13

2.3K 261 19
                                    



"Usianya hampir memasuki minggu keempat," ujar dokter Wenda. "Sering makan junkfood, ya?"

Neo bangkit dari bangsal seraya merapikan bajunya, sebelum menatap dokter Wenda. Ia heran kenapa tebakan dokter kandungan itu tepat sasaran.

"Junkfood itu mengandung banyak garam dan orang yang sedang hamil disarankan jangan terlalu banyak mengonsumsi garam. Itu bisa meningkatkan tekanan darah dan efeknya kamu bisa kena hipertensi." dokter Wenda menjelaskan seraya menulis resep.

"Jadi, nggak boleh makan junkfood, dok?" tanya Neo memastikan. Padahal makanan cepat saji itu salah satu menu favoritnya dikala malas mengunyah nasi.

Dokter Wenda mendongak lalu tersenyum seraya menggeleng. "Untuk sementara jangan dulu, ya. Sebagai gantinya, kamu harus makan makanan yang bergizi. Apalagi tensi darah kamu juga lumayan tinggi."

Neo menghela napas seraya mengangguk ragu. "Selain hipertensi, risiko terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji apa, dok?" Neo bertanya lagi karena tiba-tiba merasa penasaran.

Dokter Wenda pun menjelaskan secara rinci. " ... Salah satunya bisa membuat bayi terlahir obesitas."

Neo jadi teringat cerita ibunya dulu yang berkata jika teman SMA-nya baru saja melahirkan dan bobot bayinya hampir menyentuh 6 kilogram. Dulu saat Neo mendengar kisah itu, dia hanya mengerutkan kening tak peduli dan sekarang ... entahlah, ia merasa tubuhnya langsung merinding akibat rasa takut.

"Ini resepnya, silakan tebus di apotek." dokter Wenda menyerahkan sebuah kertas resep pada Neo. "Ingat, ya! Jangan makan makanan cepat saji dan perbanyak konsumsi sayur serta buah."

Neo tersenyum lalu mengangguk. "Terima kasih, dokter."

Dokter Wenda balas tersenyum dan berdiri. "Sampai ketemu di pemeriksaan bulan depan."

Neo segera menebus obat serta vitamin dan setelahnya langsung pulang ke apartemen. Ia benar-benar sangat lelah dan kakinya pun terasa luar biasa pegal, padahal dirinya tidak mengerjakan pekerjaan berat.

****

Di apartemen, Neo merebahkan diri ke sofa seraya menghela napas dengan cepat. Setelahnya, dia meraih hp dari dalam totebag untuk mengecek apakah Bastian mengirim pesan. Ternyata, nihil.

Sesuai ucapannya, Bastian tidak menemani Neo untuk memeriksa kandungan. Bukan tanpa alasan karena hari ini dominan itu memiliki jadwal kelas yang cukup padat ditambah ia harus menghadiri seminar.

Terdengar helaan napas sebelum Neo bangkit untuk mengambil susu di kulkas. Tiba-tiba saja dia ingin meminum susu cokelat. "Makan apa, ya?" monolognya sambil melihat deretan menu di hp setelah meneguk habis satu gelas susu. Seperti biasa, ia berniat untuk order makanan via online. Padahal Bastian sudah memasak dan karena Neo ingin makan menu lain, jadinya dia tidak mengacuhkan dua piring lauk yang dimasak suaminya tadi pagi.

"Lagi promo?" Mata Neo berbinar terang saat melihat restoran dengan huruf awal M tengah mengadakan promo besar-besaran. Tetapi, ia langsung teringat ucapan dokter Wenda tadi.

Terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji bisa membuat bayi terlahir obesitas.

Neo sontak menggeleng histeris. Dia langsung mencari tempat makan dan memilih menu daging serta sayur cukup banyak. Meskipun masih belum seratus persen menerima tetapi ia akan mencoba untuk merawat anaknya sebaik mungkin. Total harga yang Neo bayarkan hanya untuk sekali makan mencapai setengah juta lebih. Ia memasukkan pin rekening tanpa pikir panjang, tanpa tahu jika saldo yang diberikan ibunya hampir mencapai limit.

Love or Lust? [✓]Where stories live. Discover now