SN 40☀️

1.9K 423 91
                                    

⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR BXB HOMOSEKSUAL LGBT, MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN, CERITA INI JUGA TIDAK DI SARANKAN UNTUK ANAK DIBAWAH UMUR⚠️

Happy reading

" Papi..." Sapa bright.

Chan menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah bright.

" Bicara cepat, saya lelah."

" Ayo jenguk mami, mami mau ketemu papi," ucap bright pelan.

" Saya cape!"

" Sebentar aja, ada hal penting yang mau mami bicarakan." Ucap bright.

" Kamu paham gak kalau saya cap- "

" Sama pacar gak cape ya papi? Mami cuma minta waktu sebentar untuk mendatangani surat." Guman bright.

Chan menaikkan sebelah alisnya lalu berjalan mendekati bright.

" Surat cerai itu apa papi? Kalau surat cerai di tanda tangani mami bisa bebas ya?" Tanya bright dengan wajah polosnya.

Nafas chan tercekat, dia menajamkan pendengarannya saat bright membahas soal cerai.

" Surat cerai?" Gumam chan.

Bright mengangguk cepat lalu tersenyum lebar.

" Iya, ayo ke tempat mami biar mami cepat bebas, kata mami kalau papi tanda tangan, mami bisa bebas!"

Bebas dari ikatan pernikahan, tapi sayang sekali Anak nya itu gak paham.

Deg... Rasanya jantung chan berhenti berdetak. Dia memang merasa hampa, tapi bukan berarti dia mau menceraikan davikah.

" Jangan harap saya mau mendatangani surat sialan itu!"

" Papi..." Lirih bright.

" Sudah lah, saya lelah mau istirahat!"
Chan pergi meninggalkan bright yang masih berdiri di ruang tamu.

" Papi gak sayang mami ya? Papi gak mau mami bebas? Papi tega lihat mami menderita?" Lirih bright di sertai air matanya yang sudah mengalir.

Chan menghentikan langkah nya, baru kali ini dia melihat anaknya itu menangis, bahkan suara tangisan dari anaknya terdengar sangat menyakitkan.

Sudah se dewasa apa anak nya sampai paham hal seperti ini. Jujur dia banyak tertinggal soal pertumbuhan bright.

" Itu bisa aku wakilkan? Aku anak papi kan? Kalau bisa aku yang akan tanda tangan, aku sudah belajar sama bibi maid bagaimana cara tanda tangan yang benar, Walaupun tanda tangan nya gak sempurna tapi aku bisa."

Chan meremas kuat handphone yang dia genggam. Hati nya terasa hancur saat mendengar perkataan anak nya tadi.

" Kalau mami bebas, pasti rasanya sangat menyenangkan, aku jadi punya teman dirumah, aku bisa jalan-jalan sama mami tanpa mengganggu papi dan pacar papi."

" Aku mau di antar sekolah sama mami, seperti teman-teman ku. Mau di buatkan bekal sama mami. Mau dapat kecupan manis setiap masuk ke kelas seperti teman ku yang lain."

SAINGAN [ END ]✓Where stories live. Discover now