu
    Untuk vote and komen nya ya, semoga         chapter ini memuaskan dan ngefael,       
                    Sekian Terima gaji.

                    •°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

0.4 𝙆𝙊𝙏𝘼𝙆 𝘽𝙀𝙆𝘼𝙇.

                    |••𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈••|

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                    |••𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈••|

Keadaan meja makan begitu hening tak bersuara,hanya petikan jarum yang terdengar memecahkan kesunyian di meja makan, ditambah suara gemuruh nya hujan deras yang mengalun indah di telinga.

"Ahh..., sudahlah lebih baik kau sekarang tidur, bapak juga akan kembali ke kamar." Ucap bapak lirih hampir tak terdengar karna deras nya suara hujan yang mengguyur permukiman.

"Pak apa Darya salah menanyakan hal itu kepada abang?"tanya Darya terus memainkan kuku jari nya.

Mendengar perkataan sang anak seketika membuat bapak menghela nafas panjang ,"Lupakan lah, lebih baik istirahat kan dirimu Darya" jawab nya lalu beranjak pergi dari sana,meninggalkan Darya seorang diri yang masih berkecamuk dengan isi pikiran nya.

Anak itu tersenyum miris, membuang nafas kasar,tanpa diminta setetes air mata berhasil lolos mengalir indah di pipi pucat nya.

"Kenapa kau menangis Darya?padahal dirimu sendiri yang salah" ujar nya kepada diri sendiri dengan suara lemah.

"Darya harus meminta maaf kepada abang sekarang" ujar nya lagi, dengan kepala mengangguk yakin,perlahan ia mulai beranjak dari duduk nya merajut langkah ke arah kamar.

Kaki nya mendadak kaku ketika hendak melangkah ke dalam kamar, ada rasa bersalah menyerang hati nya,karena telah menganggu pikiran sang kakak dengan bertanya hal bodoh seperti tadi.

Setelah mengumpulkan keberanian, perlahan Darya melangkah kan kaki nya memasuki kamar, terlihat di sudut kamar Danu sedang sibuk dengan berbagai lembaran kertas di depan nya.

"Ba-bang" Panggil Darya lembut, dengan kepala yang ditundukkan dalam.

Tak ada sahutan terdengar dari sang kakak,membuat Darya menghembuskan nafas panjang. "Darya minta maaf"Lanjut nya lagi.

"Hmm..." hanya terdengar deheman dari Danu,seketika membuat kepala bocah itu langsung mendongak, menatap ke arah sang kakak dengan binar.

"Abang maafin Darya? " tanya Darya kegirangan.

"Iya" jawab nya singkat, berhasil membuat Darya bahagia bukan main, dengan senyum lebar bocah itu beralih memeluk sang kakak dengan begitu erat.

"Terimakasih bang, Darya janji tidak akan bertanya seperti itu lagi hihi" ujar nya diiringi kekehan kecil di ujung kalimat.

Darya Dewantara (On Going)Where stories live. Discover now