🌹 Different Nami 🌹

149 12 2
                                    

(灬º‿º灬)♡

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

(灬º‿º灬)♡

Nami terbangun saat merasakan cahaya masuk ke matanya. Apa ini? batinnya setengah sadar. Dia merasa begitu nyaman tertidur di atas benda yang begitu empuk.

"Tunggu!" pekik Nami terlonjak kaget. "Dimana aku?"

Disapunya seluruh ruangan itu dengan pandangannya. Sebuah kamar yang begitu besar dengan fasilitas mewah. Dia belum pernah tidur di tempat semewah ini sebelumnya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, pakaiannya kini sudah berganti menjadi pakaian sehari-hari yang terbuat dari sutra. Nyaman sekali saat dipakai. Bukan pakaian pelayan seperti di restoran tempatnya bekerja.

"Apa yang sudah dilakukannya padaku?" gumam Nami seraya memeluk lutut. "Seingatku, aku tertidur di ruang VIP restoran kemarin. Dia memelukku." Nami mencoba mengingat.

"Tunggu sebentar. Restoran? Jam berapa sekarang?" pekiknya tiba-tiba tersadar. Dia ada shift pagi hari ini. Dilihatnya jam dinding yang tergantung di atas lemari putih yang cukup besar sudah menunjukkan pukul 10:17.

"Mati aku. Dia benar-benar akan memecatku kali ini," Nami membulatkan matanya.

Dia segera berlari menuju pintu dan membukanya. Lalu sedikit terkejut dengan kemunculan seorang wanita berambut hitam panjang di depan pintu.

"Ara... Kau sudah bangun? Sepertinya tidurmu sangat nyenyak," ucap wanita itu tersenyum. Manis sekali.

"Siapa kau?" tanya Nami sedikit panik.

"Nico Robin. Kau boleh memanggilku Robin," jawabnya ramah.

"Dan... Dimana aku? Kenapa bajuku sudah berganti? Apa yang terjadi padaku kemarin malam?" tanya Nami bertubi-tubi.

"Nami, tenanglah. Luffy yang membawamu kemari. Dan ini rumahku. Lalu yang mengganti bajumu itu aku. Jadi kau tidak perlu panik begitu."

"Tunggu. Luffy?"

"Ya. Aku temannnya Luffy. Dia bilang mungkin lebih baik kau menginap di sini daripada di rumahnya," jelas Robin.

"Begitu ya?" Nami mulai tenang. "Oh ya. Aku harus pergi. Aku masuk kerja pagi ini."

"Sebaiknya jangan memaksakan dirimu. Kemarin malam kau sedikit demam. Tidak baik jika memaksakan diri begitu. Kalau kau mau, aku akan mengizinkanmu ke tempat kerjamu."

"Kau tidak mengerti. Manajerku itu bukan orang yang bisa diajak kompromi."

"Tapi setidaknya-"

Be My Girl [✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora