08. panggilan baru

288 23 7
                                    

Happy reading!!🐣
Sorry for typos-

.
.
.

Haechan menatap area kamar yang mulai malam ini akan menjadi tempat tinggalnya.

Menghembuskan napasnya pelan.



Ceklek

"Berhenti di sana."

Mark yang baru saja akan masuk ke dalam kamarnya, ralat kamar mereka. Berhenti di depan pintu.

Haechan yang masih mengenakan jas pernikahannya berbalik dan memandang sinis Mark.

Mark menatap tak berkedip pada obsidian cantik milik sang suami. Suami manis nya amat sangat cantik hari ini.

"Jangan harap kita akan tidur dalam satu kamar. Aku tak sudi satu ruangan denganmu, apalagi satu ranjang. Cuih."

"Dek, tapi rumah ini hanya punya satu kamar."

Ada sih satu kamar lain, tapi belum sempat dibersihkan karena ya memang niatnya mau dijadikan gudang.

Haechan berjalan pelan ke arah Mark. Kemudian, menepuk pelan kemeja Mark.

"Itu urusan lu. Siapa suruh mau nikahin gua? Gua nggak minta buat lo nikahin ataupun gua juga nggak pernah minta lo buat kasih perasaan sampah lo itu ke gua."

Sebelum Haechan berbalik, ia kembali menatap Mark.

"Satu lagi. Jangan panggil gue kaya gitu, kalau nggak ada orang tua kita. Begitupun gue. Gue juga nggak akan nyebut ataupun nganggep lo sebagai su.a.mi kalau nggak ada orangtua kita. Termasuk entar di kampus. Jangan sampai ada yang bocorin tentang hubungan pernikahan ini. Dan ya, gua sendiri yang akan buat lo ngembaliin su.a.mi lo ini ke orang tuanya. Tunggu saja."

BRAK

Mark terkesiap di depan pintu yang baru saja ditutup keras oleh suami manisnya.

"Huh. Untung cinta." Mark berbalik dan berjalan menuju ruang tamu.

Sedikit cerita. Akhirnya Haechan menyetujui pernikahannya dengan Mark dengan syarat, pernikahannya tertutup dan tidak boleh ada yang tahu mengenai statusnya. Kemudian, kedua orangtuanya, baik orang tua dari Mark ataupun Haechan tidak berhak untuk mengurusi rumah tangganya dengan Mark. Lalu, untuk uang dan nafkah, Haechan menyuruh Mark untuk tidak meminta sepeserpun uang dari kedua orangtuanya, dan Mark menyanggupi itu, karena Mark sudah diajarkan mandiri oleh Daddy nya sejak lama. Ia sudah dibekali banyak hal. Dia juga  memiliki tabungan yang cukup untuk membuka usaha. Tapi, Jaehyun sempat tidak setuju dengan Mark yang ingin membuka usaha sendiri, karenakan

Haechan tahu setelah ia menyetujui pernikahannya dengan Mark maka ia tak akan mudah untuk lepas. Meskipun ia meminta seribu kali untuk bercerai maka Mark tak akan mengabulkannya. Oleh karena itu, Haechan sendiri yang akan membuat Mark melepaskannya. Haechan sendiri yang membuat Mark lelah dan mengembalikannya ke kedua orangtuanya. Hanya itu tujuan Haechan saat ini.

Terkait Jeno. Jeno sudah berangkat ke luar negeri satu hari sebelum pernikahannya dan Mark. Haechan sempat terkejut mengenai hubungan antara Jeno dan Mark. Dan Haechan akui jika ia gay, ia lebih tertarik kepada Jeno dari pada Mark.

Ngomong-ngomong soal rumah. Rumah ini adalah rumah minimalis dengan satu lantai. Rumah ini adalah hadiah dari Jaehyun dan Taeyong untuk pernikahan putranya. Rumah ini memang jauh dari kata mewah, apalagi seperti mansion Jung dan Seo. Rumah ini hanya terdiri dari dua kamar, dan kamar yang baru dibersihkan adalah kamar mereka, namun jika akhirnya begini mungkin besok Mark akan membersihkan kamar satunya juga.

Untuk pembantu, Haechan sendiri bilang ia tidak ingin ada orang lain yang berada di rumah mereka. Ya, Mark cukup senang mendengar itu, artinya Haechan seratus persen siap untuk menjadi istri bukan?

Chance| MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang