406 40 5
                                    


🌷🌷

aku membuka mataku, kepalaku sakit, bukannya mereda malah semakin menjadi-jadi, sial.

aku berusaha menahan sakit di kepalaku, aku harus menemui yang lain. pasti ada yang tidak beres.

aku berusaha membuka gagang pintu tetapi, sulit. apakah efek dari kepala sakit ku?tapi tidak mungkin. aku berusaha sekeras apapun itu tapi tidak bisa.

"yak! siapapun tolong aku!" teriakku dari dalam. aku menangis, aku takut gelap. aku merosot menunggu seseorang membantuku.

--

disisi lain, teman-teman sedang di cafetaria. mereka diam, hingga akhirnya kyungjun membuka suara.

"ya! tunjukkan kalian!"

"jika kalian mafia beritahu padaku" lanjutnya.

"menurutmu, mereka akan melakukannya? bagaimana jika itu kau?" sahut jungwon.

kyungjun menyenderkan tubuhnya di kursi, dia menaikkan nada bicaranya "aku yakin 100% jika si brengsek itu mafianya" kyungjun menunjuk pada junhee.

"ya!" sela somi, dia marah.

"dia mengumpulkan kita di auditorium, dan membuat kita tertidur disana, agar mafia tidak bersusah payah untuk membunuh seseorang. bukan kah begitu, mafia?" kyungjun berdiri dan menggebrak meja itu membuat kaget.

"ya!adakah yang berfikir sepertiku?"

"kamu terus memojokkan junhee, aku curiga padamu. apakah kau mafianya?" serang somi, kyungjun menoleh.

"setidaknya yang memiliki peran polisi tunjukkan kalian" ucap seungbin, ia menendang kursi, ia frustasi.

"sialan, kalian tidak mau berkerja sama?!"

"sepertinya mereka tidak akan mengaku" ucap dabum.

"ya, kita belum tau identitas eunha. bisa jadi dia mafia" ucap somi, ia melemparkan tatapan kepada eunha.

"sudah kubilang bukan aku. kau selalu memojokkan ku seperti kau ingin aku mati. seperti apa yang kau lakukan pada donghyun!" teriak eunha membela dirinya sendiri.

aku yang sudah mendengar nya dari tadi, aku langsung membuka pintu. membuat orang-orang yang di dalamnya kaget terlebih junhee yang sedari tadi diam.

"eunha, apa maksudmu? donghyun mati karna somi?" ucapku dengan mata yang berair dan bisa sewaktu-waktu tumpah.

eunha berlari menuju hadapanku, dia menggeram sebelum dia mengatakan padaku "aku melihatnya, somi mendorong dan membiarkan donghyun tergelincir" ucap eunha dengan memegang tanganku.

"kau" nafasku tercekat, seakan menahan emosi yang sangat besar.

sebelum melanjutkan kata-kataku aku mengatur nafasku yang sesak "eunha, kau tidak berbohong kan?" eunha menoleh padaku "untuk apa aku berbohong padamu minju?"

aku menatap somi, seakan-akan aku meminta penjelasan padanya. eunha dan somi bercekcok satu sama lain, aku masih menatap somi.

"yak!jangan percaya pada eunha!dia itu mafia!" teriak somi, aku mengangkat alisku.

"untuk apa minju percaya padamu? jelas-jelas aku melihat kamu mendorong dan melepaskan tangan donghyun" balas eunha cepat.

"saat itu aku juga hampir terseret!dan aku tidak mendorongnya!jangan menuduh orang lain hanya untuk menutupi dosamu, eunha!" ucap somi dengan emosi yang meledak-ledak.

"kenapa kau sangat emosional, somi?" aku angkat bicara setelah aku terdiam, aku sedikit curiga dengan somi.

bisa dilihat muka somi panik setelah aku berbicara seperti itu "tidak-maksudku aku hanya membela diri" aku tersenyum kecut, seolah-olah jawaban yang diberi somi tidak terlalu akurat.

NIGHT HAS COME X OCWhere stories live. Discover now