17. Park Seo-Joon

442 74 9
                                    

Segera setelah Park Seo-Joon dan ibunya yang tampak jahat meninggalkan rumah dan berjanji akan segera berkunjung, Jungkook pergi untuk melihat bingkisan kedua yang diberikan Jin padanya.

Melihat Jin kesakitan sebelumnya, hati Jungkook hancur berkeping-keping namun ia menahan air matanya dengan susah payah karena ia tak ingin membuat keributan disana. Seo-Joon tetap menempel padanya setelah kedatangan Jin dan Jungkook membenci hal itu dengan segenap hatinya. Tapi apa yang bisa dia lakukan? Dia tetap bertahan di bawah tatapan kotor Seo-Joon.

Ibunya menanyakan tentang siapa yang datang dan Jungkook memberitahunya bahwa Jin datang untuk mengembalikan tasnya, pada awalnya Nyonya Jeon terlihat tidak senang tapi untungnya setelah Seo-Joon mengatakan bahwa dia ada di sisinya saat itu dan dia tak bisa melakukan apapun padanya, Nyonya Jeon menjadi tenang.

Jungkook mengambil kantong kertas dari Jin dan menyelinap ke halaman belakang untuk berjaga-jaga kalau ibunya akan melihatnya dan memulai pertanyaan panjang.

Dia duduk di atas rumput dan menarik kantong itu ke pangkuannya. Aroma harum tercium dari dalam kantong tersebut, jadi dia segera membukanya. Jungkook disambut dengan pai kenari yang tampak lezat yang merupakan salah satu favoritnya. Dan hatinya menjadi hangat saat melihat bentuknya.

"Oh Jin, kau benar-benar sangat mengenalku." kata Jungkook menghela napas. Kemudian ia mengintip ke dalam tas kuenya lagi dan melihat sebuah kartu berbentuk hati. Matanya membelalak melihatnya.

Dengan tangan gemetar dia mengeluarkannya dan melihat ke sisi yang terdapat tulisan.

Dengan perlahan dan hati-hati ia membacanya sambil air mata membasahi kedua pipi dan kartunya.

Dear Jungkookie,

Bagaimana kabarmu sayang?

Aku menulis ini dengan terburu-buru, jadi maaf jika ada kesalahan, tapi aku ingin kau tahu bahwa aku bersungguh-sungguh dengan setiap kata dalam kartu ini.

Aku tidak tahu kenapa kau mengabaikanku, tapi setelah berpikir panjang, aku rasa itu karena uang dan kekayaanku. Wajar jika kau merasa insecure karena aku kaya raya. Jadi... Aku memutuskan untuk meninggalkan semuanya. Meninggalkan semua hal yang menjadi penghalang antara kau dan aku. Aku tahu kau mencintaiku dan aku juga mencintaimu, jadi apa lagi yang kita inginkan? Aku akan memberikan semua hartaku pada Tae dan tinggal bersamamu. Aku yakin aku bisa membantumu dan ibumu selama sisa hidup kita dari uang yang ada di rekening tabunganku yang aku dapatkan sendiri.

Aku belum pernah merasa sebahagia ini sepanjang hidupku, Kookie, dan itu karenamu. Yang kuinginkan sekarang adalah kau. Satu-satunya hal yang harus kau lakukan adalah mengatakan ya. Jika kau benar-benar mencintaiku, katakanlah 'ya'.

Aku sangat mencintaimu, Kookie!

Cintamu Jinnie ❤️❤️❤️

Jungkook membaca ulang surat itu sambil menangis. Pada akhirnya dia hanya bisa memeluk surat itu di dadanya. Dia tidak berdaya dalam hal ini. Bagaimana jika dia menunjukkan ini pada ibunya dan meyakinkannya bahwa Jin adalah orang yang jujur dengan perasaannya? Tidak, sekarang sudah terlambat. Dia bahkan telah menyetujui pernikahan itu.

.
.

Hari-hari berlalu dengan kesedihan. Seo-Joon datang beberapa kali di malam hari untuk mengajak Jungkook berkencan. Jungkook diancam oleh ibunya untuk tidak memasang wajah datar di hadapannya sehingga dia memaksa untuk banyak tersenyum; banyak sekali.

Seperti biasa Jungkook duduk di kursi penumpang mobil polisi dalam perjalanan pulang dari kencan mereka yang ketiga. Saat itu hampir pukul 8 malam.

Seo-Joon melirik Jungkook saat mengemudi.

The Magic in Love | Jinkook ✔️Where stories live. Discover now