6: First Kiss?

192 21 9
                                    

Pukul 7 malam, Jean dan Yara sampai di Istana Bukcingham, dan mereka berdua langsung di sambut oleh seluruh anggota keluarga istana. Seraya bersalaman, Jean mengenalkan Yara sebagai istrinya kepada seluruh anggota istana yang menyambut kedatangannya itu dan mereka langsung mengucapkan selamat atas pernikahan Pangeran Jean dan juga Yara.

Sementara itu Yara hanya tersenyum saja saat mendampingi Jean melakukan tugas nya itu, bukan Yara tidak mau ikut berbicara, tapi Jean sudah mewanti-wanti Yara untuk tersenyum saja dan jangan bicara macam-macam di hadapan keluarga istana, bisa bahaya jika Yara sudah berbicara, dia pasti akan mengacaukan semuanya dan Jean tidak mau itu terjadi. Padahal tanpa diperingati pun Yara sudah mengerti posisinya, dan bahkan tanpa disuruh pun saat ini dia selalu menggandeng tangan Jean saat berada di depan keluarga istana, intinya Yara juga tidak mau menunjukkan kalau pernikahan mereka itu terjadi karena keterpaksaan.

Makan malam yang digelar malam itu berjalan lancar sampai akhir acara, dan Yara pun mendapatkan pengalaman yang luar biasa malam itu, banyak sekali orang yang memuji penampilan Yara dan tentu saja membuat Yara sangat senang dan ia pun langsung merasa seperti Putri Diana malam itu, tak sedikit juga yang menyebutkan kalau Yara dan Jean ini adalah pasangan serasi, jadi mereka mendoakan pernikahan Yara dan Jean akan bertahan selamanya.

'Dih amit-amit'. Begitulah batin Yara saat orang-orang disana mendoakan pernikahannya dengan Jean.

Setelah makan malam selesai, Jean dan Yara kembali ke hotel untuk beristirahat, karena besoknya mereka akan di jadwalkan untuk berjalan-jalan terlebih dahulu sebelum kembali pulang ke istana dan tempat wisata London Eye lah yang menjadi tempat pilihan mereka.

Awalnya semua berjalan lancar, Jean dan Yara menikmati liburan mereka dangan menaiki wahana London Eye itu karena mereka bisa melihat setiap sudut kota London dari wahana tersebut. Dan kekacauan mulai terjadi saat Yara dan Jean mulai berdebat karena Jean ingin kembali ke hotel karena hari sudah mendung sedangkan Yara masih bersikeras ingin mengunjungi tempat wisata lain, dan akhirnya meletuslah perang dunia ketiga di antara mereka.

"Sekarang mau hujan Yara, kamu ngerti gak sih? Dan tadi berita di London bilang hari ini mau badai, dan kamu masih mikir mau main lagi? Gila ya kamu".

"Bodo amat, mau badai, mau gempa, mau puting beliung kek, aku tetep mau main".

Jean menghela nafasnya, begitupun James yang menyaksikan mereka bertengkar, walaupun pemandangan itu sudah tidak asing lagi di mata James, tapi tetap saja lama kelamaan kuping James bisa pengang juga mendengar Yara dan Jean yang selalu saja bertengkar.

"Ayo pulang". Jean menarik tangan Yara.

"Gak mau". Yara mengibaskan tangan Jean.

"Kamu keras kepala banget sih". Jean menatap Yara tajam.

"Emang! kenapa? Gak suka?".

"Pulang gak".

"Gak mau".

"Pulang atau aku—.".

"Kamu mau ap— mmmph". Jean tidak tahan lagi mendengar ocehan Yara, dia pun langsung menarik tengkuk Yara dan membungkam mulut Yara dengan bibirnya, iya bibir Jean tidak mungkin bibir James kan?.

Melihat pemandangan itu James langsung membalikkan badannya. 'JEAN BANGSAT! CIUMAN DI DEPAN MATA GUE BANGET SIALAN!'. Batin James.

Yara yang sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Jean langsung mendorong tubuh tegap suaminya itu.

"Jean! Udah gila ya kamu!". Yara mengusap kasar bibirnya.

"Pulang sekarang!".

"Tapi kamu—.".

My Prince || JaemYang (Gs)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora