44. Bertemu?

93 8 2
                                    


Di ruang kerja dengan segala furnitur serba klasik khas kerajaan Eropa, Flori bergelut dengan kertas dokumen serta dokumen online pada iPad. Sudah dua jam lamanya ia menghabiskan waktu tuk bekerja, dua jam lamanya pula ia menahan lapar. Perutnya sudah bersuara sejak tadi, namun tidak ia gubris.

Wanita cantik berambut coklat sebahu itu tiba-tiba melempar pulpennya, menyugar rambut, lalu menutup wajah dengan kedua tangan. Ia sedang frustasi memikirkan solusi untuk salah satu perusahaannya yang cukup besar. Yang otomatis laba dan kerugiannya pun besar. Tidak, ini adalah aib kalau sampai para pengusaha lain tahu ia dan teman-temannya berhasil dibodohi. Ini harga diri.

"Seratus dua puluh triliun? Apa iya gua tombokin segitu. Yang ada gua bangkrut." Flori seperti kehilangan gairah hidup.

"Harus banget Hasan?"

"Tapii.... dia pasti ngasih. Tapi... gua ga siap liat dia lagi."

Drrt

'Baba😵‍💫😘'

Teet!

Ada panggilan masuk dari dang ayah untuk kesekian puluh kalinya, namun sengaja tak ia angkat. Sejak kemarin ia tak berani, ia tak mau nama baiknya habis dipermalukan oleh sang ayah.

'Baba😵‍💫😘'

Angkat dulu

Florenzia

Flori

Baba mau bicara

Kalo mau ngehujat, ga ush

Aku lagi sibuk cari solusi, kok!

Aku blokir dlu

Anda telah memblokir 'Baba😵‍💫😘'

Florenzia menghempas punggungnya pada kursi super empuk yang ia duduki sejak tadi. Sungguh kejadian semalam membuatnya trauma. Perilaku nekatnya tuk bertemu Hasan tanpa berpikir dua kali membuat ia 'kena mental'.

Tiba-tiba bayang-bayang Karina, sang ibu tercinta hadir. Ia selalu ingat apa yang telah ibunya ucap dengan penuh kelembutan.

"Flori... kamu paksa Hasan talak kamu selama berbulan-bulan dan intens. Tapi setelah ditalak, kamu justru benci sama dia dengan alasan dia ga sayang sama kamu."

"Coba difikir lagi,... siapa yang salah?"

"Bunda perhatiin, posisi Hasan selalu salah dimata kamu. Terus sekarang mau gimana? Kamu mau minta rujuk? Kamu ga malu?"

"Makanyaa.... lain kali jangan gegabah."

"Pasti sebenernya ada kemauan kamu yang harus Hasan lakuin, tapi kamu ga ngasih tahu itu apa, kan?"

"Bunda.... Hasan itu setia banget, banget. Dia kasih apapun buat aku. Dia ngalah, dia ga salah pun dia bilang dia yang salah." Flori angkat suara. Suaranya lirih sekali.

The Beautiful Devil is My Lady [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang