Pernyataan Cinta (33)

49 17 27
                                    

Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.
.
.
.
.


Sudah dua hari Seungri bolos dari perkuliahan yang ada. Pemuda Lee ini hanya menyibukan diri di kedai dengan melayani para pembeli. Ayahnya sudah berkali-kali untuk menyuruhnya kembali berkuliah, namun Seungri mengatakan badannya merasa kurang sehat akibat sisa sakit yang dideritanya waktu lalu. Daesung coba turun tanganpun hasilnya sama. Seungri sedang dalam mode keras kepalanya.

Teman-temannya pun datang berkunjung untuk menjenguknya seraya membujuk serta memberinya catatan yang tertinggal dari kampus. Seungri tetap mengatakan akan kembali kuliah saat dirinya sudah merasa sehat.

"Kau sebenarnya bukan sakit fisik, tapi hatimu yang sakit," bisik Chaerin.

Seungri tersenyum diiringi dengan dengusan, hanya melirik Chaerin.

"Hanya karena berita seperti itu kau harus mengorbankan kuliahmu. Di sini kau yang bodoh, Seungri-ah!" tandas Glory.

"Yak! Aku tidak bodoh," protes Seungri.

"Kalau kau tidak bodoh, kenapa malah seperti keong yang harus bersembunyi dicangkang? Di mana Seungri yang semangat dan pantang menyerah yang aku kenal?"

Seungri terdiam tidak bisa membalas ucapan Glory yang ada benarnya.

"Jiyong sama tak karuannya denganmu. Saat ada kuliah dia hanya memandangi bangku kosong tempat kau duduk," ungkap Chaerin.

"Dan si Lee Hae Jin itu terus mencari juga menanyakan alamatmu," tambah Glory.

Seungri melirik Glory. "Untuk apa menanyakan alamatku?"

"Mungkin ingin mengajakmu menikah," seloroh Jennie sekarang.

Seungri melempar tisu yang dari tadi dimainkan hingga bentuk bola kecil ke arah Jennie serta mendengus, "Sembarangan! Sebaiknya kalian jangan beri tahu Hae Jin di mana aku tinggal."

"Wae?" tanya Glory bingung.

"Aku tidak ingin diganggu," jawab Seungri.

"Tidak mau diganggu atau kau takut?" tanya Chaerin melanjutkan.

"Takut untuk apa?" Kening Seungri mengerut.

"Takut dia akan sering datang ke sini dan hatimu akan berpindah secepatnya pada Hae Jin," jelas Chaerin. Glory dan Jennie mengangguk masuk akal juga pikir mereka.

"Astaga, kau pikir aku semudah itu?" bantah Seungri.

"Mungkin saja. Perasaan siapa yang tahu. Lagi pula, Jiyong akan segera menikah," jawab Chaerin.

Ingatan akan Jiyong yang segera menikah kembali datang dalam benak Seungri.

"Seungri-ah, dengan kau menghindarinya semua tidak akan selesai. Kuharap kau segera bangkit," pesan Glory.

"Hahh, mengurusi orang jatuh cinta sangat merepotkan. Sebaiknya kita pulang. Langit sudah gelap," tukas Chaerin mengambil tasnya dan bersiap bangun.

"Kami pulang dulu, Ri. Sampai ketemu lagi di kampus secepatnya," pamit Glory.

"Hm, terima kasih semuanya.

.....

Setelah puas meliburkan diri akhirnya Seungri putuskan untuk kembali aktif perkuliahan. Di depan gerbang kampus sudah ada yang sedang menunggunya dengan tas punggung yang tersampir di satu pundaknya dengan senyum hangat yang menyambut Seungri.

The Unpredictable Love [End]Where stories live. Discover now