Chapter 11 : What Should I Do?

2.5K 255 132
                                    

tw//suicide, traumatic event, violence (maaf chapter kemarin lupa kasih twnya)

happy reading🫶

☕️🍼☕️

Caramel duduk dengan canggung, pria itu mainkan jari jemarinya sambil pandang ke arah yang berlawanan. Ia ingin berikan privasi kepada kedua kakak beradik disebelahnya.

Ingin langsung pergi dari sana tapi Caramel tak tega tinggalkan Aaron dan Arin yang kini tengah hadapi kesulitan. Jadi Caramel memilih tetap diam, dan mencoba tutup telinganya meski ia dengar semua percakapan kakak beradik tersebut.

"Maafin Arin"

"It's okay, gapapa. Bukan salah Arin, makasih ya udah bantu abang jaga bunda selama ini" ucap Aaron lembut.

"Arin mau pulang sekarang? Abang antar ya?" tanya Aaron sambil tatap wajah Arin yang kini menatapnya memelas sambil menggelengkan kepalanya.

"Gamau, aku mau disini aja. Aku ga mau ninggalin bunda"

"Pulang ya. Istirahat, mau abang yang antar?" tanya Aaron yang kini membuat Arin terdiam.

"Kalau di antar nanti bunda sendirian dong..." ucap Arin pelan.

Caramel yang mendengar pun ikutan berpikir. Jari jemarinya ia mainkan, tatapannya pun ia layangkan ke Aaron yang sedang tatap layar ponselnya.

"Arin pulang sama Jay mau kan? Abang udah minta tolong buat jemput Arin kesini" ucap Aaron kemudian masukkan kembali ponselnya ke saku. Caramel dapat lihat Arin anggukkan kepalanya yang membuat Aaron mengulas senyuman teduh.

Jujur saja, ini pertama kalinya Caramel melihat Aaron seperti ini, ia lihat Aaron yang tampak sangat lembut. Caramel tidak akan mengelak kalau kini jantungnya sangat berisik. Tolong bantu doakan semoga saja pria yang lebih tua tidak mendengar detak jantungnya, ya.

"Oh ya aku lupa, makasih udah peluk aku tadi—?" ucap Arin sambil menoleh tatap Caramel sambil kebingungan karena ia melupakan nama pria yang menemaninya tadi.

"Caramel, nama aku Caramel" ucap Caramel sambil tersenyum kala menyadari kebingungan Arin.

"Makasih banyak ya, Caramel! Ini abang aku, namanya bang Aaron" ujar Arin sambil memperkenalkan sang kakak.

Caramel baru saja ingin menjawab sebelum Aaron terlebih dahulu berujar, "Udah kenal, Caramel ba-nya Havoc, Rin. Dia juga lebih tua dari kamu, jadi panggilnya yang sopan"

Arin menutup mulutnya terkejut lalu tatap Caramel dengan tatapan bersalahnya, "Aduh maaf ya kak, aku udah ga sopan tadi"

Caramel hanya tersenyum manis lalu menggelengkan kepalanya pelan, "Gapapa kok! Kamu kan gatau tadi, jadi ya wajar"

"Makasih banget ya tadi udah nemenin sama peluk aku. Aku mau temenan sama kak Caramel boleh?" ucap Arin dengan antusias yang kemudian buat Caramel terkekeh.

"Boleh, boleh, ayo kita temenan!" jawab Caramel antusias sambil ulurkan tangannya yang kemudian tangannya dijabat oleh tangan yang lebih muda.

"Aku Arin, salam kenal, kak!"

"Aku Caramel, salam kenal juga, Arin!"

Keduanya kemudian tertawa, Aaron yang melihat tersenyum lalu tatap sendu pintu ruangan tempat bundanya sedang ditangani.

"Yeay, aku punya temen baru. Aku boleh ga minta kontak Arin buat chat-chat an nanti?" tanya Caramel dengan manik berbinarnya.

Arin kemudian anggukkan kepalanya cepat, Caramel langsung sodorkan ponselnya kepada Arin. Arin kemudian simpan kontak tersebut di ponsel Caramel dan setelah selesai ia kembalikan ke empunya.

Caramel | SungjakeWhere stories live. Discover now