Dear Alvareza, chapter 08

420 71 5
                                    

. . . . . . . . .

Happy Reading

. . . . . . . .



















Setelah pulang dari sekolah,niatnya aji dan sahabat sahabatnya langsung menuju rumah aji untuk belajar materi yang akan di ujikan pada UAS yang semakin dekat.

Namun aji teringat dengan perkerjaan nya,ia sempat bingung untuk memilih yang mana, kalau ia tak berangkat berkerja dihari pertamanya, ia jadi tidak enak dengan widya-pemilik cafe. Dan kalau ia tetap memilih untuk berkerja, ia tidak bisa mengatur waktunya untuk belajar.

Berakhir dengan mereka bertujuh berada di cafe tempat aji berkerja untuk belajar bersama sedangkan aji tetap berkerja. Walaupun widya mengizinkannya untuk belajar saja, aji menolak nya dengan sopan.

Ia tetap melayani pelanggan yang datang dan sesekali membantu temannya menjelaskan materi yang tidak temannya mengerti.

"Ajii, ini gimanaa?! " pekik hares hampir frustasi dengan soal latihan bahasa Inggris didepannya. "Gue orang sunda di suruh baca beginian, jurig!. " sambung nya lagi, tangannya hampir saja meremas soal soal di depannya kalau saja reihan tidak menahannya.

Aji menghela napas sabar lalu meminta maaf pada pelanggan yang sekarang sedang memperhatikan meja yang di pesan teman temannya.

Ia berjalan ke meja teman temannya, lebih tepatnya ke kursi hares. "Mana coba? " aji memperhatikan soal yang sedang hares kerjakan.

"Ini maksudnya.. " aji menjelaskan arti dari kata berbahasa Inggris itu dengan pelan dan lembut agar hares dapat mengerti.

Hares mengangguk angguk mengerti , lalu kembali mengerjakan soal soalnya yang masih tersisa banyak.

Mahendra menggeleng dengan tingkah laku hares. "Katanya kalo kuliah lo mau ngambil sastra Inggris, tapi ngerjain gini doang minta tolong aji?. " mahendra terkekeh diakhir kalimatnya.

Hares mendelik mendengar penuturan mahendra yang terkesan meremehkan nya. "Heh, liat aja ya. Gue bakal keterima di sastra Inggris. " ucapnya dengan percaya diri.

"Iyain aja udah , hen. Makin panjang nanti dia sombongnya. " celetuk reihan.

Sedangkan aji hanya menyimak keributan teman temannya ini yang terasa begitu hangat.

"Aji! "

Aji langsung menengok ke belakang saat merasa namanya di panggil dari meja kasir. Ia segera berjalan ke arah teman barunya yang bertugas di kasir. Arin.

"Iya,rin " ujar aji saat sudah berasa di depan meja kasir.

Arin tersenyum lalu memberikan pesanan pelanggan beserta buku bill. "Nih, anterin ke meja nomor lima. " aji mengangguk lalu kembali melakukan pekerjaannya.

"Permisi, ini pesanannya tuan. " senyum aji seketika memudar ketika melihat siapa yang berada di depannya ini.

"Aji? Loh, lo kerja sekarang?. " orang itu terkekeh sinis di akhir kalimat nya.

Renan fahmi andrian, sepupu dari pihak ayah yang selalu mengganggu nya sejak kecil. Ia dan renan sudah dipisahkan selama Beberapa tahun membuat aji bisa hidup sedikit tenang karena tidak ada yang mengganggu nya lagi, tapi sekarang malah dipertemukan lagi untuk kedua kalinya.

Dear Alvareza || Park Jisung (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang