Anak Istimewa (10)

70 18 8
                                    

Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.
.
.
.
.


Rabu malam, sementara keluarga Kwon mengadakan pertunangan secara tertutup di sebuah restoran mewah. Sedangkan keluarga Kang menghabiskan waktu makan malam bersama di kedai kecilnya setelah kedai itu tutup. Hanya makanan sederhana juga yang terhidang di atas meja buatan Kang Daesung, kakak angkat Seungri. Ketiganya duduk bersama di salah satu meja kedai berbentuk bundar.

"Wah, masakanmu selalu enak, Hyung!" puji Seungri sembari memasukan makanan yang disumpitnya ke dalam mulut.

"Makan dulu yang benar baru makan!" kata Daesung.

"Kalian ini jika satu meja selalu meributkan hal kecil," ucap Kang Pyong dengan kepala yang menggeleng kecil, lalu tersenyum.

Seungri tersenyum pada sang ayah dengan pipi gembung penuh makanan. Ketiganya melanjutkan makan lagi meski dengan sedikit hiburan dari Daesung dan Seungri yang adu mulut kecil. Begitulah cara mereka menghabiskan waktu juga berbagi kesenangan. Terkadang tawa pecah di dalam kedai tertutup itu hanya dengan lelucon Seungri. Pemuda ceria yang mampu mencairkan suasana.

"Seungri-ah, bagaimana kuliahmu?" tanya sang ayah.

Seungri memberi jempol pada ayahnya dan berkata, "Semuanya berjalan lancar, Appa. Tugas kuliahku pun selalu selesai. Appa tenang saja."

"Baguslah. Kau harus bisa mewujudkan mimpimu," ucap Kang Pyong.

Mimpi Seungri sangat sederhana. Menjadi seorang pengusaha sukses, menjadikan kedai ayah angkatnya ini lebih besar dan tersebar luas keseluruh penjuru Korea maupun negara lain. Serta lulus kuliah dengan nilai yang memuaskan.

"Tentu saja, Appa! Aku akan buat kedai ini terkenal di seluruh dunia," seru Seungri.

"Mimpimu terlalu tinggi. Hati-hati, bisa jatuh dan rasanya sakit," ujar Daesung dengan acuh seraya mengambil makanan lagi.

"Isshhh, kau harusnya mendukungku, Hyung!" gerutu Seungri dengan bibirnya yang manyun.

"Aku tidak bilang tidak mendukungmu, Adikku Sayang. Aku hanya ingatkan kau untuk jangan terlalu tinggi bermimpi," jelas Daesung lagi, lalu dia mengambilkan telur gulung untuk Seungri. "Makanlah!"

"Ya ya, aku akan ingat itu!" jawab Seungri kemudian memakan telur gulung pemberian Daesung.

"Seungri-ah, apa kau sedang dekat dengan seseorang?" tanya ayahnya.

Seungri berhenti mengunyah dan dia berpikir sejenak. Kemudian dia menggeleng. Namun, Kang Pyong tidak yakin akan hal itu.

"Benar kau tidak sedang dekat dengan seseorang?"

Seungri mengangguk cepat. Seingatnya memang dia hanya dekat dengan Glory, Jennie bahkan Chaerin.

"Kwon Jiyong? Bagaimana dengannya?" tanya ayahnya lagi secara langsung.

"Oh, dia. Hmm ... dia pria yang sangat pendiam, Appa. Berwajah datar dan dingin. Ya, tampan sih!" jawab Seungri sambil cengengesan di akhir kalimatnya. "Kwon Jiyong sangat berbeda dengan kakaknya."

"Jadi, kau menyukai dekanmu itu?" tanya Daesung.

Seungri melempar bola tisu yang bekas dia pakai ke arah Daesung.

"Sembarangan saja! Walau Dong Hyuk Hyung itu tampan dan murah senyum, tapi dia bukan seleraku," ucap Seungri.

"Lalu, yang seperti apa seleramu?" Kang Pyong kembali bertanya.

The Unpredictable Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang