Oneshot

98 11 0
                                    

Itu terjadi di penghujung bulan Juli.

Di negara Jepang, akhir bulan Juli berarti musim semi hanya tersisa beberapa hari lagi sebelum berganti musim menjadi musim panas. Semilir angin sejuk memasuki ventilasi udara ruangan kelas sebuah sekolah menengah atas.

Di depan kelas itu, terdapat papan tulis yang menorehkan sebuah huruf kanji disambung dengan huruf katakana yang ditulis oleh seorang gadis.

Gadis itu selesai menulis, dan membalikkan badan menghadap seisi kelas “Yukikawa Colette. Itulah namaku” Kata gadis tersebut ketika angin musim semi mengebaskan rambut putih panjangnya. Mata biru gadis itu memperhatikan seisi kelas yang menatap wajahnya.

“Ibuku orang Perancis, namun ayahku orang Jepang. Aku pernah menghabiskan masa kecil di Jepang sebelum tinggal di Perancis selama 8 tahun sebelum akhirnya kembali lagi ke Jepang hari ini” Colette menceritakan masa lalunya “Semuanya, mohon bantuannya” Gadis berambut putih itu membungkukkan diri.

“Baik, Yukikawa-san, kau boleh duduk di sana” Seorang guru pria menunjuk sebuah bangku kosong yang berada di hadapan bangku yang diduduki seorang gadis berambut coklat sepanjang pundak.

Colette membawa tasnya dan berjalan menuju bangku itu. mata coklat gadis yang duduk di belakang bangku kosong itu tanpa sengaja menatap mata biru Colette.

“ah, salam kenal!” Colette berbicara pada gadis berambut coklat itu.

“a-a-ah, sa-salam kenal! na-namaku Suzuki Akira!”.

“Suzuki-san ya? Nama yang bagus” Colette tersenyum kepada gadis berambut coklat tersebut.



“Akira? Akira? oooii! Akira?” Seorang gadis berambut pirang mengayun-ayunkan tangannya di hadapan Akira.

“Apa yang dia lamunkan?” Tanya gadis berambut merah muda.

“Pasti dia memikirkan cerita anime lagi” Komentar gadis berambut hitam.

Waktu telah memasuki jam makan siang. Namun Akira hanya terbengong ketika dia sedang makan bersama ketiga temannya, Yumi yang berambut merah muda, Junko yang berambut pirang, serta Hana yang berambut hitam.

“ah!” Akira pun tersadar dari lamunannya dan menatap bento miliknya yang setengah dimakan.

“oh, dia sudah sadar” Komentar Hana.
“Selamat datang kembali, Akira” Junko menyapa Akira.

“Apa yang kau lamunkan dari tadi?” Tanya Yumi.

“ah, aku hanya memikirkan si siswi pindahan itu”.

“oh, Colette-san?”

“Iya, dia... cantik sekali, rambutnya juga indah...” Akira kembali melamun “dan dia juga berbicara kepadaku”.

“Dia terdengar seperti orang yang kasmaran” Komentar Hana kepada Yumi dan Junko.

“Dengar Akira, kalau memang ingin dekat dengan Colette-san, kau harus berbicara dengannya lagi. Tadi kau bilang kau cuma berkenalan saat dia duduk di bangku depanmu, bukan?” Junko berbicara.


Beberapa saat kemudian, Hana, Yumi, dan Junko mengintip sebuah lorong sekolah. Di lorong tersebut terdapat seorang gadis berambut putih yang sedang memandang ke luar jendela yang terbuka.

“Itu Colette-san” Yumi memberi laporan kepada kedua rekannya yang lain sambil bersembunyi dari balik dinding.
“Baiklah Akira, ini kesempatanmu!” Hana mendorong tubuh Akira menuju ke lorong tempat Colette berada.

“tu-tunggu! Aku tidak pernah bilang aku setuju soal ini!” Protes gadis berambut coklat itu.

“Terlambat. Lakukan sekarang atau tidak sama sekali” Junko juga ikut mendorong tubuh Akira.

Bright and VictoryWhere stories live. Discover now