Chapter 1

25 13 0
                                    

Happy Reading
___________________

Pertemanan itu tercipta agar kita saling merangkul, melengkapi dan memperbaiki.

_Mixuectz03_


Rania masih saja teringat dengan ucapan kemarin tapi hari ini dirinya seperti bersikap biasa-biasa saja tanpa ada masalah sedikitpun. Walaupun memiliki masalah ia hanya bisa menutupinya dengan senyuman seperti bulan sabit di wajahnya. Rania adalah tipe orang yang bisa menutupi masalah ini tanpa mengetahui oleh orang lain karena menurtnya nanti bisa membuat beban pikiran orang lain.

Rania menggayuh sepedanya menuju tempat di mana sahabatnya ingin bertemu tepat di taman dekat rumah milik Saskia. Rumah mereka terbilang cukup jauh hingga membuat Rania menggunakan sepedahnya. Di perjalanan menuju rumah sahabatnya ia selalu menjumpai ibu-ibu bahkan bapak-bapak, ia menyapa mereka dengan sopan juga senyum yang tak pernah pudar agar semuanya mengangap bahwa ia tak memiki masalah satupun.

Sifatnya sangatlah ramah, dan semua orang sangat sayang kepadanya karena sikap nya sopan, baik juga lembut dan selalu menolong. Mereka memandangnya sebagai penolong sejati padahal ia hanyalah manusia biasa yang tak bisa menyelesaikan masalahnya dengan sendiri.

Setelah beberapa menit Rania pun kini sampai di taman dekat rumah sahabatnya. Rania melihat sekeliling mencari sahabatnya ternyata Saskia sedang duduk bersimpuh di atas bangku yang terbuat dari bulu yang berada di bawah pohon. Ia melihat Saskia, sedang memakai headset di telinganya dengan buku di tangan yang ia baca.

Rania menghampirinya dan berdiri di hadapan Saskia. Saskia belum menyadari bahwa Rania sudah berada di sini, "Ekhem serius amat bacanya." ia berdehem seraya menaruh tanganya di belakang dan mengoyangkan badannya seraya menatap kesana kemari.

Saskia menatapnya membuat ia melepas headset dan menandai buku dan juga menutupnya. "Hehe, maaf Nia, aku nggak tau kalau kamu sudah ada. Apa sudah lama?" ia cengegesan seraya mengaruk tengkuknya yang tak gatal.

Saskia memanggil Rania dengan sebutan Nia. Dan Rania memanggil Saskia, dengan sebutan Kia.

Saskia Kaila Alexander, seorang gadis yang cantik, memiliki bulu mata yang lentik dan juga hidung yang mancung tidak berbeda tipis dengan Rania, bahkan keduanya sering di kira orang-orang pada kembar padahal mereka hanyalah sahabat yang terlahir dari rahim dan keluarga yang berbeda. Saskia adalah anak seorang petani kaya raya yang memiliki kebun di mana-mana. Dan itulah yang membuat Rania bingung kenapa Saskia ingin berteman dengannya.

Tapi Saskia selalu saja bilang padanya bahwa "Aku lah, kia yang tak pernah memandang sesiapa pun itu lebih rendah dari ku, dan tak pernah meremehkan siapapun itu. Aku hanyalah ingin berteman bukan saling bermusuhan atau benci kepada siapa pun." Saskia sama seperti Rania yang sikapnya sebelas dua belas sama. Makanya banyak yang ngira kembar.

Rania menggeleng, seraya duduk di sebelah Saskia. "Oh ya mami, papi kamu mana?" ia menatap Kia seperti cermin yang hanya terlihat dirinya hanya saja kulit mereka yang membedakan. Saskia memiliki kulit putih hampir seperti susu, dan Rania memiliki kulit sawo matang.

"Ada di dalem." jawabnya. Rania mengangguk seraya tersenyum.

"Oh ya Kia, kamu masih ingat, kan sama ucapan kamu dua hari belakangan?" Rania bertanya serius sambil menatapnya.

Kisah Rania (ON GOING)Where stories live. Discover now