Lukisan (4)

98 20 16
                                    

Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.
.
.
.
.

"Hei, Ri ... kami pulang duluan ya!"

Chaerin menepuk pundak Seungri yang sedang menopang dagunya di atas meja. Kepalanya terangkat hanya untuk melihat dua gadis yang sudah merapikan buku.

"Kalian sungguh tidak ingin menemaniku?" tanya Seungri lesu. Dia lihat Chaerin dan Jennie juga sudah suntuk wajahnya.

"Sebenarnya kami masih ingin menemanimu di sini, karena tugas kami juga belum selesai. Tapi, aku dan Jennie ada jadwal pemotretan sore ini."

"Ah, baiklah," jawab Seungri.

"Kau jangan pulang terlalu malam. Nanti diculik!" ledek Jennie.

"Eih, tidak ada yang mau menculiknya. Si penculik bisa bangkrut karena dia makannya banyak!" sarkas Chaerin.

"Haiss! Sembarangan saja kau!" dumal Seungri membuat dua gadis tadi tertawa seraya meninggalkan dirinya.

Seungri menggeleng kepala dengan kelakuan dua temannya tadi. Sekarang dia kembali suntuk dengan menghadapi beberapa buku di depannya.

Sudah dua jam setengah berlalu Seungri berkencan dengan buku di perpustakaan. Tugas yang diberikan dosennya mengharuskan dia memadu kasih dengan tumpukan buku. Sebenarnya Seungri masih bisa melanjutkannya lagi, tapi dia lebih suka menuntaskan sebenarnya. Lebih cepat lebih baik pikirnya.

Dagunya kembali tertopang dengan tangan kirinya. Semula dia enggan berada lama di perpustakaan, namun sekarang perlu dipikir ulang. Seungri tanpa sengaja melihat Jiyong yang duduk di meja seberangnya. Sudah berapa lama Jiyong ada di situ Seungri sendiri tidak tahu.

Tak masalah sejak kapan yang penting Seungri dapat penyegaran. Wajahnya kembali berseri. Senyumnya merekah, matanya sayu seraya menatap Jiyong.

Ah, sungguh bak pangeran tampan.

Jiyong duduk dengan tenang dan tegap. Meski wajahnya terlihat kaku, tapi tidak mengurangi ketampananya. Jiyong membaca buku di depannya seolah tak ada yang boleh terlewatkan satu kata pun.

Namun, Seungri tersadar satu hal. Dia penasaran dengan asal usul pemuda di seberang sana. Jadi, tangannya dengan cepat mengetik di ponselnya pada mesin pencarian. Segeralah muncul profil Jiyong.

Dalam laman tersebut tertulis bahwa Kwon Jiyong adalah anak kedua dari pasangan Kwon Young Hwan dengan Han Gi Ran. Memiliki tanggal lahir yang terlihat cantik, 18 Agustus 1988. Jiyong juga memiliki seorang kakak kandung yang beda usia lima tahun dengan Jiyong bernama Kwon Dong Hyuk, juga memiliki wajah sama persis dengan Jiyong. Hal yang sangat disayangkan, Jiyong kehilangan sosok ibunya sejak dia berusia enam tahun karena sakit yang dideritanya. Sejak itu senyum cerah di wajahnya lenyap seiring dengan perginya sang ibu.

Kwon Dong Hyuk sendiri sebagai salah satu dekan di universitas yang didirikan oleh keluarganya di usianya yang masih muda. Itu didapat karena kecerdasan dari Dong Hyuk sendiri. Sang kakek mempercayakan Tuan Muda Pertama Kwon itu untuk menjabat di kampus tempat di mana Seungri menempa ilmu.

The Unpredictable Love [End]Where stories live. Discover now