33. Dongeng

829 35 7
                                    

putar playlist di atas ya kawan☝️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

putar playlist di atas ya kawan☝️

33. Dongeng

"Lipstik gue udah bagus belum, ya?" Bibir pink tua yang cetar, identik dengan Seza. Gadis itu mengarahkan wajahnya ke arah cermin. "Pokoknya hari ini gue harus kelihatan sempurna di depan Kafka."

Sebuah anugerah terindah, bisa menjadi wanita yang kembali dicintai pujaan hati. Seza merayakan kemenangan. Bersenandung kecil di setiap langkah. Tak jarang, dua hingga tiga pegawai menyapanya sambil terheran-heran.

"Hai, Ganteng!" sapa Seza saat tak sengaja menjumpai Kafka di lobby.

"Hai."

"Hari ini cerah ya? Secerah hatiku." Seza melebarkan senyuman dan mengaitkan tangannya ke lengan Kafka.

Lingkungan lama yang terasa baru bagi Kafka. Orang-orang kantor mungkin mengenalnya, tapi tidak dengan dirinya. Yang ia kenal sejauh ini hanyalah Seza saja di kantor Majalah Shaelyn.

"Tadi berangkat naik apa? motor lo kan rusak habis kecelakaan waktu itu."

"Bareng sama Sultan tadi, sekalian berangkat kerja."

Jangan tanya mengapa Sultan sebaik itu, dia memalak Kafka dengan embel-embel uang bensin lima puluh ribu.

"Kalau hp lo gimana? Udah ketemu?"

"Belum."

"Mau gue beliin yang baru? Soalnya gue bingung harus hubungin siapa kalau lo nggak ada alat komunikasi."

"Nggak usah, kalau lo mau hubungi gue bisa lewat WA kok. Wa gue kan nyambung di laptop."

"Oke, pokoknya kalau lo butuh apa-apa harus hubungi gue."

"Ruangan gue dimana ya?"

"Ayo, gue tunjukin." Seza mempercepat langkah dengan menarik Kafka menuju ruangan yang dituju.

--SEBELAH KOS MANTAN--

"Laki-laki sinting, gue bukan tante-tante jablay yang bisa digodain!"

"Jablay apaan En?"

"Jarang dibelai Khanza!"

Enzi menggerutu sebal. Segerombol lelaki di tikungan jalan besar telah menggodanya. Mereka sempat mengomentari bentuk tubuh Enzi yang katanya mirip gitar spanyol. Padahal kalau menurut Khanza, Enzi lebih mirip cimol.

Malam minggu kali ini agak sedikit hampa. Pasalnya disaat gadis lain sibuk kencan dengan pacarnya masing-masing, kedua perempuan itu justru meratapi nasib dengan segelas es teh.

"Harusnya lo pilih salah satu En, lumayan bisa jadi pacar," celetuk Khanza.

"Ogah, Za. Lebih baik gue jomlo daripada punya pacar tampang bandit."

Sebelah Kos MantanWhere stories live. Discover now