12 › Sempurna.

450 39 1
                                    

hello, silent reader.

Brak

"Apa yang kamu cari dari Jazen? Ketenaran? Kekayaan? Atau apa, Gaia?!"

Sudah seminggu pasca pertunangan antara Jaden dan Gaia digelarㅡSudah selama itu pula Jazen berani memosting tentang perempuannya di akun sosial media pribadinya yang mana membuat publik cukup memberi respon heboh dengan berbagai pertanyaan menghampiri kolom komentar posting Marva.

"Kayaknya gue gak perlu perjelas lagi, bahkan lo pasti udah tau." Sengit Gaia sembari menatap nyalang pria Gautama yang saat ini berdiri di hadapannya dengan acuh, "Jazen is perfect.. much more perfect than you after I know everything about youㅡJaden." Lanjutnya dengan sengaja.

Jaden menaikkan satu alisnya, "Oh ya? Is he perfect?"

Gaia mengangguk yakin, "Lebih dari lo yang selama ini selalu dapet sanjungan menantu idaman dari publik."

"Gaia, aku masih berpikir tentang bagaimana bisa kamu menyebut Jazen sempurna?"

"You won't be able to think with your brain that always thinks in dirty ways, Jaden." Sarkas Gaia yang semakin menatap nyalang ke arah Jaden, "Gue gak pernah menyangka lo bakal ngelakuin hal menjijikan."

Jaden menghela nafas acuh, "I never asked you to find out more about me."

"Lo iblis, Jaden."

"I admit it."

Gaia menghela frustasi, "Ayo batalin pernikahanㅡAkh!" Ia menahan tangan Jaden yang saat ini menarik bahkan menggenggam erat lengannya.

"Don't you ever dare to do that or I will not hesitate to destroy your father's company, ingat itu." Kecam Jaden.

"Jaden.."

"Jangan pernah membuat Mamaku kecewa hanya karena keputusan tanpa alasan yang kamu miliki, Gaia." Tekan Jaden sebelum menghempas lengan GaiaㅡMembuat perempuan itu sampai terjatuh di lantai karena dorongannya, "Just do what will happen in the future and don't complain too much." Setelah itu Jaden pergi keluar dari kamar.

"Jaden brengsek!" Desis Gaia sebelum bangkit dari jatuhnya, "I never thought he would be this rude.." Lirihnya menyesal sebelum membenahi ranjangnya yang cukup berantakan dan kotor akibat ulah Jaden dan dirinya selama semalaman, "But I like it when he's that rough."

Ya, make loveㅡMemang apalagi yang akan dilakukan perempuan dan laki-laki jika berada di satu ruangan yang sama..? Terlebih ruangan itu adalah kamar?

Sebenarnya Gaia tidak memiliki banyak penyesalan saat dirinya memang harus bertunangan dengan Jaden bukan Jazen yang mana putra bungsu Gautama itu justru datang ke acara pertunangannya bersama seorang perempuan yang pernah Gaia sebut dengan kalimat tidak pantas.

Gaia sedikit marah saat acara pertunangannya berlangsung, ia marah karena melihat Jazen berlaku sangat lembut dan manis pada perempuan cacat yang sekarang ia sudah mengetahui namanyaㅡKalana Lanuarna; perempuan yang cukup bisa bilang manis dan cantikㅡGaia tidak menyangkal itu dan pantas saja jika Jazen lebih memilih Kalana daripada dirinya. Untuk sekarang, Gaia sudah berusaha menerima alur yang terjadi dalam kehidupannya.

Drtt.. Drtt.. Drtt..

Gaia tersentak kaget sebelum meraih ponselnya yang bergetar dengan tampilan layar menampilkan kontak dikenal, "Halo?"

"Kak Gaia? Ini Kalana."

"Iya, Kalana.. ada apa?" Balas Gaia ramah.

"Hari ini Kakak bisa datang ke rumah Kak Jazen? Aku mau masak banyak karena hari ini lagu kolaborasinya Kak Jazen keluar! Kita harus merayakan itu kan?"

Gaia tertawa pelan, lucu sekali kekasih adik iparnya ini. "Iya, aku tidak ada jadwal untuk hari ini. Jam berapa kamu masak?"

"Jam.. makan malam?"

"Sekarang masih pagi, Kalana.." Sungut Gaia yang tidak habis pikir dengan pengaturan acara Kalana.

"Aku hanya ingin memastikan Kakak bisa atau tidak, salah ya?"

"Kamu gak salah. Iya, aku kosong.. nanti sekitar jam 6 aku dan Jaden pergi ke rumahmu. Tapi.. kamu mengundang siapa saja selain aku dan Jaden?" Tanya Gaia penasaran.

"Washa, Kak Nades, Kak Marva dan Kak Julian.. hanya merekaㅡ"

Gaia mengangguk-angguk, "Kamu mau bikin rumah Jazen sebagai tempat date ya?"

"Huh?"

"Hanya mereka yang kamu maksud? Marva dan Julian pasti tidak akan datang sendiri.. mereka pasti membawa kekasih mereka, Kalana."

"Oh.. iya kah?"

"Hati-hati nanti Jazen marahㅡ"

"Hah..? Tapi kan aku mengundang teman-teman Kak Jazen.."

Gaia tertawa puas menggoda Kalana yang suaranya sekarang terdengar panik, "Aku hanya bercandaㅡJazen mana bisa marah sama kamu?"

Kedua perempuan itu terus berbincang sampai-sampai mengabaikan pria yang padahal detik itu juga berada di ambang pintu kamarㅡYa, Gaia mengabaikan Jaden, membuat tunangannya itu semakin kesal karena diabaikanㅡSetelah dibuat marah karena Gaia menyebutkan nama Jazen dan di waktu yang sama pula Kalana mengabaikan keberadaan Jazen yang saat ini sudah duduk di hadapannya dengan ekspektasi memelas.

"Sayang."

Kalana mengrenyit sembari menatap aneh sang pria, "Aku tutup dulu ya.. Kak? Sampai jumpa malam nanti." Pamitnya sebelum menutup panggilan dan meletakan ponselnya di atas meja nakas yang terletak di samping ranjangㅡLalu setelah itu Kalana menatap Jazen, "Apa?"

"I love you in every universe, Kalana."

"Ngga boleh, Kak.. kasian sama orang yang suka aku di universe lain." Balas Kalana dengan tawa renyahnya guna mengalihkan rasa malu bahkan rona merah yang menyebar di wajahnya akibat pernyataan dari sang pria.

"Tidak perlu kasihan-kasihan, pokoknya kamu punya aku, cuma punyaku." Pertegas Jazen yang tanpa meminta ijin langsung memeluk Kalana sampai punggung perempuannya itu terbentur headboard ranjang yang untungnya tidak terlalu keras.

Kalana mengusap lembut surai Jazen, "Kakak itu pria terperfect yang sejauh ini sudah mau menerimaku yang penuh kekuranganㅡ"

"Sejauh ini? Tidak, kamu selamanya akan bersamaku.. lebih tepatnya aku merasa beruntung karena memiliki kamu yang terlalu sangat sempurna untukku." Sambar telak Jazen yang kini melepaskan pelukannya dari Kalana dan membenarkan posisi duduknya untuk menghadap sepenuhnya ke arah perempuannya yang hanya diam memperhatikan dengan tatapan lembut, "Kalana."

Jujur saja untuk kesekian kalinya Kalana tersentuh atas perkataan Jazen yang selalu terdengar serius juga tulus, "Ya?"

Jazen meraih kedua telapak tangan Kalana yang kemudian ia cium, "Let's get married after you're legal."

P E R F E C T
Diketik pada 12 Januari 2024
Dipublikasi pada 3 Februari 2024

i. PERFECTWhere stories live. Discover now