14. Sembuh dan hampir

1.1K 82 2
                                    

Sudah terhitung 2 hari Aiden sakit, dan selama itu pula Aiden dikamar tanpa keluar sedikitpun padahal kamar itu sudah tidak dikunci. Kini tinggal 3 hari dari waktu Mafu akan di angkat resmi menjadi bagian dari Akio. Aiden baru sadar jika Mafu hampir setiap hari menginap disini.

Aiden telah memakai seragam bersiap untuk pergi ke sekolah. Ia sengaja berangkat sangat pagi untuk menghindari semua keluarga Akio.

Tapi sayang saat ia membuka pintu kamar, Yuki sudah berada di hadapannya. Aiden menghela nafas kasar serta menatap Yuki malas.

Yuki menggandeng pergelangan tangan Aiden untuk dituntun menuju meja makan. Ternyata semua orang sudah duduk rapi disana, Aiden hanya mengikuti tanpa perduli.

"Kemari Aiden, ayo sarapan bersama."
Ucap tuan Akio menepuk kursi disebelah kanannya.

Jadi duduknya gini, tuan Akio berada di tengah, Aiden di sebelah kanan tuan Akio dan sebelahnya lagi Yuki. Lalu sebelah kiri tuan Akio adalah Mafu dan sebelah lagi adalah Yama.

"Waaah, Akhirnya bang Ai ikut sarapan sama kita. Mafu senang bang Ai ada disini."
Ceplos Mafu yang tak di hiraukan Aiden.

Aiden melihat isi meja makan tak minat.

'Menu kesukaan Mafu eooh ?'

Ia beralih menatap segelas susu yang berada disampingnya lalu meneguk susu itu tapi suara Mafu kembali mengganggunya.

"Iih bang Ai jangan sentuh  dan memulai apapun di atas meja makan kalau sang kepala keluarga belum menyentuh dan memulainya terlebih dahulu, ini peraturan keluarga."
Tegur Mafu.

Aiden menatap malas mafu dan menegak susu itu dengan kasar hingga tandas. Ia menaruh gelas pada meja makan dengan sedikit kasar hingga mengagetkan mereka yang duduk disana.

"Loh bang Ai!!! Apa bang Ai tidak tau peraturan keluarga Akio ? Mengapa dilanggar ? Itu tidak boleh."
Oceh Mafu lagi.

"Suka suka gue, gue emang gak pernah belajar dan diajari peraturan keluarga. Gue emang gak punya keluarga."
Jawab Aiden membuat Tuan Akio selaku ayah merasa tersindir karena tak memerankan sosok ayah dengan baik pada Aiden selama ini.

"Aiden, jangan berbicara seperti itu pada Mafu, dia juga adikmu."
Peringat Yama halus.

"Adik ?"
Ungkap Aiden dengan tawa mengejek, tawa itu membuat kerutan heran orang yang bermarga Akio disana.

Mafu memulai drama pagi ini dengan mata yang memerah,air mata yang sudah turun dan isakan keras.

"Bang Ai kok gitu ? Mafu kan cuma ngingetin bang Ai hiks......hiks"

Aiden tidak peduli dan kembali duduk tenang melipat tangan di dada.

"Sudah sudah tidak apa Mafu. Ayo makan, kau suka udang dan semua seefood ini kan ? Maaf kemarin kemarin kami memarahimu."
Ucap tuan Akio tulus meminta maaf. Ia tau Mafu sangat menyukai seefood jadi dia menyuruh pelayan memasak menu itu, karena sebagai bentuk permintaan maafnya.

Semua memulai makan dengan tenang, tapi berbeda dengan Aiden yang terdiam malas tak berminat. Aiden yang merasa ini membuang waktunya bergegas berdiri mengangkat tasnya berniat untuk berangkat.

"Kau mau kemana Aiden ?"
Tanya Yuki.

"Kau belum sarapan Aiden. Duduk!!!"
Perintah Yama.

Aiden tak menghiraukan itu dan akan berlanjut melangkah,tapi ia diseret kembali untuk duduk di kursi yang sebelumnya ia tempati dan dipaksa duduk oleh Yuki. Wajah Yuki mengeras dan mengambil lauk yang berada disana.

Ia menyendokan nasi beserta udang lalu memaksa Aiden untuk menelan itu, Aiden tentu saja memberontak tapi Yuki mencengkram pipi Aiden keras sehingga  Aiden tak mampu menolak.

TransmigrasiWhere stories live. Discover now