Batu naga: petualangan di pulau penuh tantangan

41 34 5
                                    

Alex, saat kembali ke asramanya di malam hari, tanpa sengaja melihat bayangan dirinya sendiri yang terpantul di genangan air. Bayangan tersebut menggambarkan dirinya sebagai seorang ksatria penuh perjuangan, mencerminkan perjalanan yang menantang di Akademi Antarex.

Dalam hati, Alex memikirkan, "Aku harus bersiap untuk perjuangan yang akan datang. Setiap langkah di sini adalah bagian dari perjalanan ku sebagai seorang ksatria."

Dengan tekad yang semakin kuat, Alex memasuki asrama dan siap menghadapi setiap tantangan yang akan datang. Malam itu menjadi saksi awal dari petualangan yang menanti di dunia Akademi Antarex.

Di tengah perjalanan menuju asrama, Alex bertemu dengan Darius dan Lika, temannya. Darius, dengan penuh kelicikan, memutuskan untuk menjahili Alex.

Darius, tertawa licik, "Hei Alex, tadi aku mendengar bahwa ksatria taman sangat menyukai keindahan alam. Coba lihat ini!"

Dengan cepat, Darius dan Lika memutar tongkat air di tangan mereka, menyebabkan semburan air menghujani Alex.

Lika tertawa, "Oh, maaf ya, Alex. Ternyata elemen alam lebih terkendali dalam keadaan ini."

Meskipun basah kuyup, Alex hanya tersenyum, "Haha, baiklah, kalian memang cerdik. Tapi ingatlah, kebaikan akan selalu mengalahkan kepicikan."

Dengan rasa humor, Alex melanjutkan perjalanannya ke asrama, sambil menunjukkan sikap positif meskipun dijahili oleh Darius dan Lika.

Dengan tiba-tiba, dari tubuh Alex keluar api berbentuk naga yang terlihat marah. Darius, yang melihat kejadian itu, terkejut dan langsung lari menuju asramanya dengan langkah cepat.

Alex, seakan diatur oleh kekuatan elemennya, memandang dengan tajam ke arah Darius yang berlari menjauh. Api naga membentuk aura yang menakutkan, menciptakan suasana yang penuh ketegangan.

Emma dan Ethan, yang kebetulan berada di dekatnya, memandang kejadian tersebut dengan heran. Emma berkata, "Alex, apa yang terjadi?"

Alex, setelah mengendalikan elemennya, menjawab dengan tenang, "Aku tidak tahu. Tapi sepertinya elemen api ini memiliki reaksi emosional terhadap keadaan sekitar."

Momen tersebut menimbulkan pertanyaan baru, baik bagi Alex maupun teman-temannya, tentang sifat dan asal usul elemen yang dimilikinya.

Keesokan harinya, kelas fighting dimulai, dan semua siswa berkumpul di kelas untuk menerima pembelajaran lebih lanjut. Guru Seraphina, instruktur kelas fighting, berdiri di depan kelas dengan tatapan tegas.

Guru Seraphina: "Selamat pagi, para ksatria muda! Hari ini kita akan memulai pelajaran fighting. Ksatria harus memiliki keterampilan bertarung yang baik untuk menghadapi tantangan di dunia Antarex."

Dia melanjutkan menjelaskan berbagai teknik bertarung, strategi, dan etika ksatria. Siswa-siswa diberikan latihan-latihan untuk meningkatkan kekuatan dan ketangkasan mereka.

Alex, Emma, Darius, dan yang lainnya dengan penuh semangat mengikuti pelajaran tersebut. Kelas fighting menjadi momen pembuktian kekuatan dan kemampuan fisik mereka sebagai ksatria di Akademi Antarex.

Guru Seraphina: "Hari ini kita akan mempelajari kelas fighting seni mawar. Siapa di antara kalian yang sudah tahu atau memiliki pengalaman dengan seni ini?"

Emma, dengan penuh semangat, maju ke depan. Alex memberikan tepuk tangan sebagai tanda dukungan kepada temannya yang berani maju.

Guru Seraphina: "Bagus, Emma! Silakan tunjukkan kepada teman-teman bagaimana seni mawar bisa diterapkan dalam teknik bertarung. Semua, perhatikan dengan baik."

Emma memulai demonstrasinya dengan gerakan yang indah dan elegan, menggabungkan keindahan seni mawar dengan teknik bertarung yang efektif. Kelas terpukau melihat kemampuan dan kreativitasnya dalam mengaplikasikan seni mawar dalam pertarungan.

ANTAREXWhere stories live. Discover now