04 - Si Pelayan

1.6K 188 2
                                    

 "Ukh..." Nera merasa sangat pusing, matanya masih sulit dibuka.

"Lo serius? Anak ini yang udah ngehajar Kiera? Lo ga salah tangkep kan?" Tanya pemuda berkaca mata.

"Wahhh parah nih, Sora pasti salah culik anak orang, yakali bocah gemes gini bisa bikin bonyok Kiera, mana parah lagi" Timpal pemuda berambut coklat terang.

"Ck, bener dia kok" Ixora yang terus dituduh merasa jengah "Lagian dia emang bully di sekolah"

"Nggak sesuai sama muka" Pemuda berambut coklat mengamati Nera dari dekat. Mata Nera bergerak-gerak akan terbuka. Pemuda bernama Michael itu menatap penuh penasaran pada pemuda manis didepannya. Ia tertegun begitu melihat mata safir milik Nera.

"ANJING!!"

Nera yang terbangun dihadapkan dengan wajah yang begitu dekat, kaget bukan main. Ia ingin bergerak tapi tubuhnya tertahan, ia pun segera sadar bahwa dirinya sedang diikat di sebuah kursi.

"BANGSAT!! Siapa yang ngiket gue?!!" Nera menatap nyalang tiga pemuda di depannya, begitu melihat wajah yang tidak asing Nera kembali menyalak.

"Heh lo! MONYET!! Lepasin gue! Pengecut lo main iket-iket segala!!" Wajah Nera sudah memerah marah, tapi tiga pemuda di depannya justru memandangnya sambil terkekeh, tidak takut sama sekali.

"Mau lo apasih NYET?!!" Nera frustasi, ikatan di badannya sangat kencang, dia tidak bisa bergerak sama sekali "LEPASIN GUE!!"

"Iya, iya, dilepasin, gausah teriak-teriak" Ucap pemuda berkacamata yang bernama Hesa sambil terkekeh.

"BACOT!!" Maki Nera tepat di depan wajah Hesa, Hesa yang mendengar itu menarik kembali tangannya yang terulur, tidak jadi membuka iaktan Nera.

"Nggak jadi dibuka kalo gitu" Mata Nera membulat menatap Hesa yang berujar santai sambil mundur dan mendudukkan diri di sofa panjang depan Nera, Ixora dan Michael sudah duduk disana lebih dulu.

"Yang bener aja lo cok?!" Nera tidak terima, tapi diabaikan oleh mereka. Nera tambah frustasi saat tiga orang didepannya hanya memandangnya penuh minat. Sudah seperti kelinci yang dikepung serigala.

Ceklek

Pintu di belakang Nera terbuka, Nera yang masih merutuki orang-orang didepannya tidak menyadari Kiera berjalan mendekatinya. Kiera berjongkok dihadapan Nera yang tampak terkejut, tapi beberapa saat kemudian tatapannya berubah tajam menatap tepat mata emerald Kiera. Kiera yang ditatap seperti itu hanya tersenyum santai.

"Pengecut lo" Maki Nera pelan dan penuh penekanan.

"Mau merasakan mulutmu penuh darah?" Kiera mengabaiakn ucapan Nera dan beranjak berdiri menuju meja dekat sofa.

"Napa? Mau ngeroyok gue disini?" Tanya Nera sambil terkekeh merendahakan.

Kiera mengok sekilas dan tersenyum miring. "Aku tidak suka menghajar oang yang lemah" Kiera kembali fokus pada gelas di tangannya, menuangkan cairan dari botol.

"Terus lo pikir keren gitu nyekap gue disini?" Tanya Nera menantang.

"Ya" Jawab Kiera tanpa dosa.

Nera sudah akan memaki tapi urung begitu melihat Kiera berbalik, tangannya membawa sebuah gelas wine yang sudah terisi. Sebagai pelayan di bar, Nera sudah melihat berbagai jenis wine, tapi belum pernah melihat yang berwarna semerah dan sepekat itu.

Melihat arah tatapan Nera, Kiera menggoyangkan gelas ditangannya, mengamati riak cairan kental dalam gelas itu. Nera yang tahu apa itu berusaha meringsut mundur, tapi tidak berguna karena dia terikat di kursi.

"MAU APA LO?!" Nera berteriak saat Kiera mendekat pelan sambil tersenyum manis. Tiga pemuda lain yang dari tadi diam juga beranjak mendekat. Memposisikan diri mengelilingi Nera.

BITTER AND SALTY [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang