11: Kakak kandung Angkasa.

121 9 3
                                    

Keesokan harinya, PPB menjenguk Angkasa yang sedang di rawat di rumah sakit.

"Sa, lo kok bisa kayak gini?" Ucap Zio.

"Lo di apain sama mereka?" Ucap Reyhan.

"Udah, gue gak papa kok."

"Heh, kalo gak papa gak mungkin lo masuk rumah sakit, Jamal."

"Udah, lagi pula gue udah biasa kok."

"Agak goblok yah anda, gue tau ini yang lebih parah" Angkasa hanya tersenyum melihat kekhawatiran sahabat-sahabat itu.

"Oh iya, Kak Ken udah berangkat?"

"Udah, dari tadi maka nya kita ke sini."

"Lo semua bolos?"

"Enggak, kita udah di izinin sama bu Linda buat nemenin elu ya itu juga atas permintaan Bang Ken."

"Oh, gitu."

"Sa, yang nge-bully elo itu adek lo yah?" Angkasa mengangguk.

"Iya itu adek gue."

"Kok bisa dia nge-bully elo?"

"Karena dia mau liat gue menderita, dia gak mau gue hidup itu kenapa dia nyelakain ibu sampai meninggal."

"Wah parah sih."

"Angkasa?" Terlihat pria jangkung di sana sedang berdiri, pria itu memiliki wajah seperti Angkasa. Cantik dan manis.

"Bang Ares?" Ares memeluk Angkasa begitu juga sebaliknya, pelukan yabg penuh kerinduan dari seorang kakak ke adiknya.

"Kamu gak papa kan? Diana ngapain kamu aja hm?"

"Ak-aku gak papa kok bang, hiks. Abang kok bisa tau aku ada di sini?"

"Sa, ternyata abang lo temen SMA gue" ucap Naya yang sedari tadi berdiri di sana.

"Nay, thanks yah kalo bukan karena lo gue gak tau lagi harus nyari Angkasa kemana."

"Eh jadi nama dia yang sebenernya itu beneran Angkasa?"

"Iya, dan nama panjangnya juga bener."

"Anjir, kok bisa kebetulan yah?"

"Eh, abang kenalin ini temen-temen aku."

"Oh temen segeng nya pasti."

"Hehe, ini Reyhan, Zio, Arsen, dan Shaka."

"Halo bang."

"Abang pasti uke yah?"

"Eh kok tau?"

"Wajah abang manis sama kayak Angkasa."

"Makasih loh."

"Tuh Sa seharusnya lo itu kayak abang lo, kalo di puji manis atau cantik sama orang lain itu bilang makasih bukannya ngamuk."

"Heh, nyamuk jaman purba gue ini lakik ya gue ganteng lah."

"Gak ada yang sadar kalo dia cantik." Ucap Ares.

"Abang."

"Hahahaha iya iya."

"Dia emang suka gak sadar bang, tapi kalo di puji cantik atau manis sama pawangnya baru dah tuh dia terbang."

"Oh iya, ponakan lo dimana Nay? Kok gue gak liat?"

"Di sebelah lo."

"Bukan yang ini bangsat, yang atu lagi."

"Bang Ken lagi sekolah, bang."

"Oh iya yah, lagi sekolah."

"Pada dasarnya orang pelupa itu sampe kapanpun bakal lupa terus."

"Bangsat yah anda."

Angkasa tersenyum kecil melihat pertengkaran kecil antara kakak kandungnya dan kakak angkatnya.

Hari sudah siang, Ken juga sudah pulang. Saatnya dia menjenguk kekasih mungilnya itu, ia yakin jika Angkasa sudah bertemu  kakak kandungnya.

Sesampainya di rumah sakit, Ken langsung pergi ke ruangan Angkasa. Saat sampai ia tak melihat siapapun di sana selain Angkasa.

"Kakak?"

"Hey, bagaimana keadaanmu?"

"Aku sudah membaik."

"Yang lain, kemana?"

"Pulang semua" Ken tersenyum saat ia melihat Angkasa yang tersenyum juga.

"Kak, kakak gak ngelakuin apa apa kan sama Diana?"

"Enggak, emangnya kenapa?"

Angkasa mengambil ponselnya dan menunjukkan sebuah chat.

Diana

Heh, lo ngelaporin gue ke bang Ares kan? Lo harus nerima akibatnya nanti. Gue gak bakal ngelepasin lo sampai kapanpun, bahkan kalo lo bersembunyi pun gue bakal cari lo

"Mungkin aunty Naya yang ngelaporin itu."

"Aku takut."

"Ada saya di sini" Ken mengelus tangan Angkasa yang terbalut dengan infusan.

"Kakak, aku ingin minum."

"Minum? Baiklah, ini sayang." Angkasa benar-benar dijaga dengan baik oleh Ken sampai Angkasa sehat.

"Kakak di sinii, Assa mau peluk." Angkasa memanggil dirinya dengan sebutan Assa, karena panggilan itu dari Naya.

"Assa?"

"Iya, itu panggilan dari Kak Naya."

"Baby Assa."

"Aku bukan bayi, kak."

"Kamu bayi, bayi kecil kakak" Angkasa tersenyum lalu Ken berbaring di ranjang Angkasa yang muat untuk 2 orang. Ken mengelus rambut Angkasa sampai ia tertidur, tak lama dari itu, teman-teman Angkasa dan Ken datang.

"Ken, gua baw–" Ken meletakan telunjuknya di bibirnya mengatakan jangan berisik.

"Oh sorry, gue bawa makanan buat kita makan."

"Nanti."

"Sekarang, Ken. Kalo Angkasa tau lo belum makan lo bakal di cuekin sama dia."

"So tau."

"Lo harus makan, Ken. Emangnya Lo mau Angkasa jadi Janda sebelum menikah?" Ucap Galen.

"Janda sebelum menikah itu konsepnya gimana, Jamal?" Ucap Agha.

"Ya di tinggalin sebelum sah."

"Kin, temen lo noh."

"Bukan temen gue dia mah."

"Jahat banget kalian."

"Kak Ken makan saja dulu, biar Angkasa kita yang temenin" Ucap Zio.

"Lagian kita makan di sini kok, gak akan kemana-mana."

"Yaudah."

Ken pun makan bersama BV dan PPB menemani Angkasa yang sedang tertidur.
.............................................................












Tbc✓

Hi, hahaha gue hiat lama juga yah? Kalian apa kabar? Btw gue udah masuk ke perguruan tinggi jadi bakal agak sibuk dan up gak tentu kapan. Maaf yah?

-awaa

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 09 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Angkasa [bxb lokal - Mpreg]Where stories live. Discover now