Kakak Adik (14)

68 20 13
                                    

Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.
.
.
.
.

Nine One Hannam Penthouse menjadi tempat tinggal pribadi Jiyong selain ruma keluarganya sendiri. Dia akan menghabiskan waktu di penthouse tersebut jika pikirannya sedang mumet, perasaannya sedang tidak tenang. Hanya di tempat ini dia bisa merasa damai tanpa ada gangguang dari san ayah atau siapapun, juga hanya satu orang yang biasa mendatangi penthouse itu selain dirinya, yaitu si sulung Dong Hyuk.

Jiyong memiliki penthouse ini juga karena peninggalan sang ibu. Maka biaya perawatan yang tidak sedikit pun Jiyong yang mengeluarkan uang dari hasilnya mendesain untuk PMO Fashion. Akan tetapi, itupun sang kakak turut membantunya. Merek tak ingin kehilangan hal terpenting dari sang ibu, terutama Jiyong.

Jadi, di sinilah anak kedua dari Kwon itu berada. Berdiam diri di balkon penthouse dengan menikmati sebotol soju dan sebatang rokok yang terselip di antara jari telunjuk dan tengahnya yang sedang menyala. Ingatkan Jiyong untuk tidak minum banyak, karena sebenarnya tubuh pemuda itu tidak bisa mentolerir alkohol. Di dekatnya ada sebuah meja bundar kecil dengan asbak rokok dan buku catatan yang biasa Jiyong pakai untuk menulis sebuah lagu.

Pemuda ini terlihat sedang gelisah dan tertekan, itu yang nampak dipenglihatan Dong Hyuk. Sang kakak telah selesai mandi saat Jiyong sedang berdiam diri di balkon. Mungkin sebagian besar mereka yang melihat anak kedua Kwon ini begitu tenang dan pendiam bukanlah orang yang nakal ataupun badung. Selalu menjadi contoh dan panutan atas sikap kesopanan yang dimiliki Jiyong.

Nyatanya apa yang terlihat belum tentu sebenarnya. Jiyong merokok hanya karena dia sedang dalam keadaan tertekan atau tidak bisa meluapkan emosinya dan jika sudah begini Dong Hyuk yang akan menemaninya. Meskipun keduanya hanya menghabiskan waktu dengan berdiam diri. Setidaknya dia menghindari sang adik dari niatan bunuh diri. Pikiran jelek dari sang kakak kala adiknya sedang terpuruk.

"Menulis lagu lagi?"

Dong Hyuk menghampiri Jiyong yang sedang menghisap rokoknya dan melihat buku catatan yang berisi sebuah lagu yang disinyalir judulnya adalah 'In My World'. Entah lagu itu berisi tentang dirinya atau ditujukan untuk seseorang yang sedang mengobrak-abrik perasaan adiknya itu.

Jiyong menoleh ke sisi kiri kakaknya yang sedang melihat isi buku catatannya.

"Mn," jawabnya.

"Untuk seseorang?" tebak Dong Hyuk dan itu membuat Jiyong diam seribu bahasa dengan wajah merona. Dong Hyuk tersenyum karena tebakannya benar.

"Minji?"

Jiyong langsung memberi kakaknya tatapan mematikan. "Bukan!"

"Ahh, kukira Minji, secara dia calon istrimu," goda Dong Hyuk sambil menahan tawa.

"Bukan dia. Aku tidak menyukainya," jawab Jiyong dengan mematikan puntung rokoknya.

"Lalu? Apa pemuda yang tadi dihina oleh Minji?"

Keterdiaman Jiyong sebagai jawaban 'iya' untuk Dong Hyuk.

The Unpredictable Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang