chapter 11

258 12 5
                                    

Sudah waktunya mereka bersekolah! Mereka sudah melewati libur yang sangat panjang itu. Karena juga libur semester. "EOMMA!! MAKANANNYA UDAH JADI BELUM?" teriak anak bungsu nya berlari ke Uncik dengan punggung nya sudah ada tas sekolah nya. "Belum 2 detik udah datang nih anak, ya belum lah! Eomma aja baru mau masak" Anak bungsu itu memajukan bibir nya. "Astaga Ouyin... Sudah kau tunggu di meja makan, kalau sudah jadi kau boleh makan" Ouyin menganggukkan kepalanya. Di pergi ke meja makan dan duduk di kursi menghadapi meja makan. "Eomma im back!!" teriak anak sulung nya. "Ajay! Jangn lari larian! Jatoh nanges" Ajay memutarkan bola matanya malas dan duduk di samping Ouyin. "Eomma jangan bilang yang buruk buruk, entar sendiri nya yang ngerasain loh" Uncik memutarkan bola matanya malas. "Omongan itu doa loh"

"Nah udah jadi nih, makan gih makan" Ajay dan Ouyin pun memakan makanan nya. "Yang lain?, gak di bagi gitu?" kegiatan mereka makan berhenti sejenak. "Heheh lupa" Uncik melihat Umin berlari menghindari Sing dan Bagas. "EOMMA HUEEE!" Umin memeluk tubuhnya Uncik dengan erat. "Astaga.. Bagas sama Sing ngapain Umin?" tanya Uncik membelai rambut Umin. "Tadi kita kagetin Umin pakai selimut putih, terus di kiranya hantu padahal cuman bercanda" Jelas Sing. "Ya ampun.." Uncik menggelengkan kepalanya. "Ya pantes Umin kabur, orang di kagetin begitu" Bagas dan Sing menundukkan kepalanya. "Maaf.." Uncik menyuruh Sing dan Bagas meminta maaf kepada Umin.

"Eomma, janji kan bakal nganterin aku?" Uncik menganggukan kepalanya. "Iya, eh, Bagas mau dianterin juga gak? Kan Ajay sama Bagas sama sekolah nya" ujar Uncik. "Ehm.. Boleh deh" Uncik tersenyum dan melanjutkan cuci piring nya. "Yaudah habis eomma cuci piring kalian berangkat ya" mereka mengangguk bersamaan. "Oke eomma" terdengar suara pertengkaran antara Sing dan Ouyin. Seperti nya mereka merebut kan sepatu. "INI PUNYA KU! KAN AKU YANG BELI" Ouyin berusaha untuk mengambil sepatu nya itu kembali. "IDIHH NGAWUR LU! ORANG INI PUNYA HYUNG!" Uncik menghela nafasnya. Dia berjalan kearah mereka berdua dan mengambil sepatu itu. "Udah jangan pada berebutan! Ini sepatu eomma simpan karena kalian berebutan!" Uncik berjalan kearah kamarnya untuk menyimpan sepatu itu.   Ouyin menatap mata Sing dengan kesal, begitu juga dengan Sing. "Gara gara Hyung!" akhirnya Ouyin memakai sepatu putih yang biasa dia pakai. "Dih kok Hyung, elu!" Ouyin memutarkan bola matanya. Dia pun pergi ke sekolah nya dengan jalan kaki, ya deket kok. "Eh! Hak nungguin parah!" Sing berlari kecil menyusul Ouyin. "Lama kau mah"

Selesai Uncik mencuci piring. Dia mengantarkan Ajay dan Bagas. "Ada yang kurang gak di tas kalian?" Ajay dan Bagas pun mengecek tas mereka. "Gak ada kok eomma" Uncik mengangguk pelan dan menyalakan mobilnya. 'Sekolah im coming!" seru Ajay. Mobil itu pun berjalan cepat menuju sekolah mereka. "Hyung hyung, tau gak?" dibalas sama Ajay. "Enggak, kan lu belum ngasih tahu" Bagas menyipitkan matanya.

"Iya lah! Kan aku belum ngasih tau"-Bagas
"Yedah yedah, apa?"
"Bu Jisoo kan hari ini ulang tahun, terus juga teman teman kelas udah pada siapin prank nya"-Bagas
"Prank apa?"-Ajay
"Cuekin Bu Jisoo"-Bagas
"Hmm boleh juga"-Ajay

Mereka pun terkikik membuat Uncik kebingungan sekaligus penasaran. " kenapa?" tanya Uncik penasaran. "Jadi tuh Bu Jisoo lagi ulang tahun sekarang, nah terus temen temen kelas kita ngerayain ulang tahun Bu Jisoo sekalian ngeprank, ngeprank nya itu cuekin" jelas Bagas sambil terkikik. "Ohh" Uncik sedikit khawatir, karena juga Bu Jisoo orang nya itu tidak suka dicuekin apalagi sama orang yang dia sayang. Bu Jisoo akan menangis jika dicuekin, cuman karena itu rencana teman teman kelasnya jadi Uncik membiarkan nya.

"Dah sampai, turun gih" Ajay dan Bagas turun dari mobil hitam milik Uncik. "Byee eomma!" Uncik tersenyum. Dia pun mengendarai mobil nya menghilang dari hadapan Bagas dan Ajay. "Yuk masuk!" mereka pun masuk sekolah dengan riang. Semua murid menatap mereka dengan serius, karena juga mereka adalah anak populer di sekolahnya. Mereka populer karena kegantengan dan kepintaran mereka. "Hola Bagas Ajay!" seorang lelaki menghampiri mereka. Dia memakai seragam sekolah sama seperti Bagas dan Ajay. "Eh Maki! Btw liat Yuma kaga?" Maki mengangkat bahunya. "Yo mana saya tahu" tetiba ada yang mengagetkan mereka. "DUARRR BAMBANG!" mereka seketika kaget bersamaan. "Anjung lu Yuma!" Yuma tertawa karena melihat reaksi Ajay. "Pansih, gak jelas" Yuma tetap tertawa kencang. "Ya ampun.. Kok aku ngakak ya" Ajay memutarkan bola matanya malas. "Dah lah yuk masuk" langkah kaki mereka memasuki kelas 2-C. "Udah semua kan?, oke kita bakal nunggu Bu Jisoo datang kesini" semua murid menganggukkan kepalanya. "Sip! Udah tau kan harus ngapain?" tanya ketua kelas 2-C. "Sudah!" seru mereka. "Good"

Bel berbunyi kencang. Bu Jisoo wali kelas 2-C memasuki kedalam kelas. Aksi mereka mulai beraksi, mereka sengaja menjadi kelas nya rame agar Bu Jisoo bisa nenangin mereka semua. "Murid murid tenang!" seru Bu Jisoo. Tetap saja Bu Jisoo tidak bisa menenangkan murid murid, ya kan lagi ngeprank cuekin. Jadi mereka cuek ke Bu Jisoo seolah-olah Bu Jisoo tidak ada. "Anak anak!" murid murid masih cuekin Bu Jisoo. Bu Jisoo terdiam dan keluar kelas. "Ehh Bu Jisoo udah keluar!" mereka pun menyusun strategi mereka yang sudah di siapkan. "Bu Jisoo?" Bagas melihat Bu Jisoo menangis di luar. "Maaf Bu Jisoo.. Kita gak bermaksud untuk cuekin Bu Jisoo.. Cuman suara Bu Jisoo tidak kedengeran" Bagas mengajak Bu Jisoo masuk kedalam kelas. "HAPPY BIRTHDAY BU JISOO!!" Bu Jisoo kaget karena ini kejutan untuk dia. "Jadi.. Kalain dari tadi cuekin ibu karena ibu hari ini ulang tahun?" mereka mengangguk bersama. "Makasih.." mereka pun merayakan ulang tahun Bu Jisoo dengan riang gembira

Bel istirahat telah berbunyi. Semua murid kelas 2-C berhamburan ke kantin. "Eh gw yang traktir ye" ujar Yuma dengan sombongnya. "Emang lu punya uang? Kek punya uang aja lu" Yuma mengambil uang 10 juta nya. "Anjir!, orang kaya mah beda" Yuma tertawa kecil. "Iya dong, udah gw traktirin kalian semua"  mereka pun jajan ke kantin dengan ditraktir oleh Yuma. Orang kaya no 3.

Jam menunjukkan pukul 7.00 PM. "Yuk gengs pulang" Yuma mengambil tas nya dan menaruh nya di pundak satunya. "Aku sama Bagas dianterin eomma, jadi kaga bisa pulang bareng. Tuh ama Maki aja, rumah kalian kan deket, kepeleset aja udah nyampe tuh rumah Maki" Yuma terdiam sejenak dan baru terpikirkan. "Oh ya" Ajay dan Bagas pamit ke Yuma dan Maki. "Bye gengss" Ajay melambaikan tangan nya. Mereka berdua masuk kedalam mobil hitam milik eomma nya. "Udah pada makan kan?" tanya Uncik sambil mengendarai mobil. "Udah ma" jawab mereka bersamaan. "Okey" Uncik kembali fokus mengendarai mobilnya. "Gimana prank nya? Berhasil gak?" Bagas mengangguk cepat. "Iya ma! Aku tadi sama temen temen kelas ngakak semua, untung aja Bu Jisoo maafin kita. Kalau gak waduh udah di marahin kita" Uncik tertawa kecil. "Kalau misalnya Pak Jihoon kalian prank gimana?" sontak mereka menggelengkan kepala mereka bersamaan. "Enggak enggak! Kita takut, eomma tau kan kalau pak Jihoon itu guru killer di sekolah kita!" seru Ajay. "Ya kan eomma cuman ngomong doang" Ajay memutarkan bola matanya malas. "Serah eomma deh" Uncik tertawa kecil. "Ada ada aja kalian.."
































































































Bola hola gengsss 👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻 ini keluarga sebentar lagi akan end! Dan bakal ada book baru! Ditunggu gengss! Bye byee👋🏻👋🏻

Keluarga cemara | Xodiac✅Where stories live. Discover now