Prolog

4 1 0
                                    

Tahukah dirimu akan bengisnya bentala?. Sejatinya bentala tempat kita berpijak adalah tempat yang membunuh. Bentala itu tidak selamanya indah.Bagi beberapa ingsan, bentala adalah tombak runcing yang menusuk inti jiwa.Luas bentala tak seberapa dengan luasnya lara sang ingsan yang dibunuhnya.

"Selamat Ulang Tahun." Sebuah kata yang ingin aku dengar dari semua orang. Namun nyatanya aku tak dapat mendengar kata itu.Setidaknya aku ingin dengar kata itu dari kakak terkasihku, Dierja Sam Soedrajat. Sudah tiga tahun hidupku ditimpa sengsara. Bagian paling sengsara ialah aku hidup sengsara tanpa rangkulan dari kakak.

Wanita paruh baya sedang sibuk mencuci piring dengan air mata nestapa.Sedang pria bodoh yang  hidupnya hanya menggali dosa itu merebahkan diri pada sofa yang sudah tak berbentuk.Pria berbau arak murahan yang hari harinya hanya berjudi dan memerintah.Aku sudah muak, ia berpikir lelaki harus dihormati, nyatanya lebih baik mencium kaki anjing daripada harus menghormatinya.

"MARTA!!! AMBILKANN ARAK!!." Lagi, sudah 5 botol minuman haram ia teguk.

"Sudahi ini semua, bekerjalah. Atau setidaknya mencuri saja beras dipasar." Ucap ibuku dengan mata sembab.

"ISTRI BODOH!! MENYURUH SUAMIMU MENCURI?."

"Jika sama sama kriminal mengapa tidak? Lebih baik mencuri daripada berjudi bukan?.Jika diringkus polisi, lebih baik saat mencuri untuk menghidupi keluargamu bukan saat berjudi membawa keluargamu ke lubang neraka dunia!."

"ALAAHH KAU INI BANYAK BICARA. WANITA TAK BOLEH BICARA!. WANITA ITU SUDAH KODRAT UNTUK DIAM DAN MEMATUHI PRIA!."

"MEMATUHI PRIAA? PRIA SEPERTIMU?. LEBIH BAIK AKU....."

PLAK.... 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 23 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Selamat Meng(ulang) TahunWhere stories live. Discover now