AFFERO 26 - Teenage Romance & After School Drama

8 0 0
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Emangnya Fero punya kembaran?"

Viona mengangkat kedua bahunya tak acuh. "Mana gue tau. Kenapa nggak lo tanya aja sama orangnya langsung? Noh!"

Dyezra mengikuti arah yang ditunjuk oleh Viona. Ternyata Faro dengan baju olahraga yang basah di beberapa bagian karena keringat itu tengah menuju ke arah mereka. Sosok Faro yang mereka kira adalah Fero karena kemiripan diantara keduanya.

"Kenapa ada di sini?" tanya Faro yang kini sudah mendudukkan dirinya di samping Dyezra. Membuat Viona yang merasa diabaikan langsung mendengkus sebal.

Senyuman manis terlukis di bibir Dyezra. "Iya, kelas gue lagi jamkos. Tadi habis dari kantin, terus nggak sengaja lihat kelas lo lagi olahraga. Makanya gue mampir buat nonton," jawab Dyezra jujur. "Capek nggak?" tanya Dyezra kemudian sembari mengelap keringat yang ada di dahi Faro tanpa aba-aba. "Pasti capek banget, ya."

Faro yang mendapat perlakuan demikian hanya bisa terdiam kaku dengan sudut bibir terangkat canggung. Ia jadi malu sendiri karena di sisi lain masih ada Viona di sini. Dengan hati-hati, Faro menepis tangan Dyezra dari dahinya dan menggenggam tangan gadis itu pelan. "Nggak capek kok. Lo kan tau sendiri kalo gue suka olahraga," jawab Faro.

"Yaelah! Gue ke kelas duluan deh, Ra! Males banget gue jadi nyamuk." Viona yang kepanasan sendiri karena ulah Dyezra dan Faro memutuskan untuk pergi dari sana. Tentunya dengan mulut yang terus mendumel kesal hingga membuat Dyezra tertawa kencang karenanya.

Faro yang diam-diam juga mengamati interaksi random kedua sahabat itu jadi tersenyum tipis. Bisa ia simpulkan bahwa, meskipun komunikasi Viona dan Dyezra terbilang sangat blak-blakan, tapi justru itulah yang membuat persahabatan keduanya begitu erat. Ia jadi penasaran dengan sosok Devina Blanc, sahabat mereka yang diasingkan karena terlibat dalam penculikan Dyezra tempo waktu.

Ya, Fero telah menceritakan semuanya. Tentang Dyezra, keluarga gadis itu, dan persahabatan mereka yang penuh dengan lika-liku drama. Dari cerita-cerita itulah informasi yang bisa Faro gunakan untuk menutupi identitasnya dan hidup sebagai sosok Fero sampai saudaranya itu kembali ke Indonesia.

Namun, berapa lama lagi?

Faro pun juga tidak tahu pasti. Karena kendalinya berada di tangan sang papa, dan tergantung seberapa cepat Fero menyelesaikan pekerjaannya di London.

"Hei! Kok malah ngelamun, sih?"

Faro sedikit tersentak saat Dyezra menyentuh lengannya. Tanpa sadar ia jadi melamun karena larut dalam berpikir.

"Nggak mau ganti baju dulu? Udah bel istirahat." Dyezra mengangkat lengan kirinya yang terdapat jam tangan di sana dan menunjukkannya pada Faro. "Lihat. Udah jam istirahat. Mending lo ganti baju dulu ke toilet, baru habis itu kita ke kantin bareng buat makan siang. Yuk!"

Belum sempat menjawab, Dyezra sudah menarik tangan Faro dan meminta pemuda itu agar segera berdiri dari duduknya. Senyum cerah di wajah gadis bernama lengkap Dyezra Wijaya Alengka itu membuat Faro jadi tidak tega untuk menolak ajakan sang gadis.

𓈓 𓈓 ◌ 𓈓 𓈓

Waktu berjalan dengan begitu cepat. Tidak terasa, jam pulang sekolah telah tiba. Para siswa dan siswi mulai berbondong-bondong keluar kelas hingga memenuhi koridor. Ada juga yang masih membereskan alat tulis mereka seperti Mira dan Nindi. Ada juga yang sudah siap pulang dengan duduk di atas motornya seperti Deon dan Fikri. Kemudian ada juga yang masih harus menjemput sang adik tercinta seperti yang dilakukan oleh Dyezra sekarang.

Gadis itu tengah berdiri di ambang pintu kelas XI MIPA-1. Menatap teduh interaksi seru sang adik dengan teman-temannya di dalam sana. Diorza Wijaya Angkara, adik semata wayang Dyezra itu melambaikan tangan pada sang kakak ketika menyadari keberadaan Dyezra di ambang pintu kelasnya.

"Udah lama, Kak? Tumbenan lo nyamperin gue duluan. Biasanya juga langsung nunggu di parkiran," celoteh Diorza begitu sampai di tempat Dyezra berdiri.

"Iya, ada hal mendesak soalnya. Kita ke perpustakaan kota dulu ya habis ini." Kening Diorza spontan mengerut. Ia menatap sang kakak penuh tanda tanya. "Bang Ega nyuruh kita ke sana," ujar Dyezra begitu tahu arti tatapan mata sang adik.

"Bang Ega? Dia udah pulang dari London?"

"London?"

Diorza mengangguk. "Dia ada projek di sana beberapa minggu terakhir."

"Dih! Lo tau dari mana? Kok gue nggak dikasih tau, sih?!"

"Lo nggak nanya. Gue tau dari Bang Ega sendiri," papar Diorza dengan santainya dan mengabaikan wajah cemberut sang kakak. Bisa disimpulkan kalau hanya Dyezra saja yang tidak tahu-menahu tentang kabar dan kepergian Narega ke London selama beberapa minggu terakhir.

"Pantes aja nggak pernah main ke rumah," cibir gadis itu dengan penuh rasa kesal yang tampak jelas di wajah cantiknya. "Awas aja kalo ngajak ketemuan, tapi nggak bawa oleh-oleh dari London."

Diorza mendengkus. "Jangan ngomel mulu lo, Kak. Mending kita langsung ke sana sekarang. Takut Bang Ega udah nungguin," tutur Diorza sembari mempercepat langkah kakinya.

Dyezra pun akhirnya hanya bisa pasrah dan mengikuti langkah sang adik yang sudah mendahuluinya. Sebelum itu, ia juga menyempatkan diri untuk memberitahu Nindi lewat pesan chat, bahwa ia dan Diorza akan pulang sedikit terlambat. Belajar dari pengalaman, takut sang papa khawatir dan mencari-cari kedua putra-putrinya ini. Kalau urusan Tante Mala mah, ia bodo amat.

"Udah, Kak?" tanya Diorza yang kini sudah siap di atas motor kakaknya. Mengingat tadi pagi ia memang menebeng dengan sang kakak karena motornya masih berada di bengkel.

"Udah kok. Kakak barusan ngabarin Nindi. Biar orang rumah nggak pada nyari kalo semisal kita pulang telat."

"Ohh, ya udah. Ayok, buruan naik."

Dyezra mengangguk, lalu memegang pundak sang adik sebagai tumpuan dan menaiki motornya. Ia duduk di jok belakang, sementara Diorza yang menyetir. Mengingat detik yang terus berjalan, Diorza pun segera menjalankan kendaraan roda dua itu keluar dari area sekolah mereka.

Perpustakaan Kota adalah tujuan keduanya sekarang.



Penasaran nggak sih apa yang bakal dibicarain Bang Ega sampai-sampai meminta Duo D ke Perpustakaan Kota? Terkait kembaran Fero, atau ada hal lain?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Penasaran nggak sih apa yang bakal dibicarain Bang Ega sampai-sampai meminta Duo D ke Perpustakaan Kota? Terkait kembaran Fero, atau ada hal lain?

Tunggu kelanjutan ceritanya di chapter depan, ya!

AFFERO : The Secret of Galarzo ✔Where stories live. Discover now