part 6

120 89 129
                                    

🤍🤍Happy Reading 🤍🤍

Bagi Charissa hari Rabu merupakan hari paling keramat, karena hari Rabu itu ia sudah dibuat pusing oleh segala macam teori mengenai dan segala tugas mulai baik praktek ataupun teori.

Walaupun hari ini hanya dua mata pelajaran saja namun, dua mata pelajaran itu adalah pelajaran produktif yang memiliki jam ajar yang sedikit lebih lama dari mata pelajaran biasanya.

Terlebih hari ini Pak Lutfi akan menguji satu persatu terhadap materi yang sudah di pelajari minggu kemarin. Waktu kurang dari satu minggu mungkin bagi para murid tidak cukup untuk memahami semua materi praktek, sejujurnya Pak Lutfi juga mengakui itu tapi ia terpaksa melakukannya karena waktu mereka tidaklah banyak untuk mempersiapkan materi-materi uji kompetensi.

Hampir seluruh anak kelas XII TEI 1 sedang memahami materi praktek yang telah Pak Lutfi sampaikan. Sama halnya dengan Charissa.

Gadis itu tengah asik dengan beberapa buku dihadapannya jangan lupakan sebuah permen yang sedang ia makan saat ini.

"Wiring-nya aja gue belum terlalu apal ditambah suruh jelasin cara kerjanya pula, bisa pecah kepala gue ini mah." gerutu Charissa sembari mengacak-acak rambutnya.

Salsa yang baru saja tiba tertawa ketika melihat wajah frustasi temannya ini, "Cha, masih pagi udah stres aja lo."

"Sal, gue udah sterong loh ini jangan lo tambah-tambah dah!" seru Charissa.

"Sterong, kata planet mana lagi itu?" tanya Salsa.

"Stres tak tertolong njir!"

Seketika tawa Salsa meledak mendengar jawaban dari Charissa, ada saja kata aneh yang gadis itu keluarkan bahkan ia saja tidak terpikir sampai sejauh itu.

"Kalo lo bisa baca gambar pasti lo bisa ngejelasin cara kerjanya juga," ujar Salsa.

"Dahlah cape gue,"-Charissa menutup semua bukunya-"mending anterin gue aja, Sal."

"Anterin kemana, Cha? jangan bilang mau beli permen lo, astaga masih pagi loh ini!" sahut Salsa.

"Nah itu lo tau, cuman permen yang bisa bikin mood gue balik lagi."

"Agak siangan dikit janji deh nanti gue temenin." ujar Salsa sembari menjulurkan jari kelingkingnya.

"Enggak bisa, Sal! udah ayo keburu Pak Lutfi dateng." sahut Charissa sembari menarik tangan Salsa berulang kali.

Salsa mengehembuskan nafas kasar. "Oke-oke, tapi nanti gue bagi."

"Tenang aja nanti gue bagi kok."

Tanpa menunggu Salsa, Charissa telah lebih dulu berlari keluar kelas. Bukan Charissa namanya jika sehari tidak bertindak ceroboh, jika bukan karena seseorang yang ada dihadapannya saat ini mungkin dirinya hampir saja menabrak pintu kelas yang tidak sengaja terdorong dari arah luar.

"Ngapain lari-lari sih apa nggak sakit tadi kalo sampe nabrak pintu!" ketus Jefran

"Untung ada Jefran kalo nggak lo udah nyium pintu, Cha," sahut Salsa.

"Iya maaf, lagian siapa suruh pintunya tiba-tiba ketutup sendiri!" ujar Charissa.

Ingin rasanya Jefran memahami gadis ini atas tindakan cerobohnya, namun ia sadar dirinya tidak berhak apa-apa atas gadis ini. Jefran meninggalkan Charissa dan Salsa tanpa sepatah kata pun.

Dahi Charissa mengernyit Melihat perubahan sikap Jefran yang seperti ini membuat Charissa mengernyitkan dahinya, ada apa dengan laki-laki itu.

"Dia marah?"

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang