Bab 1

664 74 29
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

Langit begitu mendung meski hari masih sore. Gemuruh terdengar bersamaan dengan sorakan yang berisi cacian dari orang-orang.

"Bunuh saja dia."

"Ayo cepat penggal kepalanya."

"Dasar wanita Iblis. Dia memang pantas mati."

Mata gadis bersurai indigo itu terpejam sesaat, mencoba mengabaikan segala ujaran kebencian yang terlontar. Tangannya yang dirantai semakin kuat mengepal untuk sekedar memberinya sedikit kekuatan.

Penampilannya sudah sangat mengenaskan dan dia masih harus mendapat cacian juga sumpah serapah dari semua orang hanya karena sesuatu yang tidak pernah ia lakukan.

Dari tempatnya berdiri, Hinata -gadis itu- dapat melihat ayahnya berdiri menatap tajam dan penuh kekecewaan kepadanya. Raja beserta ratu yang menjadi calon mertuanya pun ada disana.

Juga calon suaminya -Sasuke Uchiha- sang putra mahkota dari negara Hidlevile yang tak kalah bengis menatapnya.

Seulas senyum tipis muncul dari bibirnya yang kering dan pecah-pecah. Hinata akui dia bukanlah orang yang baik tapi juga tak cukup jahat untuk mendapatkan takdir semenyedihkan ini.

Hinata dibenci banyak orang, 'Lady Devil' adalah julukan yang disematkan masyarakat padanya. Ia tak lagi dianggap oleh ayahnya selama bertahun-tahun, tak hanya itu Hinata pun diselingkuhi dan dicampakkan oleh tunangannya sendiri. Sekarang, dia justru dituduh sebagai pembunuh dari adiknya yang jelas-jelas telah merebut kebahagiaannya.

Jika dibandingkan, bukankah seharusnya Hinata lah yang menghukum orang-orang yang telah menyakitinya itu?

Lalu kenapa...

Kenapa justru dirinya yang semakin menderita?

Ini mungkin bukan yang pertama kali, namun jika ia diberi kesempatan sekali lagi, Hinata berjanji akan menjalani kehidupannya dengan lebih baik.

Hinata tersentak saat seorang pengawal mendorong tubuhnya hingga membuatnya berlutut. Dan ternyata tanpa ia sadari Sasuke yang awalnya duduk bersama kedua orang tuanya telah berdiri di sebelahnya dengan membawa pedang di tangannya.

Hinata mendongak dan mendapatkan tatapan dingin dari satu-satunya pria yang pernah ia cintai itu. Namun lihatlah, demi wanita lain yang dicintainya, sang pangeran rela menjadi algojo untuk mengeksekusi Hinata.

Sungguh luar biasa.

Dengan gagahnya, Sasuke berjalan ke belakang Hinata dan bersiap mengayunkan pedangnya.

Let It GoWhere stories live. Discover now