Senjata Spiritual

75 15 11
                                    




Typo benerin sendiri


"Tidak ingin mengatakan sesuatu?"

Ace mengangkat sebelah tangan dan menggulung lengan baju Luffy. Semua orang melihatnya dengan tatapan menyesal, jika boleh berkata jujur, Luffy tidak menyukai tatapan itu.

"Tidak tahu, aku hanya berusaha," Luffy menjawab seadanya.

Berusaha? Tidak salah. Luffy memang berusaha terlalu keras, berusaha sendiri menahan sakit tubuhnya setiap malam, berusaha terlepas dari belenggu yang menyegel kekuatannya. Mungkin jika itu hanya rasa sakit pada tubuh, rasa sakit seperti apa yang mengikis jiwanya pelan-pelan? Dendamnya dan dendam orang tuanya terlalu besar, perlahan menyatu dengan hati Luffy. Hingga pada akhirnya Luffy terjebak begitu dalam. Tapi bagaimana pun juga Luffy telah melihat semuanya seperti sebab akibat yang harus dia selesaikan.

Luffy tersenyum lalu menurunkan lengan bajunya ke bawah, dalam hati dia melanjutkan, "Berusaha terlalu keras sampai-sampai tidak bisa membedakan antara salah dan benar."

Melihat senyum adiknya, Ace tidak ingin bertanya lagi dan memilih merogoh dalam jubah yang ia kenakan. Tangannya meraih sesuatu seperti kantung, mengeluarkan dan mengangkatnya di depan wajah Luffy. Posisi Luffy saat ini masih di atas kasur dan Ace duduk di pinggir.

Ace berbicara, "Aku punya hadiah untuk mu." Memberikan kantung berwarna merah yang terlihat mewah ke tangan Luffy. Seketika mata Luffy berbinar saat melihat isi kantung merah tersebut, itu adalah berry musim dingin. Warnanya biru seperti blueberry, rasanya manis, menggiur dan segar.

"Yakkkk!!!"

Sabo mencekik leher Ace dari belakang. Rasanya Sabo ingin menampar bolak balik wajah kakak angkatnya itu.

"Le-lepas, ke, na, pa kau men, akkk to-tolong." Ace berusaha melepaskan diri dan melihat ke arah Law yang diam tidak mengatakan apa pun, Law mengangkat bahu tidak peduli. Zoro bingung kenapa Sabo tiba-tiba mencekik Ace. Lebih bingung lagi dengan tingkah Ace yang tidak mencerminkan bahwa dia adalah seorang raja.

Sabo yang masih berusaha dengan leher Ace, "Ousama, kenapa kau memberikan buah itu kenapa adikku."

"Zoro, kau mau?"

"Zoro kun, jangan."

Zoro hampir menerima berry tersebut jika Koala tidak menghentikannya, Zoro semakin bingung. "Eh? Kenapa?" dia bertanya.

Koala menjelaskan bahwa itu adalah berry beracun. Lalu Zoro bertanya lagi, "Lalu kenapa Luffy memakannya?" dia sedikit panik dan mengira bahwa Ace berusaha membunuh Luffy. "Dan kenapa Luffy ingin memberikannya kepada ku," monolognya dalam hati.

Saat itulah Ace tertawa alih-alih menjelaskan kenapa dia memberikan buah beracun kepada adiknya sendiri. Sabo yang telah melepaskan leher Ace menghela nafas sebelum berbicara, "Mereka berdua tidak terpengaruh oleh racun apa pun. Tahu kenapa?"

Zoro menggeleng tidak tahu.

"Karena mereka adalah darah D murni." Sabo menunjuk wajah Luffy yang sedang asik dengan berry di tangannya dan kembali berkata, "Kau jangan sembarangan menerima makanan apa pun dari nya. Law pernah hampir mati keracunan, kau tahu?" Meski pun tidak berpengaruh, Sabo tetap khawatir jika Luffy keracunan.

Zoro: "..."

Law: "..."

Zoro akhirnya mengangguk paham. Menurut pemahaman yang dia serap dari penjelasan Sabo, secara garis besar Ace dan Luffy adalah manusia dengan tingkat berbeda, tidak sama seperti manusia pada umum nya karena mereka adalah darah D murni. Meski dia tidak mengerti kenapa dia berpikir seperti itu, namun dia tidak akan berani mengusik Luffy meski selama ini dia tidak pernah melakukannya, Zoro tulus berteman dengan Luffy.

One Piece AcademyWhere stories live. Discover now