25 [END]

3.5K 108 0
                                    














Sudah 3 jam berlalu. Neara yg duduk di samping brankar masih setia menunggu kakaknya bangun, sedangkan mami tertidur di sofa karena kelelahan.

"Eungh..." Lenguh kiara membuka matanya perlahan.

"Eh kakak??" Kaget neara melihat kakak nya membuka mata.

"Akhilnya kakak bangun juga"

"B-bisa minta tolong ambilin air minum dek?" Tanya kiara pelan lalu berusaha mengubah posisi nya menjadi duduk.

"Ini kak, pelan-pelan" ucap Neara sambil menyodorkan minuman botol dengan sedotan nya.

"Papi mana dek?" Tanya kiara yg melihat mami nya tertidur di sofa.

"Kelual, beli makan kak" ucap neara.

"Aku kangen main sama kakak" ucap neara lalu memeluk kakak nya.

"Kakak juga, maaf ya akhir-akhir ini kakak jarang luangin waktu buat dedek, kalo kakak udah sembuh pasti kakak main terus deh sama dedek" ucap kiara mendekap tubuh kecil adik nya.

"Janji?" Tnya neara sambil mengangkat jari Kelingking nya.

"Janji dong" balas kiara lalu menautkan jari kelingking mereka.



Cklek
















"Eh kakak udah bangun" ucap papi yg baru saja masuk dengan sekantong makanan di tangannya.

Terlihat kiara hanya menatap datar papi nya. Melihat perubahan wajah anak Pertama nya, ia sudah mengerti pasti kiara akan menanyakan hal itu lagi.

"Papi beli apa?" Tanya neara turun dari brankar kiara lalu berlari kecil ke arah papi nya.

"Beli nasi padang dan nasi goreng, mih bangun yuk kita makan dulu, kamu belum makan loh dari tadi" ucap papi mengelus pelan lengan mami.

"Eungh...eh kakak udah bangun ya" ucap mami lalu bangun dari tidur nya. Kiara membuang pandangannya ke arah lain. Papi dan mami saling tatap seolah mengerti dengan apa yg terjadi. Mami pun mendekat dan duduk di samping brankar kiara.

"Makan dulu yah, mama suapin"

"Ga usah,biar aku aja" ketus kiara lalu mengambil piring di tangan mami nya.

Terlihat kiara kesusahan menyuap makanan nya sendiri.

"Biar mami aja yah" ucap mami lembut. Kiara pun menurut lalu di suap oleh mami nya. Sedari tadi kiara enggan menatap mata mami dan papi nya.

"Nih minum dulu, pelan-pelan" ucap mami menyodorkan air minumnya.

"Abis itu istirahat ya" ucap papi yg baru saja mendudukkan diri nya di sebelah kiri kiara.

"Axel dimana?" Tanya kiara datar.

Kedua orang tua nya hanya diam.

"Aku tanya axel di mana?" Tanya kiara yg mulai meninggi.

"hufft...kita ga tau dia di mana nak" ucap papi pelan.

"Saat itu kita sibuk dengan anak masing-masing, max membawa axel dan papi mami membawa kamu ke rs" jelas papi.

"Kalau begitu cari" bantah kiara.

"tapi-"

"Cari pih hiks...hiks aku mohon cari dia hiks" ucap kiara yg mulai menangis.

"Eh iya-iya kamu jangan nangis, papi bakal cari axel, okey?" Panik papi.

Kiara mengangguk sambil mengusap air matanya. Ia perlahan merebahkan tubuhnya.

"Pokoknya aku ga mau tau, papi harus temuin axel, dia yg nyelamatin aku pih, dia yg rela di lukain sama ayahnya sendiri demi aku pih" jelas kiara menatap sendu papi nya.

"Papi tahu, kalau begitu papi akan cari dia hari ini juga,kamu istirahat aja yah" ucap papi lalu mencium pucuk kepala kiara. Perlahan kiara menutup matanya sambil membelakangi papi nya.

D

Di luar ruang inap



"Kamu beneran mau nyari axel? Kita bahkan ga ngeliat dia di bawa kemana" ucap mami menatap suaminya sendu.

"Demi kiara, aku akan cari dia" ucap papi lalu mengecup kedua pipi, kening dan terakhir bibir istrinya.

"Aku pergi dulu yah" pamit papi lalu berjalan keluar dari rumah sakit.

Mami menatap mobil papi yg mulai menjauh.

"Terakhir aku liat keadaan axel...aku jadi ga yakin dia bisa bertahan"

"Aku juga ga nyangka ayah axel sebejad itu" gumam mami lalu kembali masuk ke ruang kiara.




















































































































2 minggu berlalu...









Saat ini kiara sedang duduk di balkon kamar nya sambil memeluk gitarnya. Terlihat ia hanya menatap kosong ke depan. Setelah kejadian itu, kiara berubah drastis. Ia menjadi gadis yg dingin, pendiam dan selalu menyendiri.


Cklek


Terdengar suara orang yg membuka pintu. Ya dia adalah mami rena. Dia membawa makanan untuk kiara.

"Kakak, makanan dulu yuk, mami suapin ya?" Ucap mami yg mendudukkan dirinya di tepi kasur kiara.

Kiara tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya. Ia masih dengan posisi yg sama dengan tatapan kosong.

"Kak?" Panggil mami lagi.

"Simpen aja di situ,ntar aku makan" ucap kiara.

"Huft...kalau gitu mami turun dulu yah, di habisin makanannya" ucap mami lalu keluar dari kamar kiara.







Ruang makan





"Gimana mih?" Tanya papi melihat istrinya tampak sedih.

"Ga ada yg berubah pih, kakak ga kayak dulu lagi yg ceria selalu ribut, dia udah berubah pih, anak kita..." Ucap mami mulai menetes kan air matanya.

"Sttt udah yah, seiring berjalannya waktu kiara pasti akan menerima semua ini, kakak pasti akan balik kayak dulu lagi, ini hanya perlu waktu,okey?? Sekarang kita makan dulu yah?" Jelas papi lembut. Mami hanya mengangguk paham.





















"Lo ga mungkin mati gitu aja, gue tau lo kuat, lo udah janji ga bakal ninggalin gue, lo bahkan belum ngajarin gue main gitar xel, lo jahat hiks...lo ninggalin gue...lo jahat...hiks hiks..." tangis kiara sambil memeluk gitarnya.

Papi kiara sudah mencari axel di mana-mana. Tapi yg di temukan nihil. Bahkan polisi yg menangani kejadian itu juga tak tahu axel dimana. Papi kiara juga sudah mencari di seluruh rumah sakit. Tapi hasilnya sama saja. Rumah nya juga selalu kosong. Anak itu menghilang tanpa jejak.

































































"Saya akan menyelamatkan anda apapun caranya"


















































































Tamat ges
Segitu aja, maaf ceritanya menggamtung wkwkwkw







LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang