twee

199 30 13
                                    

Gerimis pagi ini tidak menghentikan langkahku menuju sekolah yang masih sedikit sepi, para pekerja seperti satpam dan penjual Kantin menyapa ku dengan senyuman mereka.

Oh ya halo semuanya, aku ahyeon dan aku kembali dengan cerita hari ini. Maaf jika sapaan ku terlalu kaku Tapi yah beginilah aku

" Ahyeon!!". Aku menoleh dan mendapati teman seusia ku berjalan mendekat dan memberikan bekal lucu dengan sebotol minuman hangat yang aku yakini pasti susu putih karena bau nya yang menyeruak.

" Kamu masak?". Tanyaku tapi Dinda hanya bergeleng dan pergi menjauh menuju kelasnya yang berada di gedung sebelah

" Dinda!!". Pekik ku pelan tapi dia tidak berbalik bahkan menoleh, kenapa bertindak sesuka nya? Memang dia berpikir aku senang

" Minggir, menuhi jalan aja lu! Aelah kurcaci". Sih ketua IPS datang dengan segala rasa tidak nyaman yang menghantam ketenangan ku, bisa-bisanya dia berkata aku menutupi jalan nya padahal dia bisa melewati celah lain sangat jelas ini bukan tangga dan aku juga tidak berdiri di tengah jadi tidak mungkin menutupi jalan kecil nya itu

" Suara Lo berisik tau gak". Kesal ku dan berlalu pergi meninggalkan orang gila disana

Dengan segala rasa kesal aku berjalan perlahan menuju kelas dengan bekal dan minuman yang Dinda berikan, entah untuk apa ini aku tidak mengerti tapi yasudah lah kebetulan aku melewatkan sarapan pagi ku lagi jadi anggap saja kebaikan Dinda sebagai rezeki mendadak untuk ku pagi ini

" Hey!! Udah pendek songgong pula HAHAHA".   Ku hentikan langkahku dan berbalik menatap ketua IPS dengan tatapan datar bahkan ku rasa dia tidak bisa melihat jika raut wajah ku ramah untuk saat ini

" Coba ulang?'. Ujar ku sambi perlahan melangkah kearah nya yang tersenyum seperti orang bodoh bahkan lebih dari orang bodoh di mata ku

" KURCACI". untung nya sekolah masih sepi jadi teriakannya tidak mengundang banyak perhatian orang-orang, kami saling bertatapan lebih tepatnya saling menantang satu sama lain

" I love that". Ujar ku sambil tersenyum manis " bitch". Jangan lupakan jari tengah yang kuarah kan dihadapan wajahnya yang terdiam kaget " maks--". Orang ini akan mengeluarkan suaranya jadi, aku

Bugh

" Akhhhhh!!". Pekik nya kuat sambil meringis memegang perut akibat pukulan ku

" Bacot!!". Lari adalah keahlian ku untuk menghindar walaupun aku yakin seratus persen dia tidak akan membalas, satu sekolah tau bahwa ketua IPS menyukai ku dan dengan cara bodohnya itu dia berusaha mendekati ku, apa dia fikir aku tertarik? Tentu tidak

Krieeet....

Asik berlari tiba-tiba saja pintu kelas IPA 3 terbuka perlahan-lahan, aku yang sudah berhenti pun menunggu siapa yang akan keluar dari ruangan itu sepagi ini, memang sudah ada murid di dalam kelas

Meowww...

Ingin sekali memaki tapi yasudah lah memang aku saja yang berharap berlebihan pada sebuah pintu, jelas-jelas ini masih terlalu pagi dan mana mungkin ada yang berdiam di dalam kelas pasti semuanya berada di kantin untuk sarapan. Masih dengan langkah santai aku bersenandung kecil menikmati nyanyian yang ku buat sendiri haha, tapi sepertinya memang pagi ini aku terlalu sial karena ketua IPS itu mengikuti ku di belakang dengan langkah besarnya

" Stop!! Gue capek oke". Aku memotong apapun yang akan dia ucapkan

Dia hanya diam tanpa menjawab tapi membuka kan pintu kelas dan berjalan masuk dengan kedua tangan di biarkan terlipat kebelakang, seperti seorang guru pengawas.

" Kelas nya kok bagus ya? IPS gak sebagus ini apa gua pindah aja ya?". Dia bertanya sambil duduk di atas meja milik guru sedangkan aku tidak menghiraukan itu dan duduk tegak di tempat ku sambil membuka bekal pemberian Dinda

WHAT A TROUBLE Where stories live. Discover now