*5*

173 25 10
                                    

Farka tampak memerhatikan perempuan itu dengan gemas saat Casandra memakan mie ayam dengan lahap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Farka tampak memerhatikan perempuan itu dengan gemas saat Casandra memakan mie ayam dengan lahap.

Dia tidak bisa menahan senyum melihat betapa nafsu makan Casandra begitu besar.

Setelah Casandra selesai makan, Farka dengan sigap memberikan segelas air dan vitamin kepadanya.

"Minum dulu vitaminnya," ujarnya, sambil memberikan gelas kepada Casandra.

Casandra mengambil gelas air dan meminumnya dengan berterima kasih kepada Farka.

Sejenak, mereka berdua saling bertatapan dengan rasa kehangatan yang tak terucapkan.

Kemudian, Farka membantu Casandra untuk berbaring dengan lembut, menutupinya dengan selimut agar dia merasa hangat dan nyaman.

"Bayiii kamu tidur yang nyenyak ya! Good night baby," bisik Farka lembut, mencium perut Casandra dengan lembut sebelum meninggalkannya.

Farka beranjak dari tempat tidur Casandra, mematikan lampu utama di kamar dan meninggalkan lampu tidur yang menerangi ruangan dengan cahaya redup.

Keheningan malam mengisi ruangan, menciptakan suasana yang damai dan tenang.

Setelah memastikan kasur dan lampu dalam keadaan yang diinginkan, Farka keluar dari kamar Casandra dan menutup pintu dengan lembut.

Dikamar itu menyisakan Casandra sendiri, terbaring di ranjangnya dengan perasaan yang campur aduk. Ia menatap langit-langit kamar dengan tatapan sayu, pikirannya dipenuhi oleh keraguan dan ketakutan.

"Tenanglah, Casandra," gumamnya pelan, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. "Dia hanya baik kepada bayimu. Dia hanya merasa kasihan padaku. Besok, aku harus segera pergi dari sini."

Namun, dalam keheningan yang mencekam, Casandra tidak sadar bahwa air matanya mulai menetes lagi.

Kelelahan yang membebani tubuhnya pun membuatnya merasa mengantuk yang tak terelakkan.

Akhirnya, dengan mata yang sembab dan pikiran yang kacau, ia terlelap dalam tidurnya yang lelah.

Sementara itu, Farka turun dari tangga sambil menelepon seseorang. Suara bisiknya terdengar di sepanjang lorong.

"Pak pengacara! Saya punya tugas buat anda! Tentang penceraian seseorang yang menjadi korban KDRT," gumamnya dengan berusaha menjaga privasi pembicaraan mereka.

Namun, Farka tidak menyadari bahwa dirinya sedang diamati oleh Zerlya, maminya dan Ezhard, Dadinya yang menunggunya di ruang tengah.

Mereka memperhatikan dengan hati yang berdebar-debar berkecamuk dengan emosinya.

"Farka!" teriak Zerlya,

Farka sontak menghentikan pembicaraannya di telepon dan memasukkan kembali smartphonenya ke dalam saku.

"Eh tumben, Mami Dady pulang cepet!" ucap Farka dengan rasa heran saat melihat kedua orang tuanya pulang lebih awal dari biasanya. Mereka berdua terlihat tegang dan serius, wajah mereka mengungkapkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Mereka berdua melemparkan tatapan tajam kepada Farka, seakan ingin mengatakan bahwa mereka tidak senang dengan sesuatu yang telah terjadi.

"Mana dia? Kata Bi Vina kamu bawa pacar kamu kesini?" tanya Zerlya dengan nada tinggi mencoba untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

"Ohhh, dia ada di kamar lagi tidur. Kasian debaynya kecapean." jawab Farka dengan Santai mencoba untuk menenangkan situasi.

Namun, sebelum Farka sempat duduk di sofa, Ezhard tiba-tiba meluapkan kemarahannya.

"Dasar Bedebah" seru Dady dengan nada yang penuh kemarahan, sambil menampar pipi Farka dengan keras.

"Siapa yang mengajarimu merusak perempuan?" tambahnya dengan suara yang keras dan tajam.

Sakit di pipi Farka terasa menusuk, tapi dia tidak berani merespons. Dia hanya terdiam, seraya menjawab dengan nada santai.

"Kenapa? Bukannya dady tahu farka suka ganti-gati cewek?"

"Kamu!! sudah Dady peringatkan jangan bermain-main dengan wanita murahan diluar sana, apalagi sampai menghamilinya!!" seru Ezhard dengan suara yang dipenuhi amarah,

ekspresinya penuh dengan kekecewaan dengan mengacungkan jari telunjuknya menuduh farka.

"Kenapa Dady begitu marah? Bukannya Dady juga melakukan hal yang sama kepada mami??"jawab farka dengan ringan.

Namun, kata-katanya barusan hanya menimbulkan kemarahan yang lebih dalam.

Plakkk

Ezhard menampar wajah Farka sekali lagi, membuatnya terjatuh ke lantai.

"FARKA!!!" Bentak Ezhard dengan suara yang penuh dengan emosi,

"Lantas bagaimana dengan tunanganmu!"sambungnya mencoba untuk memaksakan kehendaknya pada Farka

"Farka sudah bilang farka ngga cinta sama dia!! Kenapa Dady terus maksa untuk menikahinya!!" Farka mencoba menjelaskan perasaannya dengan suara lirih,

"dari dulu farka selalu menuruti perintah kalian, Dan.. Farka tolongg jangan ikut campur dengan perasaan farka" sambungnya mencoba untuk membuat orang tuanya mengerti seraya bangkit dari duduknya dilantai.

Namun, bukannya mendapatkan pengertian, penjelasan Farka justru semakin membuat Dady marah tak terkendali.

Emosi yang membuak dalam diri Dady membuatnya kehilangan kontrol, tanpa ragu ia meraih botol minuman yang ada di atas meja dengan tangan yang kuat.

Pringgg

Suara pecahan botol yang pecah menggelegar di ruangan saat Dady melemparkannya dengan kasar. Namun, Farka berhasil menghindar dan melindungi dirinya dengan menahan botol dengan punggung tangannya yang dilontarkan oleh Dady.

Sayangnya, tangan Farka tidak luput dari serpihan-serpihan kaca yang tertiup oleh pecahan botol. Luka-luka kecil terbentuk di dekat sikutnya, darah mulai mengalir.

Sembari menahan rasa sakit, Farka merasakan goresan kecil di pipinya akibat serpihan-serpihan kaca. Darah mengalir dari goresan tersebut.
Ketakutan pun melanda Casandra yang mendengar suara pecahan botol dan terbangun dari tidurnya.

"Suara apa itu?? Ngga! Ryzard ngga mungkin kesini!" gumamnya dengan cemas, menggigit bibirnya sendiri.

Bersambung

Ini buat besok:

Jangan lupa komentarnya ya!!

See you

Popo Anka's Patience [TERBIT]Where stories live. Discover now