Special Chapter : Thank you, 2023!

155 17 14
                                    

Hi, guys! Apa kabar?

Maaf aku menghilang hampir 3 bulan. Jadi, karena draft lanjutannya belum beres, aku bikin selingannya dulu, ya.

Disclaimer! Chapter ini gak nyambung sama chapter sebelum-sebelumnya. Jadi, kalo kalian belum sempet baca chapter 7, gak akan jadi masalah kalo kalian mau baca chapter ini duluan.

Btw, tolong sempetin buat baca cuap-cuapku di akhir, ya. Enjoy!!

⚠️ A very long, long chapter. So, tolong bacanya pelan-pelan aja, okie?

tw // harsh words, lots of cursing.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.

"Bang, kata Bang Lepi entar lu yang belanja sama Mas Terry dan Bang Ihaq."

Samuel, orang yang diajak bicara oleh Ruri barusan menolehkan kepala pada bocah tersebut sembari mengacungkan jempolnya. Ia kemudian menaruh mangkuk bekas ia makan barusan ke wastafel dan langsung mencucinya. Ruri yang tadi datang dari pintu belakang langsung kembali berbalik setelah berhasil menyampaikan amanat yang diberikan oleh Fahlefi untuk Samuel itu.

Jadi, malam ini seluruh anak kosan akan mengadakan acara barbeque party atau lebih gampangnya bakar-bakaran, dalam rangka menyambut pergantian tahun. Ide ini diluncurkan oleh sang pemilik kosan yang kemudian disetujui oleh seluruh anak kos karena kebetulan di tahun ini para penghuni kosan sepertinya memilih untuk menyambut tahun baru di rumah keduanya a.k.a kosan daripada di rumah mereka masing-masing.

Semuanya berbagi tugas untuk menyiapkan acara bakar-bakaran nanti malam. Acara bakar-bakar kali ini pastinya akan sangat ramai karena tidak ada penghuni kos yang absen—ada sih beberapa, hanya saja jumlah yang berada di kosan kali ini lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penghuni kos yang absen—sehingga membutuhkan persiapan dari awal.

Seperti saat ini, meskipun hari masih cukup pagi, beberapa anak kos sudah ada yang berbenah dan menyiapkan tempat untuk nanti malam.

"Oh, lupa. Ajakin si Nares sama Bang Eja juga. Tadi sih gue denger si Nares masih turu jadi mintol aja Bang Eja buat gebukin." Ruri kembali menyembulkan kepalanya lewat pintu belakang untuk sekedar berteriak pada Samuel yang masih berada di tempat cuci piring.

Samuel lagi-lagi hanya menanggapi dengan mengacungkan jempolnya pada Ruri. Setelahnya, lelaki umur 18 tahun itu menghilang lagi dari pandangan Samuel.

"Muel, kamu ada liat si Ray gak?"

Kini terdengar suara dari arah belakang Samuel, ia yang sudah selesai mencuci piringnya langsung berbalik untuk melihat ke arah sang empu suara.

"Enggak, Mas. Masih di kamarnya kali," jawab Samuel dengan pelan pada si penanya, Harsa.

Harsa terlihat sedikit meringis, kemudian mengangguk. "Ya udah, nanti Mas cek ke kamarnya aja."

"Omong-omong, sariawan kamu udah diobatin belum? Kamu masih susah begitu ngomongnya," lanjut Harsa.

KOSAN ALIM :: enhypen w/ &teamWhere stories live. Discover now