Tertunda

190 18 8
                                    




~|~

-enjoy the story
-Sorry if it's not fun
-Sorry if there are spelling words wrong







Vivian pagi ini telah siap dengan pakaian formalnya, Winter yang baru bangun terperangah karena gadis itu bilang ia diberikan libur selama satu bulan.

"Kemana?" Tanya Winter menyiapkan kopi americano untuk Vivian, itu karena dirinya diberitahu oleh ibu mertuanya tentang kebiasaan dan kesukaan Vivian

"Kantor, ada rapat mendadak yang harus aku datangi, maaf liburan kita tertunda satu bulan kedepan. Tapi, Mommy berjanji kita akan pergi ke Swiss bulan depan" ucap Vivian, ia memakan serealnya lalu menyeruput kopi yang dibuat oleh istrinya itu

"Sangat pas, darimana kau belajar membuat americano?" Tanya Vivian

"Saat SMA aku bekerja paruh waktu disebuah cafe kopi menjadi barista, ini sudah menjadi keseharian" ucap Winter, Vivian hanya mengangguk lalu mengambil cepat tas laptop nya

"Aku pergi dulu, jangan keluar rumah sendirian, dan jangan biarkan orang asing masuk" ucap Vivian memperingati gadis itu, Winter mengangguk mengerti lalu mengantar Vivian menuju pintu depan, lalu gadis itu berlari menuju lift
















Winter menatap tak minat televisi yang menyala didepan nya, terlibat keheningan dengan Vivian lebih menyenangkan daripada harus kesepian di apartemen ini, ia tak tahu harus melakukan apa lagi, makanan sudah siap, apartemen sudah bersih dan rapi, kamar pun sama, lalu apa yang akan ia lakukan sekarang? Winter berjalan gontai menuju kamar dan berbaring di atas ranjang, dirinya menelpon sahabatnya yang berkemungkinan juga sedang bekerja.

"Ada apa bocah?"

"Aku bukan bocah Ryu" peringat Winter pada sahabatnya yang terkekeh diseberang sana

Winter pun memulai obrolan dengan Ryujin, sahabatnya. Mereka juga membuka sesi curhat walaupun hanya tersambung lewat telepon karena Ryujin sedang berada di Jepang untuk bulan madu, dan hari ini dirinya tidak kemana-mana bersama sang istri karena baru saja melakukan hubungan seks tadi malam, itulah yang dapat Winter tangkap dari cerita sahabatnya itu.

"Bagaimana caranya dirimu mengajak Chaeri berhubungan?" Tanya Winter, ini mungkin memang privasi Ryujin, tetapi Winter benar-benar membutuhkan referensi dari temannya ini

"Yaa aku hanya mengajaknya jalan-jalan selama 2 hari, lalu dihari ketiga pada malamnya aku mulai melancarkan aksi, dan ya....terjadi begitu saja"

Jawaban sederhana Ryujin tidak bisa membuat Winter puas, oh ayolah! Istrinya itu tidak pernah menyentuh perempuan, tentu saja itu akan gagal. Ya, Winter tidak memiliki pikiran seperti Vivian yang memikirkan Honeymoon hanya sebatas healing biasa saja, Winter memikirkan bagaimana caranya mereka bisa melakukan sesuatu yang umum terjadi pada sebuah pernikahan. Jika dibilang Winter mesum, tentunya tidak! Ini sifat alami setelah terjalinnya pernikahan, tentu saja ia tergoda dengan tubuh istrinya itu, tetapi tidak berani karena ia masih sayang nyawa. Jadi, ia tidak bisa melewatkan Honeymoon ini.

"Apa ada cara lain?" Tanya Winter, Ryujin mendengus

"Memangnya untuk apa kau bertanya tentang ini, biasanya tidak peduli tentang aku dan Chaeri. Apa kau juga akan pergi honeymoon?"

"Iya, rencananya bulan depan aku dan Vian mau pergi ke Swiss" jawab Winter, Ryujin berdecak kagum lalu mengucapkan selamat pada nya, padahal tidak ada yang istimewa sama sekali

"Vian tidak pernah berhubungan dengan perempuan kan? Kau bisa mengajaknya minum terlebih dahulu, ya...jangan sampai mabuk berat karena dia akan melupakan kejadian malam itu, buat dia setengah sadar, atau pancing dengan obat perangsang, ia akan tergoda setiap dirimu menyentuh kulitnya"

Touch Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang