Chapter 3

301 15 5
                                    

Blaze nyernyitin alisnya bingung "Aku minum bekas mu? Ogah!" Tolak Blaze dengan nada yang terdengar ketus, terus bersedekap dada sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Minum, atau saya akan adukan kepada bos kamu bahwa kamu tidak bersikap baik dan ramah kepada saya?" Ice mengancam dan itu bikin Blaze makin kesel dibuatnya.

Dengan rasa kesal Blaze mengambil gelas yang sudah tercampur obat di dalamnya,terys di minum sekali tegukan, dia sama sekali tidak curiga.

Tak!

Gelasnya diletakin agak keras, menatap Tajam, sebab Blaze terpaksa mau disuruh sama om-om awet muda didepannya itu. kalau tidak nurut bisa-bisa kena omel bosnya nanti.

Ice menyunggingkan senyuman miring, melihat muka Blaze yang seperti menahan emosi

"Good job" Ice juga ikutan menghabiskan minuman barunya. (kerja bagus)

"Udah kan? Berarti kita selesai" Blaze memastikan kalau Ice tidak mau minum lagi. Dan tugas melayani nya beres.

Ice bertopang dagu, satu tangannya lagi diangkat terus goyangi jari telunjuknya "No no no, kata siapa? Permainan baru akan segera di mulai sebentar lagi"

Ice berdiri dan mendekati wajahnya ke telinga Blaze lalu berbisik "Bersiaplah, My boy~"

Warning !!! 🔞🍋


Mata Blaze kembali melotot dan refleks mendorong bahu Ice menjauh "Apa kamu bilang?!" Blaze sedikit meninggikan suaranya, untung saja tidak ada orang yang memperhatikan mereka karena suara musik DJ yang cukup besar.

Nafas Blaze mulai memburu, kesal udah pasti, tapi bukan karena itu, ada sesuatu aneh yang mulai terjadi dalam dirinya.

Blaze terdiam buat memastikan perasaan apa yang sedang bergejolak dalam tubuhnya yang lama-lama terasa panas!

"Bentar,kok kek ada yang aneh yah?" batin Blaze, kini keringat dingin mulai keluar dari keningnya, lalu merambat keseluruh tubuhnya.

Deg deg deg

Blaze memegang dadanya, kinerja jantungnya dua kali lipat lebih cepat dari biasanya.

Blaze seolah mengerti akan kondisinya ini, dan akhirnya dia menyadarinya "Bangsat! Kau memasukkan apa kedalam minuman itu HAH?!" Maki Blaze kepada Ice yang hanya menunjukkan wajah tanpa dosa.

Cairan Obatnya bekerja, hanya perlu waktu satu menit saja tubuh Blaze sudah mulai menampakkan gejalanya.

"Like or Not hm?" (suka atau tidak hm?) Ice menaik turunkan Alisnya, dia malah menggoda Blaze.

Nafas Blaze semakin memburu, Blaze benar-benar kegerahan,bajunya mulai basah oleh keringat yang terus keluar dari badanya.

"Fuck You! dammit" Setelah mengumpat Ice, Blaze buru-buru pergi ke toilet yang ada di bar itu.

Meninggalkan Ice yang malah semakin tersenyum puas, lalu menyusulnya dengan langkah santai, kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celannya.

 Dia juga sempet menyapa beberapa cewek seksi disana dengan membelai kedau dada nya, Ice hanya memastikan dan mencoba menghilangkan kecurigaan kepadanya.

Dibalik toilet Blaze memutar keran wastafel terburu-buru, menatap pantulan wajah basahnya di cermin, lalu menepuk-nepuk pipinya kuat beberapa kali.

Tapi tetap saja, rasa terangsangnya itu tidak hilang.Malah semakin menjadi-jadi, dai butuh seseorang untuk membantunya menuntaskan hasrat nya! tapi siapa? Cewej mana mungkin! Blaze  merada dia yang harus dipuasin saat ini?!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

From Hate to Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang