Bab 3

213 15 9
                                    

"Angghhh!"

"Mendesahlah terus, dasar jalang"

Harry mendesah dan mengerang saat dildo berukuran panjang dan besar itu merangsek keluar masuk dalam lubangnya yang sudah terlihat memerah. Badannya terayun-ayun sementara tangannya terikat pada borgol kulit yang terpasang pada headboard ranjang.

"Apa yang nanti akan dikatakan oleh tunanganmu, kalau mengetahui bahwa calon suaminya lebih menyukai dirinya dimasuki daripada memasuki?"

"Aa..aku belum bertunangan agghhh" Harry melengkungkan punggungnya saat Tom dengan brutalnya menusukkan dildo panjang itu semakin dalam.

"Hmm.. Baru kemarin kamu bertemu dengan tunanganmu, atau masih calon? Sekarang sudah gatal ingin dihajar. Seharusnya kamu belajar cara memuaskan wanita, bukannya malah membuka lebar kakimu dihadapan pria" Tom memelintir penjepit yang terpasang pada kedua puting merah muda Harry.

"Aaghh sakitt Tomm pleasee..." air mata terlihat mengalir dari balik penutup mata berwarna hitam yang membutakan indera penglihatan Harry.

"Apa yang kamu lakukan saat malam pertama pernikahanmu nantinya? Menungging di hadapan istrimu? Seperti yang sekarang kau lakukan? Hmm?"  Tom menggerakkan dildo semakin cepat dan dalam pada lubang Harry membuat pemuda itu berteriak tak terkontrol saat pelepasannya yang kesekian kali. Merasakan sakit sekaligus nikmat yang mendera di tubuhnya.

"Dasar submissive, semakin direndahkan semakin terangsang sepertinya" Tom menjambak rambut hitam legam Harry membuat kepalanya mendongak, berbisik pada telinganya.

"Sebaiknya kau jujur pada orang tuamu bahwa kamu sebenarnya adalah submissive, supaya kamu dikeluarkan dari daftar keluarga Potter, kehadiranmu hanya membuat malu keluargamu"

Bayangan akan dikeluarkan dari daftar keturunan Potter dan mempermalukan nama keluarga membuat Harry bergetar. Dengan gemetar ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kenapa? Tidak sampai hati mempermalukan keluarga? Masih ingin menjadi sosok Harry James Potter yang sempurna?"

"Tapi sayangnya aku mengetahui semua kelemahanmu Harry, semua rahasiamu" Tom menarik rambut Harry hingga pemuda itu menolehkan kepalanya, bibir mereka bertaut saling merasakan kelembutan bibir masing-masing.

.
.
.
.
.

Harry mengancingkan kembali kemejanya, setelah permainan panas yang berlangsung di siang hari itu selesai ia berencana untuk pamit dari kediaman Tom, karena ada tugas kelompok yang harus ia lakukan bersama teman kampusnya.

Pagi hari setelah acara makan malam bersama keluarga Weasley,  Harry memutuskan untuk kembali ke apartemennya beralasan pada orang tuanya ada tugas kuliah yang harus dikerjakan. Tentu saja itu hanya sebagian dari alasan, Harry langsung menuju rumah Tom begitu sampai kota dan berlanjut dengan rutinitas saat mereka bersama, mengeluarkan sisi submissive Harry yang patuh pada dominasi Tom.

"Tom, aku izin untuk mengerjakan tugas di rumah Hermione sore ini" Harry menghampiri Tom yang sedang duduk merokok di sofa, menyandarkan kepalanya pada bahu kokoh pria disebelahnya.

"Siapa saja?"

"Aku, Mione, Ron, Lavender, Dean dan Seamus" Harry menghitung dengan jari-jarinya.

"Oke, mau diantar?"

"Tidak usah, aku bawa mobil sendiri saja." Harry mengeluarkan ponselnya, mengecek grup chat kelompok.

"Oke, be a good boy" Tom menepuk kepala Harry pelan.

"Terima kasih Tom, aku pergi dulu" Harry tersenyum dan mengecup pipi tirus prianya.

Deru mobil Harry terdengar menjauh dari area kediamannya. Sepeninggal Harry, Tom berjalan menuju balkon, dengan pelan menghembuskan asap nikotin dari bibirnya. Asap mengepul dan menghilang di udara. Tom tau mereka tidak selamanya bisa seperti ini, meskipun bisa dipastikan Harry masih akan tetap menempel padanya, bahkan setelah pertunangan bahkan kehidupan pernikahan pemuda itu jalani.

Tom dengan karakter dominannya membuat Harry sebagai submissive tidak bisa melepaskannya, seburuk apapun perlakuan pria itu padanya itulah yang diinginkan olehnya. Sudah beberapa kali Harry mencoba menjalin hubungan dengan pria baik atau teman dikampusnya, hal itu tidak bisa memuaskan hasrat Harry. Sampai hasil tes yang ia lakukan diam-diam menyatakan bahwa ia adalah seorang submissive dan pertemuannya dengan Tom mengubah jalan hidupnya yang selama ini terlihat sempurna dan baik-baik saja.

Tom mengeluarkan ponsel dari sakunya, membuka aplikasi email yang ia terima beberapa waktu lalu, membaca kembali undangan untuk menjadi dosen di salah satu universitas terbaik di Amerika. Mungkin ini waktunya.

.
.
.
.
.
.
Tbc

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Secret Where stories live. Discover now