8. Jadikan Aku Kekasihmu

148 30 9
                                    

Tidak terasa hari pertama menjadi mahasiswa dimulai. Menggunakan kemeja putih dan dasi hitam, Zhan dan Jingyu berkumpul di aula. Semua mahasiswa dari berbagai jurusan berkumpul untuk mendengarkan rektor berkoar-koar di atas podium. Hening, antara mendengarkan baik-baik atau mengantuk saat rektor menyampaikan kata penyambutan untuk para mahasiswa dan mahasiswi baru itu.

Akhirnya semua runtutan acara penyambutan berakhir. Para peserta membubarkan diri.

"Jingyu, aku sedikit gugup," kata Zhan sambil menggandeng tangan Jingyu.

"Tidak apa-apa, ini karena belum terbiasa, lagi pula ini akan menjadi tempat kita empat tahun ke depan." Jingyu mengelus kepala Zhan, mencoba menenangkannya.

Padahal Ini adalah kampus yang Zhan pilih sendiri. Dia selalu begitu jika dengan lingkungan baru, agak lama untuk beradaptasi. Padahal nanti Zhan menjadi orang yang sangat tidak tahu malu jika sudah merasa nyaman.

"Hei! Kalian pasangan baru, bisa tidak menyingkir dari sini?! Kalian menghalangi jalan saja!" Seorang laki-laki menghardik dan menabrak mereka berdua begitu saja.

"Hei! Apa kau tak tau sopan santun?" balas Zhan.

Laki-laki tersebut menoleh. "Coba kamu pikir sendiri. Kau pikir koridor ini red carpet untuk kalian cat walk?"

Jingyu menoleh, memang benar koridor itu menjadi sempit karena Zhan menggandeng tangannya. Sedangkan di kanan dan kirinya penuh orang yang berlalu lalang.

"Acheng... tunggu!" Sebuah suara mengganggu perdebatan Zhan dan laki-laki tak tau 'sopan santun' itu. Suaranya  terdengar sangat lembut.

Tetapi, yang dipanggil hanya diam acuh tak acuh. Pandangannya lurus melihat ke luar koridor dengan dagu diangkat. Begitu pongah sekaligus terlihat anggun. Seorang laki-laki bersuara lembut itu akhirnya berhasil menyusul.

Namun, saat sampai Laki-laki itu jatuh tersandung kakinya sendiri. Semua mata tertuju padanya dan spontan Jingyu langsung membantunya itu berdiri.

"Kau bisa berdiri?"

Tiba-tiba tangan Jingyu dihempaskan seseorang. Tepatnya oleh laki-laki yang dipanggil Acheng itu yang terlihat tak senang.

"Jangan sentuh dia!" sergahnya sambil membantu membangunkan lelaki yang sebenarnya lebih besar darinya, namun terlihat lebih lembut.

Zhan yang melihat Jingyu diperlakukan seperti itu tidak terima,  dan dia mulai berbicara.

"Hei! kamu yang menyebabkan dia jatuh karena mengejarmu, tapi sekarang kau sok baik mau membantunya? Dasar tidak tahu malu!" sentak Zhan mulai kesal.

Zhan memang seperti itu, jika melihat hal yang tidak sesuai dan ditambah dia yakin ada Jingyu di sampingnya yang pasti akan membantu Zhan jika mereka sampai berkelahi.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Zhan penuh perhatian pada laki-laki berkacamata tebal yang bernama Haikuan itu. Menatap Zhan dia tersenyum  manis sebagai respon.

"Ah, ternyata senyummu sangat manis," Zhan yang spontan memuji lelaki itu.

"A-ak---"

"Siapa yang kau bilang manis? Apa kau tidak berkaca jika wajahmu jauh lebih manis?" potong laki-laki bernama Acheng itu sebelum Haikuan menjawab.

"A-apa yang kau katakan!" Mendapat jawaban seperti itu, Zhan  melirik ke arah Jingyu mencoba meminta  mendukungnya. Membantunya bersuara untuk menyangkal statement seperti itu, Namun yang dimintai hanya tersenyum seolah-olah mengiyakan ucapan lelaki jutek itu. Kesabaran Zhan sepertinya sudah mulai habis.

"Jingyu kenapa kau hanya tersenyum? Bantu aku! Lelaki ini mengejekku."

"Apa yang harus aku katakan jika dia berbicara benar? Jika kau tidak percaya, kau bisa tanyakan kepada orang-orang yang berkumpul ini!"

Chasing His FeelingWhere stories live. Discover now