Dear Alvareza, chapter 04

533 91 3
                                    

. . . . . . . . . .

Happy Reading

. . . . . . . . . .






Siang ini aji dan jovian hanya berdiam diri di rooftop sekolahnya. Mereka duduk tanpa ada yang mau memulai pembicaraan, ingin masuk kelas pun percuma. Pasti ujung ujungnya mereka dihukum. Untung saja jovian sudah mengizinkan aji dan dirinya sendiri agar tidak masuk kelas untuk jam ini, dengan alasan menemani aji di UKS.


Jovian berdeham lalu mengambil ponselnya yang sempat bergetar beberapa saat lalu. "nanti pulang sekolah lo bareng kita kita ya ji. Si hares ngajak langsung belajar, sebentar lagi UAS juga. " jovian menjeda kalimatnya sebentar lalu melanjutkannya.

"Langsung ke rumah lo aja bisa gak?. " lanjutnya.

Aji terlihat berpikir sebentar, dengan keenam orang temannya kerumahnya pasti dia tidak akan merasa kesepian lagi. Dengan tanpa keraguan lagi, aji mengangguk dengan antusias. "Tentu aja boleh "

Jovian ikut tersenyum melihat aji mengangguk dengan antusias nya. Sepertinya ia akan sering tersenyum ketika bersama aji. Aji sudah menjadi moodbooster nya entah sedari kapan, namun ia gengsi untuk mengungkapkan bahwa dirinya menyayangi aji sebagai seorang sahabat.

Itulah jovian, memiliki gengsi yang sangat tinggi.












『••✎••』



















Suara montor menggema di pekarangan rumah aji siang menjelang sore hari itu, mahendra dan cecurutnya menepati ucapan mereka untuk belajar bersama aji di rumahnya.

Nathael mengedarkan pandangannya setelah turun dan memarkirkan motornya pada halaman depan aji yang sedikit berantakan, karena aji beberapa hari ini disibukkan dengan sekolahnya yang sebentar lagi UAS Akan dimulai. Ia tak sempat bersih bersih rumah, karena dia hanya tinggal sendirian disini.

Aji turun dari montor jovian dan berjalan terlebih dahulu untuk membukakan pintu untuk teman temannya.

Klekkkk

Pintu bercat coklat tua itu terbuka dan menampakkan ruangan yang biasa disebut ruang tamu. aji menyingkirkan tubuhnya lalu mempersilahkan teman temannya untuk masuk dan duduk di ruang tamu.

"Masuk aja, anggep kaya rumah sendiri. " aji tersenyum menatap teman temannya yang masuk satu persatu kedalam rumahnya.

"Aji , lo tinggal sendirian?. " tanya reihan setelah mendudukkan bokongnya di sofa ruang tamu.

Aji mengangguk lalu izin untuk membuatkan minuman untuk dirinya dan teman temannya.

"Sayang banget, rumah segede ini cuman di tinggalin sama aji doang. Apa dia nggak kesepian?. " cetoleh mahendra sambil menatap sekeliling rumahnya. Yang lainnya mengangguk menyetujui.

"Emang ortu nya aji kemana? Nggak tinggal disini?. " tanya jovian bingung, karena saat mereka semua masuk tak ada orang tua yang menyambut kedatangan anak nya yang baru saja pulang dari sekolahnya.

"Ortu aji udah pisah sejak tiga tahun yang lalu, terus mereka sekarang nikah lagi. Jadinya aji cuman tinggal sendiri di rumah ini. " jelas shaka.

"Anaknya gak diajak gitu? " shaka menggeleng.

Dear Alvareza || Park Jisung (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang