Soulmate

5 1 0
                                    

By: Khrins

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

By: Khrins

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Aku tahu Mama sama Papa lahir di tahun yang masih berzaman jadul. Tapi, kalian nggak bisa bawa-bawa zaman kalian ke zaman sekarang! Aku belum setua itu juga sampai-sampai harus dijodohkan!"

"Ini bukan masalah zaman atau umur, Fabian. Tapi ini soal silaturahmi. Kami punya alasan kenapa kami berniat menjodohkanmu." Perempuan paruh baya itu merespon sruan protes dari Fabian, anak laki-lakinya.

Sedangkan Fabian, ia kembali berekspresi kesal dan tidak terima setelah mendapat kabar bahwa ia akan dijodohkan dengan anak dari teman kedua orang tuanya.

"Aku nggak mau! Jangan paksa!" Setelah mengatakan itu Fabian pergi dari sana. Lebih tepatnya kabur.

Jika ingin kabur seseorang perlu membawa beberapa barang untuk ia bertahan hidup. Namun, tidak dengan Fabian, ia hanya membawa badan dengan berbekal uang yang tersisa di sakunya. Ia terlalu gengsi meminta uang saku untuk membekalinya dari aksi kabur atau melarikan diri.

Tetapi, cukup menguntungkan untuk Fabian, karena uang sisa yang berada di sakunya bisa membawa ia ke sebuah bioskop. Sepertinya bersembunyi di sana lebih aman apa lagi ditemani oleh layar besar yang akan menghiburnya selama ia bersembunyi di sana.

This Is Not A Ghost Story, adalah judul movie yang akan Fabian tonton. Seperti judulnya, itu bukan cerita hantu. Tapi ... agak ngeri juga, sampai-sampai membuat Fabian merasakan nyilu dan tidak napsu menghabiskan pop corn serta coca cola yang mendadak berwarna seperti darah yang ia lihat di layar besar itu, dan saat dirinya masih mencoba untuk bertahan di sana, seseorang mencengkal pergelangan tangannya sehingga membuat ia terkejut luar biasa.

Oh, rupanya seseorang yang mencengkal pergelangan tangannya adalah seorang perempuan yang terlihat sangat ketakutan. Fabian rasa ia menutup mata sepanjang movie itu diputar. Karena sadar ada seorang perempuan yang duduk di sampingnya dan terlihat ketakutan, Fabian pun akhirnya mati-matian menahan ketakutannya agar jiwa laki-lakinya tetap tersemat dalam jati diri Fabian.

"Mbak?" Fabian menegur seseorang yang duduk di sebelahnya itu. "Udah selesai," lanjutnya.

"Oh, udah ya?" tanyanya dengan wajah yang sangat kacau.

"Aku kira lebih ngeri kisah hidupku. Ternyata sama-sama ngeri," ucapnya tanpa konteks.

Setelah mengatakan itu yang cukup membuat Fabian bingung, perempuan itu pun bangkit dan segera pergi dari sana. Begitu pun dengan Fabian, ia lekas bangkit dari sana dan mulai mencari tempat persembunyian lagi karena ia tahu, pasti kedua orang tuanya tidak akan tinggal diam setelah mengetahui kepergiannya.

"Mbak?" panggil Fabian. Dia melihat perempuan yang tadi duduk di sebelahnya sedang berjongkok di belakang kursi yang tersedia di luar bioskop.

"Stt! Jangan panggil-panggil, Mas. Saya lagi sembunyi," bisiknya super lirih.

Heartbeat Formula: Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang