-16

444 46 6
                                    






*******


Dunia ini akan terus berjalan ada atau tidak adanya dirimu.

Wendy meyakini hal itu beberapa tahun ini. Dia belajar untuk memprioritaskan hidupnya dan keluarganya. Tidak ada seorangpun yang bisa mehakimi nya atau bahkan mencaci maki tanpa tahu seperti apa Wendy yang sebenarnya. Dia benci orang-orang yang hanya tahu merendahkan orang lain tanpa berpikir untuk memperbaiki diri sendiri.

Jadi dengan masa bodo apapun nanti yang terjadi. Dia tidak akan peduli apapun orang-orang bicarakan tentang dirinya. Wendy memutuskan membawa Jiyoo kembali ke Korea di hari ulang tahun anaknya itu.

Dia kembali bukan tanpa alasannya. Ayahnya jatuh sakit dan kondisinya cukup parah. Walaupun hubungan mereka merenggang sejak lima tahun lalu. Tapi Wendy tahu kalau ayahnya tetap mengawasinya dan Jiyoo.

Karena tidak ingin menyesal dikemudian hari. Wendy harus menemui Ayah dan ibunya, menghabiskan waktu bersama orangtuanya  lebih banyak.

Dia meninggalkan pekerjaannya sebagai manager di sebuah perusahaan desain di Toronto. Dan sekarang Wendy akan fokus menjaga keluarga kecilnya.

"Mommy, kita akan bertemu dengan Kakek dan Nenek kan?" Jiyoo tampak imut dengan pakaian santai, pria kecil itu mengayunkan kakinya yang tergantung. "Jiyoo juga bisa bermain dengan Daddy dan Uncle Baekhyun sepuasnya kan, Mom?"

Melihat betapa senangnya Jiyoo, Wendy pikir keputusannya ini sangat tepat. "Iya sayang. Jiyoo juga akan bertemu teman-teman baru"

"Yey! Jiyoo sangat senang. Tapi-" Jiyoo diam beberapa detik, "Aku tidak bisa bertemu uncle Kevin lagi" Dia menunduk.

"Tidak sayang. Uncle Kevin akan menyusul kita setelah pekerjaannya selesai"

"Benarkah Mom?!" Semangat Jiyoo kembali seperti semula. Dia tersenyum ceria, "Sekarang Jiyoo harus tidur. Setelah sampai nanti, Jiyoo akan mengajak Uncle Baekhyun bermain sampai puas"

"Baik. Tidurlah" Wendy mengatur kusir Jiyoo agar anaknya itu bisa berbaring sempurna.

Mereka masih butuh waktu 10 jam penerbangan lagi sebelum mendarat di Seoul.

Gadis itu mengecup kening Jiyoo dalam, "Mommy berharap Jiyoo tetap bahagia seperti ini sampai dirimu dewasa nanti"

Membawa Jiyoo pulang berarti kemungkinan anak kecil itu bertemu ayah kandungnya juga besar. Wendy sudah memikirkan hal itu sejak lama. Dia sama sekali tidak punya niatan memberitahu pria itu kalau Jiyoo adalah anaknya. Cukup lima tahu mereka memutuskan hubungan. Wendy tidak ingin membawa Jiyoo masuk kedalam lingkaran gelap yang sempat ibunya buat.

Tapi Wendy juga pasti tidak akan bisa menghindar dari fakta ini. Dia juga tidak bisa menyembunyikan Jiyoo. Cepat atau lambat, semuanya akan terungkap.

Apapun yang terjadi, dia akan melindungi Jiyoo bagaimanpun caranya.



*******



Jiyoo kembali tertidur dalam gendongan, kepalanya tersandar pada pundak ibunya. Mereka berdua sedang menunggu Sehun yang katanya akan datang untuk menjemput.

Karena mereka sampai cukup larut, kondisi Bandara Seoul tidak terlalu ramai. Dan Wendy bersyukur akan itu, karena dia menjadi lebih leluasa mengatur barang bawaannya.

Dari radius 10 meter, Ia bisa melihat siluet Sehun yang kebingungan mencari keberadaan mereka berdua.

"Sehun!"

Sehun berlari kecil, pria itu menggunakan pakaian casual. "Berikan Jiyoo padaku"Ucapnya saat sampai dihadapan Wendy.

Karena sedikit ada guncangan saat Sehun mengangkat tubuh Jiyoo, anak kecil itu sedikit merasa kurang nyaman tapi untungnya tidak sampai terbangun.

NO; PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang