Sebelum malam panas

22.4K 2K 91
                                    

Kasmaran adalah hal yang menyusahkan, Devran mengalami kesulitan beberapa hari ini.

.
.
.

Zayan tak singgah ke kantor Devran, Ia langsung pulang diantarkan oleh Bimo begitu sampai di kantor suaminya itu.

Devran memiliki rapat dadakan, jadi Ia tak bisa membawa Zayan sekedar berkeliling maupun singgah ke ruangannya.

Zayan pun tak masalah, mungkin lain kali ada kesempatan, Ia juga bisa pergi bersama Ian nanti.

"apa tak masalah jika bapak tidak ikut rapat?"

"tentu, ada yang menggantikan saya nanti."

"oh begitu."

"mau singgah ke suatu tempat?"

"tidak, aku sudah lama meninggalkan ian di rumah, dia akan marah jika aku terlalu lama."

'aku seperti baru mengenalnya.'

"begitukah?"

"ian sudah mulai bisa mengekspresikan perasaannya, apapun yang dirasakan akan Ia sampaikan padaku."

Bimo tersentuh, Ia tau bagaimana awal dari hubungan Devran dan Zayan, untuk sampai ke titik ini merupakan perubahan yang sangat besar.

Bimo masih ingat bagaimana perlakuan Zayan dulu pada Devran dan Ian, apalagi dengan para pekerja yang ada di rumahnya.

"apakah itu merepotkan?"

Zayan terus melakukan kontak mata dengan Bimo, walaupun orang yang ditatap fokus melihat jalanan.

"sama sekali tidak, justru sangat menyenangkan, aku suka mendengarnya mengoceh."

Bimo menoleh sesaat, tampak wajah sumringah dari Zayan, jelas menunjukkan bagaimana antusiasnya Zayan saat menceritakan tentang anaknya.

"aku senang mendengarnya, sudah lama tidak bertemu."

Hening beberapa saat, Bimo fokus melajukan mobilnya.

"kira-kira besok Devran sibuk tidak?"

"tidak juga, besok tidak ada jadwal apapun, tidak datang pun tak apa."

"benarkah?"

"iya, ada apa?"

"hanya ingin menghabiskan waktu berdua saja, aku belum pernah kencan bersamanya."

'jika aku bisa berjalan setelah itu.'

"minta saja padanya untuk libur besok, atau anda ingin saya bantu sampaikan?"

"ah, tidak perlu, dan tolong jangan menggunakan anda saya padaku, terlalu formal."

"baiklah, aku akan mengubahnya."

Zayan menyunggingkan senyumnya.

"jauh lebih baik."

Tak terasa keduanya telah sampai, Zayan meminta Bimo untuk singgah, namun karena keadaan kantor yang sibuk Bimo tak bisa melakukannya.

Zayan masuk ke dalam, Ia pikir Ian sedang bermain atau menonton televisi, taunya ruang tengah kosong tidak ada siapa-siapa.

"kemana orang-orang?"

Zayan ingin mencari ke dapur atau halaman belakang, namun Ia ingin meletakkan barang-barangnya dulu di dalam kamar.

Tadi Zayan sempat membeli beberapa hal di supermarket, untuk persiapan nanti malam.

Sebelum ke bawah, Zayan ingin memeriksa kamarnya yang bukan bersama Devran, nantinya kamar ini akan menjadi kamar Ian, di bawah dijadikan kamar tamu.

Jadi, nanti akan ada dua kamar tamu.

Another Zayan (Hiatus)Where stories live. Discover now