1

6.5K 269 1
                                    

"Mama..?" Raisa mengerjab pelan dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya.

Perempuan berambut panjang itu hampir membuncah senang, pasca kurang lebih tiga bulanan ini tidak memiliki akses untuk bertemu sang ibu.

Namun, rasa bahagia Raisa urung setelah menyadari posisinya. Ia duduk kaku di sebuah sofa panjang dengan kaki dan tangan terikat kuat.

"Ma...?" Arini hanya menatap datar ke arah sang anak tanpa memberi respon. Padahal Raisa tahu, wanita di hadapannya itu pasti mendengar suaranya.

Tidak lama kemudian, seorang pria tegap terlihat masuk ruangan tempat keduanya berada. Raisa menghela napas berat saat tahu siapa yang datang.

Yah, ia adalah Jatmiko Riko Basuki Mantan pejabat yang kini menggeluti usaha property. Pria yang tidak lain adalah suami Arini sekarang. 

"Sudah siap?" Tanya Riko ke arah Arini, yang dibalas anggukan wanita itu.

"Mereka masih jalan ke sini, ini nanti kamu pakaikan biar nggak berontak." Setelah mengucapkan itu, Riko kembali keluar.

Arini menggenggam kain kecil yang Raisa tahu itu adalah penutup mata.

"Ma, apa yang mau mama lakukan?" Raisa panik, pikirannya sudah mulai kemana-mana. Ia tahu jika situasinya memang sedang tidak baik-baik saja.

"Maaf Raisa, mama harus melakukan ini. Tolong lakukan untuk membantu mama menyelesaikan hutang-hutang kita. Kamu tahu, om Riko tidak peduli dengan sisa hutang kita."

"Sementara uang yang kita dapat dari Denara tidak mencukupi. Apalagi kawanan pejabat itu sudah bubar dengan perkara hukum mereka masing-masing."

"Ja-jadi maksud mama???" Raisa tidak bodoh, dia tahu betul apa yang akan menimpanya.

Raisa mulai bergerak gelisah saat Arini berusaha menutup matanya.

"Mama cuma bercanda kan?"

"Mama mana mungkin jual aku, seperti mama jual Denara dulu!"

"Mama, please.. apa mama nggak puas udah menelantarkan aku?"

"Sekarang mama mau buang aku lagi kaya sampah cuma gara-gara pria semacam itu!"

"Jaga mulut kamu Raisa, mas Riko suami mama sekarang. Dia hanya mau kita membangun keluarga dari nol dan tidak ingin ada orang lain selain keturunannya."

"Mama jahat!!!"

"Padahal selama ini aku selalu percaya sama mama, akhhh"

Semua mendadak gelap, sesuatu seperti jarum menyentuh kulit lembutnya membuat Raisa langsung tidak sadarkan diri.

........

Raisa kembali terbangun dan menyadari jika posisinya kini telah berubah.

Bukan, dia sudah bukan di sofa seperti beberapa jam lalu. Sekarang ia justru berbaring di sebuah ranjang berukuran sedang.

Ruangan seperti kamar itu terasa nyaman, namun tak bertahan lama. Apalagi setelah ia menyadari jika keberadaannya tidak sendiri.

Raisa langsung beringsut ke sudut ranjang saat beberapa pria di dalam kamar menoleh ke arahnya.

Tidak ada yang bisa perempuan itu lakukan selain diam. Hingga beberapa menit, Raisa semakin bingung ketika beberapa pria itu kembali fokus pada perbincangan mereka.

Ingin sekali segera kabur, tapi apa daya posisinya masih terikat. Bahkan, kini tangannya tidak hanya terikat tali melainkan borgol.

Black & GreyWhere stories live. Discover now