Bab 13

1.4K 131 20
                                    

Gelaran event dan workshop tentang kesetaraan yang diselenggarakan beberapa firma hukum ternama se-Indonesia membuat Raga sibuk di kantor. Firma hukumnya ikut berpartisipasi sehingga pekerjaaan ini banyak menyita waktunya hampir seminggu bahkan hingga lembur. Kegiatan ini menyasar mileneal menuju dunia kerja, serta sebagai ajang promosi firma hukumnya. Dan sudah seminggu ini pula Raga tak menemui Naya hanya Tania yang beberapa kali bertemu dengannya itupun karena sang kekasih yang datang menemuinya.

Bahkan ketika Bianka melahirkan pun, ia datang menjenguk sendiri dan hanya mengabari Naya lewat handphone, perempuan itu bahagia serta menitipkan selamat untuk Bianka tapi tak ia sampaikan karena untuk apa pikirnya.

Awalnya perempuan itu minta izin untuk menjenguk Bianka tapi tak mendapat restu Raga dengan berbagai alasan, bisa bahaya kalau sampai ada yang tahu soal Naya, jadi sebisa mungkin ia harus membatasi Naya bertemu dengan orang-orang di lingkungannya.

From : Naya

'Kamu ke kos Sabtu ini?'

'Tidak'

'Oh....baiklah.'

Entah kenapa Raga merasa Naya akhir-akhir ini selalu menanyakan tentang dirinya apakah akan datang atau tidak ke kostnya, bahkan beberapa kali perempuan itu menunjukkan perhatiannya dengan menanyakan apakah ia sudah makan atau belum.

Raga tak ingin ambil pusing dengan segala urusan yang berhubungan dengan Naya, dia mengakhiri konfliknya dengan perempuan itu dan memenuhi segala kebutuhannya bukan berarti membiarkan perempuan itu semena-mena dengan hatinya. Dia melakukan hal itu agar tak larut dengan perasaan apapun ketika perceraian mereka harus terjadi karena niat awalnya memang hanya untuk menyelamatkan anak yang dikandung Naya tak lebih.

"Woe...bengong aja lu"

"Siapa yang bengong sih?" Jawabnya cuek pada Bobi yang sudah duduk di balik meja kerjanya, beberapa hari ini Bobi juga ikut lembur padahal dia diberi akses keringanan beban kerja karena istrinya baru saja melahirkan.

"Lagi ada masalah yah?"

"Lo kali yang ada masalah, gue mah ada tidaknya santai aja beda kayak Lo didiemin Bianka dikit aja langsung keliatan dari muka Lo, dasar budak bianka sih Lo" Bobi langsung berdelik membenarkan segala ucapan Raga padanya.

"Nanti pasti Lo juga bakal kayak gue, bahkan mungkin bisa lebih, liat aja"

"Nggak bakal"

"Jangan takabur, Tuhan tidak suka hambanya yang sombong"

"Jangan samain gue sama Lo"

"Serah Lo dah, gue balik deh. Eh, tapi kalau sampai Lo jadi budak Naya gue cukur kumis tipis Lo" putus Bobi sebelum pergi meninggalkan Raga yang sudah bersiap melemparnya dengan sepatu. Raga memang selalu meledek Bobi yang dinilainya begitu patuh dan penurut pada Bianka dan ia sudah berkali-kali bilang jika ia takkan pernah menjadi seperti Bobi nanti setelah menikah, secinta apapun dia pada istrinya kelak.

'Laki-laki harus lebih dominan'

*********

Naya mengetuk-ngetukkan jarinya sambil duduk termenung di lantai seperti menunggu sesuatu entah apa itu, yah...dia harus akui beberapa hari ini ia seperti merindukan Raga mungkin karena bawaan bayi juga bahkan setiap sore ia akan menunggu kapan pria itu datang, atau sekedar mengirimkannya pesan tapi terakhir ia kirim pesan Raga hanya membalasnya singkat dengan kata 'tidak' artinya pria itu tak akan datang, dan anehnya dia tetap menunggu walaupun selalu ada perdebatan setiap mereka bertemu.

Kemarin terakhir kali bertemu mereka bahkan berdebat sebelum tidur dan saat pagi menjelang Naya tak sempat bertemu muka karena Raga pergi saat ia masih terlelap.

LAWHEART (Legal Of Love)Where stories live. Discover now