19. Ada Pelangi Setelah Badai

846 112 2
                                    

Setelah menghabiskan hari libur dengan mengunjungi wisata aquarium, Jake kembali menjalani aktivitasnya sebagai siswa dan ia juga akan mengikuti lomba biola mewakili nama sekolah yang sudah ia nantikan selama ini.

"Sunghoonnnn! Cepat mandinya!"

Sunghoon sejatinya sudah selesai mandi, hanya saja ia masih menikmati main air.

"SUNGHOON!"

"Iyaaa."

Tubuh Sunghoon terkaku, ketika ia mencari keberadaan handuk tapi ternyata ia tidak ada membawanya.

"EKEU!"

Jake terlonjak kaget, hampir saja menjatuhkan roti telurnya.

"Aish!" Tungkainya membawanya mendekat ke kamar mandi tempat Sunghoon berada.

"Apaaa?!"

"Aku...lupa bawa handuk. Lagi."

Jake mendengus gusar, itu saja terus yang dilakukan Sunghoon.

"Ini handukmu!"

Sunghoon tanpa beban membuka lebar pintu kamar mandi.

"Yaaak! Jangan buka lebar-lebar bodoh! AISH!" Jake membalik badan saat Sunghoon dengan tak tahu malunya membuka pintu, berdiri begitu saja di depan tanpa bersembunyi di balik pintu melindungi tubuh polosnya.

"Kenapa? Bukannya sama sama pria? Dan punya kita juga sama saja?"

"Aish! Tak tahu!"

Sunghoon mengerjab polos, lalu melihat area selatannya.

Tak ada yang aneh kok.

Lalu memakai handuknya setelah sadar takut ayah Jake datang.

Padahal pak tua itu tak bisa melihat apa-apa, kalau Sunghoon lupa.

.

.

.

.

.

"Ayah~ kami pergi dulu~" Jake mengecup pipi kanan ayahnya sebelum beranjak pergi meninggalkan rumah.

Dadanya bersemarak gaduh memikirkan ia akan melaksanakan lomba.

"Aduh dadaku jadi berdetak kencang." Ujar Jake, ia memegang dadanya yang bertalu-talu lebih kencang dari biasanya.

"Kau sakit jantung Ekeu?"

"Heh! Mulutmu!" Bibir Jake mencebik akan pertanyaan sembarangan Sunghoon.

"Kau bilang dadamu berdetak kencang."

"Iyaaa, tapi bukan sakit jantung. Maksudku aku gugup karna mau lombaaa. Hah~ kau ini."

"......Ekeu, kau kesal ya karena aku begini?"

"Bagini apanya? Apa maksudmu?"

"Menurutmu, aku ngeselin? Makanya kau selalu marah setiap berbicara denganku. Kau benci ya denganku?" Ungkap Sunghoon, dari wajahnya saja terlihat guratan sedih.

Hati Jake mencelos, ia tak bermaksud seperti yang Sunghoon bilang. Karena memang cara bicaranya begitu.

Ia tak mengira perasaan Sunghoon gampang tercubit.

Tungkainya berhenti melangkah, Sunghoon pun demikian. Ia pandang pemuda kecil di depannya yang tengah balik menatap dengan sorot tertegun.

"Aku tidak tahu kalau kau selama ini tersinggung, tapi memang begitu nada bicaraku. Walau memang terkadang aku marah, tapi bukan marah karena benci padamu."

Sunghoon The Dog | SUNGJAKE [LENGKAP]Where stories live. Discover now